Lompat ke isi

Siklus menstruasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Fase sekretoris: tambahan terjemahan
Baris 14: Baris 14:


== Siklus dan fase ==
== Siklus dan fase ==
Siklus menstrual meliputi siklus ovarian dan siklus uterin. Siklus ovarian menggambarkan perubahan yang terjadi pada [[Folikel indung telur|folikel]] [[Ovarium|indung telur]]<ref>{{Cite book|last=Richards|first=JoAnne S.|date=2018|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0083672918300098|title=Vitamins and Hormones|publisher=Elsevier|isbn=978-0-12-814359-9|volume=107|pages=1–25|language=en|doi=10.1016/bs.vh.2018.01.009}}</ref> sementara siklus uterin menggambarkan perubahan yang terjadi pada [[Endometrium|lapisan endometrial]] rahim. Kedua siklus terbagi menjadi beberapa tahap. Siklus ovarian terdiri atas fase folikular dan luteal sedangkan siklus uterin terdiri atas fase menstruasi, proliferatif, dan sekretoris.<ref name=":1">{{Cite book|last=Tortora|first=Gerard J.|date=2017|url=https://www.worldcat.org/oclc/990424568|title=Tortora's principles of anatomy & physiology|location=Hoboken, NJ|isbn=978-1-119-38292-8|edition=15th edition, Global edition|others=Bryan Derrickson, Gerard J. Tortora, Gerard J. Tortora|oclc=990424568}}</ref> Silus menstrual diatur oleh [[hipotalamus]] dan [[Hipofisis|kelenjar pituitari]] dalam otak. Hipotalamus melepaskan [[Gonadotropin releasing hormone|hormon pelepas gonadotropin]] (''gonadotropin-releasing hormone'' [GnRH]), yang memicu kelenjar pituitari anterior agar melepaskan FSH dan ''[[Hormon pelutein|luteinizing hormone]]'' (LH). Sebelum [[pubertas]], GnRH dilepaskan dalam baik jumlah rendah maupun kecepatan yang stabil. Setelah pubertas, GnRH dilepaskan dalam giliran-giliran yang besar; frekuensi dan besarnya pelepasan itu menentukan seberapa banyak FSH dan LH yang dihasilkan oleh pituitari.<ref>{{Cite book|date=2020|url=https://www.worldcat.org/oclc/1121130010|title=Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health|location=Abingdon, Oxon|isbn=978-1-351-03562-0|others=Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz|oclc=1121130010}}</ref>
Siklus menstrual meliputi siklus ovarian dan siklus uterin. Siklus ovarian menggambarkan perubahan yang terjadi pada [[Folikel indung telur|folikel]] [[Ovarium|indung telur]]<ref>{{Cite book|last=Richards|first=JoAnne S.|date=2018|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0083672918300098|title=Vitamins and Hormones|publisher=Elsevier|isbn=978-0-12-814359-9|volume=107|pages=1–25|language=en|doi=10.1016/bs.vh.2018.01.009}}</ref> sementara siklus uterin menggambarkan perubahan yang terjadi pada [[Endometrium|lapisan endometrial]] rahim. Kedua siklus terbagi menjadi beberapa tahap. Siklus ovarian terdiri atas fase folikular dan luteal sedangkan siklus uterin terdiri atas fase menstruasi, proliferatif, dan sekretoris.<ref name=":1">{{Cite book|last=Tortora|first=Gerard J.|date=2017|url=https://www.worldcat.org/oclc/990424568|title=Tortora's principles of anatomy & physiology|location=Hoboken, NJ|isbn=978-1-119-38292-8|edition=15th edition, Global edition|others=Bryan Derrickson, Gerard J. Tortora, Gerard J. Tortora|oclc=990424568}}</ref> Silus menstrual diatur oleh [[hipotalamus]] dan [[Hipofisis|kelenjar pituitari]] dalam otak. Hipotalamus melepaskan [[Gonadotropin releasing hormone|hormon pelepas gonadotropin]] (''gonadotropin-releasing hormone'' [GnRH]), yang memicu kelenjar pituitari anterior agar melepaskan FSH dan ''[[Hormon pelutein|luteinizing hormone]]'' (LH). Sebelum [[pubertas]], GnRH dilepaskan dalam baik jumlah rendah maupun kecepatan yang stabil. Setelah pubertas, GnRH dilepaskan dalam giliran-giliran yang besar; frekuensi dan besarnya pelepasan itu menentukan seberapa banyak FSH dan LH yang dihasilkan oleh pituitari.<ref name=":10">{{Cite book|date=2020|url=https://www.worldcat.org/oclc/1121130010|title=Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health|location=Abingdon, Oxon|isbn=978-1-351-03562-0|others=Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz|oclc=1121130010}}</ref>


Dihitung dari hari pertama satu periode menstruasi ke hari pertama periode menstruasi berikutnya, lama siklus menstrual beragam dengan [[Median|nilai tengah]] 28 hari.<ref name=":0">{{Cite book|last=Reed|first=Beverly G.|last2=Carr|first2=Bruce R.|date=2000|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279054/|title=Endotext|location=South Dartmouth (MA)|publisher=MDText.com, Inc.|editor-last=Feingold|editor-first=Kenneth R.|pmid=25905282|editor-last2=Anawalt|editor-first2=Bradley|editor-last3=Boyce|editor-first3=Alison|editor-last4=Chrousos|editor-first4=George|editor-last5=de Herder|editor-first5=Wouter W.|editor-last6=Dhatariya|editor-first6=Ketan|editor-last7=Dungan|editor-first7=Kathleen|editor-last8=Grossman|editor-first8=Ashley|editor-last9=Hershman|editor-first9=Jerome M.}}</ref> Siklus ini sering kali tidak berjalan reguler pada awal dan akhir masa reproduktif perempuan.<ref name=":0" /> Pada masa pubertas, tubuh anak mulai berkembang menjadi dewasa, mampu [[Reproduksi seksual|bereproduksi seksual]]; haid pertama ([[menarke]]) terjadi pada sekitar usia 12 tahun dan haid akan terjadi berulang selama 30-45 tahun.<ref>{{Cite book|date=2020|url=https://www.worldcat.org/oclc/1121130010|title=Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health|location=Abingdon, Oxon|isbn=978-1-351-03562-0|others=Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz|oclc=1121130010}}</ref><ref>{{Cite book|last=Lacroix|first=Amy E.|last2=Gondal|first2=Hurria|last3=Langaker|first3=Michelle D.|date=2021|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470216/|title=StatPearls|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=29261991}}</ref>
Dihitung dari hari pertama satu periode menstruasi ke hari pertama periode menstruasi berikutnya, lama siklus menstrual beragam dengan [[Median|nilai tengah]] 28 hari.<ref name=":0">{{Cite book|last=Reed|first=Beverly G.|last2=Carr|first2=Bruce R.|date=2000|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279054/|title=Endotext|location=South Dartmouth (MA)|publisher=MDText.com, Inc.|editor-last=Feingold|editor-first=Kenneth R.|pmid=25905282|editor-last2=Anawalt|editor-first2=Bradley|editor-last3=Boyce|editor-first3=Alison|editor-last4=Chrousos|editor-first4=George|editor-last5=de Herder|editor-first5=Wouter W.|editor-last6=Dhatariya|editor-first6=Ketan|editor-last7=Dungan|editor-first7=Kathleen|editor-last8=Grossman|editor-first8=Ashley|editor-last9=Hershman|editor-first9=Jerome M.}}</ref> Siklus ini sering kali tidak berjalan reguler pada awal dan akhir masa reproduktif perempuan.<ref name=":0" /> Pada masa pubertas, tubuh anak mulai berkembang menjadi dewasa, mampu [[Reproduksi seksual|bereproduksi seksual]]; haid pertama ([[menarke]]) terjadi pada sekitar usia 12 tahun dan haid akan terjadi berulang selama 30-45 tahun.<ref>{{Cite book|date=2020|url=https://www.worldcat.org/oclc/1121130010|title=Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health|location=Abingdon, Oxon|isbn=978-1-351-03562-0|others=Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz|oclc=1121130010}}</ref><ref>{{Cite book|last=Lacroix|first=Amy E.|last2=Gondal|first2=Hurria|last3=Langaker|first3=Michelle D.|date=2021|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470216/|title=StatPearls|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=29261991}}</ref>
Baris 65: Baris 65:


Jika kehamilan tidak terjadi, siklus ovarian dan uterin kembali dimulai dari awal.<ref name=":1" />
Jika kehamilan tidak terjadi, siklus ovarian dan uterin kembali dimulai dari awal.<ref name=":1" />

== Siklus anovulatoris dan fase luteal pendek ==
Hanya dua per tiga siklus menstrual yang benar-benar normal bersifat ovulatoris, yaitu melewati tahap ovulasi.<ref name=":10" /> Sepertiga sisanya tidak melewati fase ovulasi atau memiliki fase luteal yang pendek (kurang dari sepuluh hari)<ref name=":11">{{Cite book|date=2020|url=https://www.worldcat.org/oclc/1142875818|title=Endocrinology of physical activity and sport|location=Cham, Switzerland|isbn=3-030-33376-0|edition=Third edition|others=Anthony C. Hackney, Naama W. Constantini|oclc=1142875818}}</ref> sehingga produksi progesteron tidak cukup menunjang fungsi tubuh dan kesuburan yang normal.<ref name=":10" /> Siklus yang tidak melewati fase ovulasi ([[anovulasi]]) umum terjadi pada anak perempuan yang baru saja mulai mengalami menstruasi atau perempuan di sekitar masa menopaus. Pada dua tahun pertama setelah menarke, ovulasi tidak terjadi pada sekitar separuh siklus yang terjadi. Lima tahun setelah menarke, ovulasi terjadi pada sekitar 75% siklus dan, pada tahun-tahun berikutnya, 80% siklus.<ref>{{Cite journal|last=Elmaoğulları|first=Selin|last2=Aycan|first2=Zeyra|date=2018-07-31|title=Abnormal Uterine Bleeding in Adolescents|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29537383|journal=Journal of Clinical Research in Pediatric Endocrinology|volume=10|issue=3|pages=191–197|doi=10.4274/jcrpe.0014|issn=1308-5735|pmc=6083466|pmid=29537383}}</ref> Siklus anovulatoris sering kali sangat mirip dengan siklus ovulatoris normal.<ref name=":10" /> Perubahan keseimbangan hormon dapat menyebabkan anovulasi. Stres, kecemasan, dan [[gangguan makan]] dapat menurunkan kadar GnRH dan mengganggu siklus menstrual. Anovulasi jangka panjang terjadi pada 6-15% perempuan selama masa reproduktifnya. Pada sekitar menopaus, kemunduran umpan balik hormon menyebabkan siklus anovulatoris. Walaupun anovulasi bukan penyakit, ia bisa menjadi tanda kondisi yang melatarbelakangi, misalnya [[sindrom ovarium polikistik]] (''polycyctic ovary syndrome'' [PCOS]).<ref>{{Cite journal|date=2021-07-19|title=Anovulation: Background, Pathophysiology, Epidemiology|url=https://emedicine.medscape.com/article/253190-overview}}</ref> Siklus anovulatoris atau fase luteal pendek normal terjadi pada perempuan yang stres atau atlet yang menjalani latihan lebih intensif. Perubahan ini dapat kembali normal jika yang menyebabkan stres menghilang atau atlet beradaptasi terhadap latihan itu.<ref name=":11" />

== Kesehatan menstrual ==
Walaupun peristiwa ini adalah proses yang normal dan alami,<ref name=":10" /> sebagian perempuan mengalami masalah yang cukup mengganggu keseharian karena siklus menstrual.<ref name=":12">{{Cite book|last=Gudipally|first=Pratyusha R.|last2=Sharma|first2=Gyanendra K.|date=2021|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560698/|title=Premenstrual Syndrome|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=32809533}}</ref> Hal ini mencakup [[jerawat]], payudara yang lunak, kelelahan, dan [[Sindrom prahaid|sindrom pramenstrual]] (''premenstrual syndrome'' [PMS]).<ref name=":12" /><ref>{{Cite journal|last=Ferries-Rowe|first=Elizabeth|last2=Corey|first2=Elizabeth|last3=Archer|first3=Johanna S.|date=2020-11|title=Primary Dysmenorrhea: Diagnosis and Therapy|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33030880|journal=Obstetrics and Gynecology|volume=136|issue=5|pages=1047–1058|doi=10.1097/AOG.0000000000004096|issn=1873-233X|pmid=33030880}}</ref> Masalah lebih berat seperti [[gangguan disforik pramenstrual]] dialami oleh 3-8% perempuan.<ref name=":0" /><ref>{{Cite journal|last=Appleton|first=Sarah M.|date=2018-03|title=Premenstrual Syndrome: Evidence-based Evaluation and Treatment|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29298169|journal=Clinical Obstetrics and Gynecology|volume=61|issue=1|pages=52–61|doi=10.1097/GRF.0000000000000339|issn=1532-5520|pmid=29298169}}</ref> [[Dismenore|Dismenorea]] atau "nyeri haid"<ref>{{Cite book|last=Nagy|first=Hassan|last2=Khan|first2=Moien AB|date=2021|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560834/|title=Dysmenorrhea|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=32809669}}</ref> dapat menyebabkan [[keram]] perut, punggung, atau paha bagian atas selama beberapa hari pertama menstruasi.<ref>{{Cite journal|last=Baker|first=Fiona C.|last2=Lee|first2=Kathryn Aldrich|date=2018-09|title=Menstrual Cycle Effects on Sleep|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30098748|journal=Sleep Medicine Clinics|volume=13|issue=3|pages=283–294|doi=10.1016/j.jsmc.2018.04.002|issn=1556-4088|pmid=30098748}}</ref> Nyeri haid yang membuat penderita tidak berdaya termasuk tidak normal dan dapat menjadi tanda kondisi berat seperti [[endometriosis]].<ref>{{Cite journal|last=Maddern|first=Jessica|last2=Grundy|first2=Luke|last3=Castro|first3=Joel|last4=Brierley|first4=Stuart M.|date=2020|title=Pain in Endometriosis|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33132854|journal=Frontiers in Cellular Neuroscience|volume=14|pages=590823|doi=10.3389/fncel.2020.590823|issn=1662-5102|pmc=7573391|pmid=33132854}}</ref> Masalah-masalah ini dapat sangat berdampak bagi kesehatan dan kualitas hidup perempuan; intervensi yang tepat waktu dapat memperbaiki kehidupan perempuan yang mengalaminya.<ref>{{Cite journal|last=Matteson|first=Kristen A.|last2=Zaluski|first2=Kate M.|date=2019-09|title=Menstrual Health as a Part of Preventive Health Care|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31378287|journal=Obstetrics and Gynecology Clinics of North America|volume=46|issue=3|pages=441–453|doi=10.1016/j.ogc.2019.04.004|issn=1558-0474|pmid=31378287}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 25 Juli 2021 04.22

Figur yang menunjukkan proses siklus menstrual dan hormen-hormon berbeda yang berkontribusi terhadapnya.

Siklus menstrual adalah rangkaian perubahan alami reguler yang terjadi pada sistem reproduksi perempuan (khususnya rahim dan indung telur) yang memungkinkan terjadinya kehamilan.[1][2] Siklus ovarian mengatur produksi beserta pelepasan sel telur dan pelepasan teratur estrogen dan progesteron. Siklus uterin mengatur persiapan dan pemeliharaan lapisan rahim dalam menerima telur yang telah dibuahi dan untuk kehamilan.[1] Kedua siklus tersebut terjadi bersamaan dan terkoordinasi, biasanya berlangsung selama 21-35 hari pada perempuan dewasa, dengan nilai tengah 28 hari, dan terjadi selama sekitar 30-45 tahun.

Siklus digerakkan oleh hormon yang dibentuk tubuh secara alami; kenaikan dan penurunan bersiklus follicle stimulating hormone (FSH) memacu produksi dan pertumbuhan oosit (sel telur yang belum matang). Hormon estrogen menstimulasi lapisan rahim agar menebal untuk menampung embrio setelah pembuahan. Pasokan darah, pada lapisan rahim (endometrium) yang menebal, menyediakan nutrisi bagi embrio yang berhasil tertanam. Jika implantasi embrio tidak terjadi, lapisan rahim terurai dan darah tidak tertampung lagi. Karena kadar progesteron yang menurun, menstruasi (haid) tampak dengan adanya pelepasan lapisan rahim, tanda bahwa kehamilan tidak terjadi.

Setiap siklus terjadi dalam tahapan yang berdasar pada peristiwa di indung telur (siklus ovarian) atau rahim (siklus uterin). Siklus ovarian terdiri atas tahap folikular, ovulasi, dan luteal; siklus uterin terdiri atas fase menstrual, proliferatif, dan sekretoris. Hari pertama siklus menstrual adalah hari pertama haid, yang mana haid itu sendiri biasa berlangsung selama lima hari. Pada sekitar hari keempat belas, sel telur biasanya dilepaskan dari indung telur. Menarke (onset haid pertama) biasanya terjadi pada usia 12 tahun.

Siklus menstrual dapat menyebabkan sebagian perempuan mengalami gangguan dalam kesehariannya. Mereka dapat menderita keram, melunaknya payudara, kelelahan, dan sindrom pramenstrual (PMS). Masalah lebih parah seperti gangguan disforik pramenstrual dapat terjadi pada 3-8% perempuan. Siklus menstrual dapat dipengaruhi oleh zat pengontrol kelahiran (kontrasepsi) hormonal.

Siklus dan fase

Siklus menstrual meliputi siklus ovarian dan siklus uterin. Siklus ovarian menggambarkan perubahan yang terjadi pada folikel indung telur[3] sementara siklus uterin menggambarkan perubahan yang terjadi pada lapisan endometrial rahim. Kedua siklus terbagi menjadi beberapa tahap. Siklus ovarian terdiri atas fase folikular dan luteal sedangkan siklus uterin terdiri atas fase menstruasi, proliferatif, dan sekretoris.[4] Silus menstrual diatur oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari dalam otak. Hipotalamus melepaskan hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone [GnRH]), yang memicu kelenjar pituitari anterior agar melepaskan FSH dan luteinizing hormone (LH). Sebelum pubertas, GnRH dilepaskan dalam baik jumlah rendah maupun kecepatan yang stabil. Setelah pubertas, GnRH dilepaskan dalam giliran-giliran yang besar; frekuensi dan besarnya pelepasan itu menentukan seberapa banyak FSH dan LH yang dihasilkan oleh pituitari.[5]

Dihitung dari hari pertama satu periode menstruasi ke hari pertama periode menstruasi berikutnya, lama siklus menstrual beragam dengan nilai tengah 28 hari.[6] Siklus ini sering kali tidak berjalan reguler pada awal dan akhir masa reproduktif perempuan.[6] Pada masa pubertas, tubuh anak mulai berkembang menjadi dewasa, mampu bereproduksi seksual; haid pertama (menarke) terjadi pada sekitar usia 12 tahun dan haid akan terjadi berulang selama 30-45 tahun.[7][8]

Siklus ovarian

Setelah menarke dan sebelum menopaus, indung telur manusia selalu berada dalam fase luteal atau folikular dalam siklus menstrual pada setiap bulan.[9] Estrogen, yang jumlahnya meningkat bertahap pada fase folikuler, menstimulasi aliran darah agar berhenti dan lapisan uterin agar menebal. Folikel indung telur mulai berkembang di bawah pengaruh permainan hormon yang rumit; setelah beberapa hari, satu, atau terkadang dua, folikel menjadi dominan sementara folikel yang tidak dominan menyusut dan mati. Pada pertengahan siklus, sekitar 10-12 jam setelah LH memuncak,[6] folikel yang dominan melepaskan oosit; peristiwa ini disebut ovulasi.[10]

Setelah ovulasi, oosit bertahan selama 24 jam atau kurang tanpa pembuahan[4] sementara bekas folikel dominan dalam indung telur menjadi korpus luteum -- struktur yang utamanya memproduksi sejumlah besar hormon progesteron.[4] Atas pengaruh progesteron, lapisan rahim mengalami perubahan dalam mempersiapkan diri untuk penanaman embrio, memulai kehamilan. Ketebalan endometrium terus meningkat dengan bertambahnya jumlah estrogen, yang dilepaskan oleh folikel antral (folikel indung telur yang matang) ke peredaran darah. Puncak kadar estrogen terjadi pada sekitar hari ketiga belas siklus dan bersamaan dengan ovulasi. Jika implantasi tidak terjadi dalam dua pekan, korpus luteum rusak menjadi korpus albikans, yang tidak memproduksi hormon, menyebabkan jatuhnya baik kadar progesteron maupun estrogen. Peristiwa ini menyebabkan rahim melepaskan lapisannya saat haid; pada sekitar saat itu juga, kadar estrogen menjadi serendah-rendahnya.[4]

Dalam siklus menstrual sel telur, siklus ovarian dan uterin terjadi bersamaan dan terkoordinasi, berlangsung selama 21-35 hari pada perempuan dewasa dengan rerata 27-29 hari pada populasi tersebut.[11] Meskipun rerata lama siklus menstrual manusia mendekati siklus bulan, hubungan sebab-akibat antara keduanya tidak ditemukan.[12]

Fase folikuler

Indung telur menampung sel punca telur, sel granulosa, dan sel teka yang terbatas; mereka bersama-sama membentuk folikel primordial.[12] Pada sekitar pekan kedua puluh kehamilan, janin memiliki sekitar tujuh juta sel telur yang belum matang dalam indung telur. Mereka berkurang menjadi sekitar dua juta ketika bayi perempuan terlahir, dan menjadi 300.000 ketika remaja mengalami haid pertama kali. Biasanya, satu sel telur menjadi matang dan dilepaskan ketika ovulasi pada setiap bulan setelah menarke. [13] Dimulai saat pubertas, bakal sel telur berkembang menjadi folikel primer, terlepas dari siklus menstrual.[14] Sel telur menjadi matang melalui oogenesis yang mana hanya satu sel bertahan melalui pembelahan dan kemudian terbuahi. Sel lain yang melewati pembelahan rusak menjadi badan polar, tidak bisa terbuahi.[15] Fase folikuler adalah paruh pertama siklus ovarian dan diakhiri dengan penyempurnaan folikel antral.[9] Pembelahan sel (miosis) selesai hanya jika folikel antral terbentuk. Dalam fase ini, biasanya hanya satu folikel ovarian yang matang sepenuhnya dan siap melepaskan satu sel telur.[4] Fase folikuler memendek secara signifikan dengan bertambahnya usia, berlangsung sekitar 14 hari pada perempuan berumur 18-24 tahun dan 10 hari pada perempuan berumur 40-44 tahun.[4]

Kenaikan FSH pada beberapa hari pertama siklus menstimulasi sejumlah folikel ovarian. Folikel-folikel tersebut sebelumnya berkembang melalui folikulogenesis dan, pada fase ini, bersaing agar dapat menjadi dominan. Hanya satu folikel yang tetap berkembang, yaitu folikel dominan yang memiliki reseptor FSH paling banyak. Folikel lainnya mati dengan atresia folikuler.[16] LH menstimulasi pematangan lebih lanjut folikel ovarian menjadi folikel antral, yang mengandung sel telur (ovum).[4]

Sel teka berkembang dengan munculnya reseptor yang mengikat LH dan karenanya menyekresi sejumlah besar androstenedion. Pada saat yang sama, sel granulosa di sekitar folikel yang menjadi matang kemudian memiliki reseptor yang mengikat FSH dan karenanya mulai menyekresi androstenedion, yang mengonversi estrogen dengan enzim aromatase. Estrogen menghalangi produksi lebih lanjut FSH dan LH oleh kelenjar pituitari. Umpan balik negatif ini meregulasi kadar FSH dan LH. Folikel yang dominan tetap menyekresi estrogen dan kenaikan kadar estrogen menyebabkan pituitari lebih responsif terhadap GnRH dari hipotalamus. Kenaikan estrogen menjadi sinyal umpan balik positif sehingga pituitari menyekresi lebih banyak FSH dan LH. Lonjakan kenaikan FSH dan LH biasanya terjadi satu atau dua hari sebelum ovulasi dan menyebabkan pecahnya folikel antral beserta pelepasan oosit.[14][9]

Ovulasi

Pada sekitar hari keempat belas, sel telur lepas dari indung telur.[4] "Ovulasi" ini terjadi jika sel telur yang matang lepas dari folikel ovarian ke tuba falopi, pada sekitar 10-12 jam setelah puncak lonjakan LH.[17] Biasanya, hanya satu, dari 15-20 folikel yang terstimulasi, matang secara sempurna dan hanya satu sel telur yang dilepaskan.[18] Ovulasi hanya terjadi pada sebanyak sekitar 10% dari siklus ovarian selama dua tahun pertama setelah menarke dan jumlah folikel ovarian perempuan dengan usia 40-50 tahun menjadi habis.[4] LH memulai ovulasi pada sekitar hari keempat belas dan menstimulasi pembentukan korpus luteum.[4] Dengan stimulasi LH lebih lanjut, korpus luteum menghasilkan dan melepaskan estrogen, progesteron, relaksin (yang merelaksasi rahim dengan menginhibisi kontraksi miometrium), dan inhibin (yang menginhibisi sekresi LH lebih lanjut).[4]

Pelepasan LH mematangkan sel telur dan melemahkan dinding folikel indung telur, menyebabkan folikel yang matang sempurna itu melepaskan oosit.[9] Jika dibuahi oleh sperma, oosit langsung berkembang menjadi ootid, yang mengeblok sel sperma lain lalu menjadi sel telur matang. Jika ia tidak dibuahi oleh sperma, oosit hancur. Sel telur yang matang berdiameter sekitar 0,1 mm[19] dan merupakan sel manusia yang terbesar.[20]

Indung telur mana, kanan atau kiri, yang mengalami ovulasi adalah acak;[21] proses koordinasi indung telur tidak ditemukan.[16] Biasanya, kedua indung telur melepaskan sel telur; jika kedua sel telur terbuahi, kembar fraternal terbentuk.[16] Setelah pelepasan dari indung telur, sel telur tergiring ke tuba falopi dengan fimbria, susuran jaringan pada masing-masing tepian tuba falopi. Sel telur yang tidak terbuahi menjadi meluruh atau hancur dalam tuba falopi setelah sekitar sehari sedangkan sel telur yang terbuahi berpindah ke rahim dalam tiga atau lima hari.[18]

Pembuahan biasa terjadi di ampula, bagian terlebar tuba falopi. Sel telur yang terbuahi langsung mengalami perkembangan embriogenesis. Embrio yang berkembang berpindah ke rahim dalam tiga hari dan tertanam pada endometrium dalam tiga hari selanjutnya. Embrio biasanya sedang mengalami blastosis pada tahap implantasi (penanaman); kehamilan dimulai pada tahap ini.[4] Hilangnya korpus luteum dicegah dengan pembuahan sel telur. Sinsitiotrofoblas (lapisan luar blastosis yang memuat embrio dan kemudian menjadi lapisan luar plasenta) memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG), yang sangat mirip dengan LH dan menjaga keutuhan korpus luteum. Selama beberapa bulan pertama kehamilan, korpus luteum tetap menyekresi progesteron dan estrogen pada kadar yang sedikit lebih tinggi daripada saat ovulasi. Setelahnya dan sepanjang kehamilan, plasenta menyekresi hormon-hormon tersebut dalam kadar tinggi, bersama hCG, menstimulasi sekresi korpus luteum dan menghentikan siklus menstrual.[4] Hormon-hormon tersebut juga menyiapkan kelenjar susu agar menghasilkan susu.[4]

Fase luteal

Fase luteal, berlangsung selama 14 hari, adalah fase akhir siklus ovarian dan bersamaan dengan fase sekretoris siklus uterin. Selama fase luteal, hormon pituitari LH dan FSH menyebabkan folikel dominan yang masih ada berubah menjadi korpus luteum, yang menghasilkan progesteron.[16] Progesteron yang meningkat memicu produksi estrogen. Hormon-hormon ini juga menekan produksi FSH dan LH yang dibutuhkan untuk mempertahankan korpus luteum. Kadar FSH dan LH menurun dengan cepat dan korpus luteum menciut.[22] Kadar progesteron yang menurun memicu haid dan dimulainya siklus yang baru. Jarak antara ovulasi dan dimulainya haid biasanya adalah dua pekan. Fase folikuler tiap perempuan sering kali beragam lamanya pada siklus yang satu dan lainnya sementara lama fase luteal relatif tetap pada siklus yang satu dan lainnya, yaitu 10-16 hari (rerata 14 hari).[4]

Siklus uterin

Siklus uterin terdiri atas tiga fase: menstruasi (haid), proliferatif, dan sekretoris.[23]

Menstruasi

Menstruasi (juga disebut perdarahan menstrual, mens, atau haid) adalah fase pertama dan paling tampak dari siklus uterin dan mulai terjadi pada pubertas. Menarke, haid pertama, terjadi pada perempuan berusia sekitar 12 atau 13 tahun.[24] Umur rerata itu umumnya lebih tua di negara berkembang dan lebih muda di negara maju.[25] Pada perempuan yang mengalami pubertas lebih awal, menarke bisa terjadi pada usia delapan tahun,[26] dan hal ini masih bisa dianggap normal.[27][28]

Menstruasi dimulai setiap bulan dengan penurunan estrogen dan progesteron serta pelepasan prostaglandin,[4] yang membuat arteri spiral berkontriksi. Maka, arteri-arteri itu mengejang, berkontraksi, dan pecah.[16] Suplai darah ke endometrium terhambat dan sel pada lapisan terluar endometrium (stratum fungsionalis) kekurangan oksigen lalu mati. Kemudian, seluruh lapisan rahim meluruh dan hanya lapisan dasar, stratum basalis, yang bertahan.[4] Enzim plasmin memecah gumpalan darah pada cairan haid, memudahkan mengalirnya darah dan meluruhkan lapisan rahim keluar.[4] Aliran darah berlanjut selama 2-6 hari dan darah yang lepas berkisar 30-60 ml,[29] menandakan kehamilan tidak terjadi.[16]

Aliran darah biasanya menjadi tanda bahwa seorang perempuan tidak hamil tetapi hal ini tidak pasti karena beberapa hal dapat menyebabkan perdarahan selama kehamilan.[30] Haid biasanya terjadi sekali sebulan sejak menarke hingga menopaus, bersamaan dengan masa kesuburan perempuan. Usia rerata menopaus yaitu 52 tahun dan biasanya antara 45-55 tahun.[31] Sebelum menopaus, perubahan hormonal yang disebut perimenopaus terjadi.[32]

Eumenorea adalah menstruasi normal reguler yang berlangsung selama 5 hari di awal siklus.[4] Perempuan yang mengalami menoragia (perdarahan menstrual berat) lebih rentan terhadap kekurangan zat besi.[33]

Fase proliferatif

Fase proliferatif adalah fase kedua siklus uterin saat estrogen memengaruhi lapisan rahim agar tumbuh dan berproliferasi.[13] Tahap akhir fase folikular terjadi bersamaan fase proliferatif.[21] Folikel ovarian yang mengalami pematangan menyekresi sejumlah estradiol, sejenis estrogen, yang meningkat. Estrogen yang ada memulai terbentuknya lapisan baru endometrium rahim dengan arteriol spiral.[4]

Seiring peningkatan kadar estrogen, sel leher rahim (serviks) menghasilkan sejenis mukus servikal[34] yang memiliki pH yang lebih tinggi dan kekentalan yang kurang daripada biasanya, lebih mudah menerima sperma.[4] Hal ini memperbesar kemungkinan pembuahan, yang terjadi pada sekitar hari ke-11 sampai 14.[4] Mukus servikal dapat dideteksi sebagai cairan vagina yang melimpah dan mirip dengan putih telur mentah.[35] Bagi perempuan yang sedang memerhatikan kesuburan, mukus ini menunjukkan ovulasi mungkin sebentar lagi terjadi[35] tetapi ovulasi belum tentu pasti terjadi.[36]

Fase sekretoris

Fase sekretoris adalah fase akhir siklus uterin dan terjadi bersamaan fase luteal siklus ovarian. Selama fase ini, korpus luteum memproduksi progesteron, yang sangat penting bagi penerimaan endometrium atas penanaman blastosis (sel telur yang terbuahi dan mulai berkembang).[37] Glikogen, lipid, dan protein disekresikan ke rahim[38] dan mukus servikal mengental.[39] Pada awal kehamilan, progesteron juga meningkatkan aliran darah, mengurangi kontraktilitas otot polos rahim,[4] dan meningkatkan suhu tubuh dasar perempuan.[40]

Jika kehamilan tidak terjadi, siklus ovarian dan uterin kembali dimulai dari awal.[4]

Siklus anovulatoris dan fase luteal pendek

Hanya dua per tiga siklus menstrual yang benar-benar normal bersifat ovulatoris, yaitu melewati tahap ovulasi.[5] Sepertiga sisanya tidak melewati fase ovulasi atau memiliki fase luteal yang pendek (kurang dari sepuluh hari)[41] sehingga produksi progesteron tidak cukup menunjang fungsi tubuh dan kesuburan yang normal.[5] Siklus yang tidak melewati fase ovulasi (anovulasi) umum terjadi pada anak perempuan yang baru saja mulai mengalami menstruasi atau perempuan di sekitar masa menopaus. Pada dua tahun pertama setelah menarke, ovulasi tidak terjadi pada sekitar separuh siklus yang terjadi. Lima tahun setelah menarke, ovulasi terjadi pada sekitar 75% siklus dan, pada tahun-tahun berikutnya, 80% siklus.[42] Siklus anovulatoris sering kali sangat mirip dengan siklus ovulatoris normal.[5] Perubahan keseimbangan hormon dapat menyebabkan anovulasi. Stres, kecemasan, dan gangguan makan dapat menurunkan kadar GnRH dan mengganggu siklus menstrual. Anovulasi jangka panjang terjadi pada 6-15% perempuan selama masa reproduktifnya. Pada sekitar menopaus, kemunduran umpan balik hormon menyebabkan siklus anovulatoris. Walaupun anovulasi bukan penyakit, ia bisa menjadi tanda kondisi yang melatarbelakangi, misalnya sindrom ovarium polikistik (polycyctic ovary syndrome [PCOS]).[43] Siklus anovulatoris atau fase luteal pendek normal terjadi pada perempuan yang stres atau atlet yang menjalani latihan lebih intensif. Perubahan ini dapat kembali normal jika yang menyebabkan stres menghilang atau atlet beradaptasi terhadap latihan itu.[41]

Kesehatan menstrual

Walaupun peristiwa ini adalah proses yang normal dan alami,[5] sebagian perempuan mengalami masalah yang cukup mengganggu keseharian karena siklus menstrual.[44] Hal ini mencakup jerawat, payudara yang lunak, kelelahan, dan sindrom pramenstrual (premenstrual syndrome [PMS]).[44][45] Masalah lebih berat seperti gangguan disforik pramenstrual dialami oleh 3-8% perempuan.[6][46] Dismenorea atau "nyeri haid"[47] dapat menyebabkan keram perut, punggung, atau paha bagian atas selama beberapa hari pertama menstruasi.[48] Nyeri haid yang membuat penderita tidak berdaya termasuk tidak normal dan dapat menjadi tanda kondisi berat seperti endometriosis.[49] Masalah-masalah ini dapat sangat berdampak bagi kesehatan dan kualitas hidup perempuan; intervensi yang tepat waktu dapat memperbaiki kehidupan perempuan yang mengalaminya.[50]

Referensi

  1. ^ a b Silverthorn, Dee Unglaub (2013). Human Physiology: An Integrated Approach (edisi ke-6th). Glenview, IL: Pearson Education. hlm. 850–890. ISBN 978-0-321-75007-5. 
  2. ^ Sherwood, Laurelee (2013). Human Physiology: From Cells to Systems (edisi ke-8th). Belmont, California: Cengage. hlm. 735–794. ISBN 978-1-111-57743-8. 
  3. ^ Richards, JoAnne S. (2018). Vitamins and Hormones (dalam bahasa Inggris). 107. Elsevier. hlm. 1–25. doi:10.1016/bs.vh.2018.01.009. ISBN 978-0-12-814359-9. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x Tortora, Gerard J. (2017). Tortora's principles of anatomy & physiology. Bryan Derrickson, Gerard J. Tortora, Gerard J. Tortora (edisi ke-15th edition, Global edition). Hoboken, NJ. ISBN 978-1-119-38292-8. OCLC 990424568. 
  5. ^ a b c d e Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health. Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz. Abingdon, Oxon. 2020. ISBN 978-1-351-03562-0. OCLC 1121130010. 
  6. ^ a b c d Reed, Beverly G.; Carr, Bruce R. (2000). Feingold, Kenneth R.; Anawalt, Bradley; Boyce, Alison; Chrousos, George; de Herder, Wouter W.; Dhatariya, Ketan; Dungan, Kathleen; Grossman, Ashley; Hershman, Jerome M., ed. Endotext. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc. PMID 25905282. 
  7. ^ Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health. Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz. Abingdon, Oxon. 2020. ISBN 978-1-351-03562-0. OCLC 1121130010. 
  8. ^ Lacroix, Amy E.; Gondal, Hurria; Langaker, Michelle D. (2021). StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 29261991. 
  9. ^ a b c d Sherwood, Lauralee (2016). Human physiology : from cells to systems (edisi ke-9th edition). Boston, MA, USA. ISBN 978-1-285-86693-2. OCLC 905848832. 
  10. ^ Sherwood, Lauralee (2016). Human physiology : from cells to systems (edisi ke-9th edition). Boston, MA, USA. ISBN 978-1-285-86693-2. OCLC 905848832. 
  11. ^ Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health. Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz. Abingdon, Oxon. 2020. ISBN 978-1-351-03562-0. OCLC 1121130010. 
  12. ^ a b Norris, David O (2013). Vertebrate endocrinology. James A Carr, James A Carr. [Place of publication not identified]. ISBN 0-12-396465-2. OCLC 1150186470. 
  13. ^ a b edited by Austin Ugwumadu (2014). Basic sciences for obstetrics and gynaecology. Part 1 : core material for MRCOG (edisi ke-First edition). Oxford, England. ISBN 978-0-19-163233-4. OCLC 889303297. 
  14. ^ a b Watchman, Thomas (2020). Zero to finals : obstetrics and gynaecology. [Manchester?]. ISBN 979-8-6037-9726-7. OCLC 1233034578. 
  15. ^ Schmerler, Samuel; Wessel, Gary M. (2011-01). "Polar bodies--more a lack of understanding than a lack of respect". Molecular Reproduction and Development. 78 (1): 3–8. doi:10.1002/mrd.21266. ISSN 1098-2795. PMC 3164815alt=Dapat diakses gratis. PMID 21268179. 
  16. ^ a b c d e f Johnson, M. H. (2007). Essential reproduction. Barry J. Everitt (edisi ke-6th ed). Malden, Mass.: Blackwell Pub. ISBN 978-1-4051-1866-8. OCLC 76074156. 
  17. ^ Reed, Beverly G.; Carr, Bruce R. (2000). Feingold, Kenneth R.; Anawalt, Bradley; Boyce, Alison; Chrousos, George; de Herder, Wouter W.; Dhatariya, Ketan; Dungan, Kathleen; Grossman, Ashley; Hershman, Jerome M., ed. Endotext. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc. PMID 25905282. 
  18. ^ a b Sadler, T. W. (2019). Langman's medical embryology (edisi ke-Fourteenth edition). Philadelphia. ISBN 978-1-4963-8390-7. OCLC 1042400100. 
  19. ^ Alberts, Bruce (2002). Molecular biology of the cell. Alexander Johnson, Julian Lewis, Martin Raff, Keith Roberts, Peter Walter (edisi ke-4th ed). New York: Garland Science. ISBN 0-8153-3218-1. OCLC 48122761. 
  20. ^ Iussig, Benedetta; Maggiulli, Roberta; Fabozzi, Gemma; Bertelle, Sara; Vaiarelli, Alberto; Cimadomo, Danilo; Ubaldi, Filippo M.; Rienzi, Laura (2019-05). "A brief history of oocyte cryopreservation: Arguments and facts". Acta Obstetricia Et Gynecologica Scandinavica. 98 (5): 550–558. doi:10.1111/aogs.13569. ISSN 1600-0412. PMID 30739329. 
  21. ^ a b Parker, Steve (2019). The concise human body book : an illustrated guide to it's structures, function and disorders (edisi ke-New edition). London. ISBN 978-0-241-39552-3. OCLC 1091644711. 
  22. ^ edited by Austin Ugwumadu (2014). Basic sciences for obstetrics and gynaecology. Part 1 : core material for MRCOG (edisi ke-First edition). Oxford, England. ISBN 978-0-19-163233-4. OCLC 889303297. 
  23. ^ Salamonsen, Lois A. (2019-12). "WOMEN IN REPRODUCTIVE SCIENCE: My WOMBan's life: understanding human endometrial function". Reproduction (Cambridge, England). 158 (6): F55–F67. doi:10.1530/REP-18-0518. ISSN 1741-7899. PMID 30521482. 
  24. ^ Papadimitriou, Anastasios (2016-12). "The Evolution of the Age at Menarche from Prehistorical to Modern Times". Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology. 29 (6): 527–530. doi:10.1016/j.jpag.2015.12.002. ISSN 1873-4332. PMID 26703478. 
  25. ^ Alvergne, Alexandra; Högqvist Tabor, Vedrana (2018-06). "Is Female Health Cyclical? Evolutionary Perspectives on Menstruation". Trends in Ecology & Evolution. 33 (6): 399–414. doi:10.1016/j.tree.2018.03.006. ISSN 1872-8383. PMID 29778270. 
  26. ^ Ibitoye, Mobolaji; Choi, Cecilia; Tai, Hina; Lee, Grace; Sommer, Marni (2017). "Early menarche: A systematic review of its effect on sexual and reproductive health in low- and middle-income countries". PloS One. 12 (6): e0178884. doi:10.1371/journal.pone.0178884. ISSN 1932-6203. PMC 5462398alt=Dapat diakses gratis. PMID 28591132. 
  27. ^ "Menstruation and the menstrual cycle fact sheet | womenshealth.gov". web.archive.org. 2015-06-26. Diakses tanggal 2021-07-24. 
  28. ^ Sultan, Charles; Gaspari, Laura; Maimoun, Laurent; Kalfa, Nicolas; Paris, Françoise (2018-04). "Disorders of puberty". Best Practice & Research. Clinical Obstetrics & Gynaecology. 48: 62–89. doi:10.1016/j.bpobgyn.2017.11.004. ISSN 1532-1932. PMID 29422239. 
  29. ^ Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health. Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz. Abingdon, Oxon. 2020. ISBN 978-1-351-03562-0. OCLC 1121130010. 
  30. ^ Breeze, Carol (2016-05). "Early pregnancy bleeding". Australian Family Physician. 45 (5): 283–286. ISSN 0300-8495. PMID 27166462. 
  31. ^ Towner, Mary C.; Nenko, Ilona; Walton, Savannah E. (2016-04-19). "Why do women stop reproducing before menopause? A life-history approach to age at last birth". Philosophical Transactions of the Royal Society of London. Series B, Biological Sciences. 371 (1692): 20150147. doi:10.1098/rstb.2015.0147. ISSN 1471-2970. PMC 4822427alt=Dapat diakses gratis. PMID 27022074. 
  32. ^ Juan Francisco Rodriguez-Landa (2017). A Multidisciplinary Look at Menopause. Jonathan Cueto-Escobedo. [Erscheinungsort nicht ermittelbar]. ISBN 978-953-51-3405-3. OCLC 1193045564. 
  33. ^ Harvey, Linda J.; Armah, Charlotte N.; Dainty, Jack R.; Foxall, Robert J.; John Lewis, D.; Langford, Nicola J.; Fairweather-Tait, Susan J. (2005-10). "Impact of menstrual blood loss and diet on iron deficiency among women in the UK". The British Journal of Nutrition. 94 (4): 557–564. doi:10.1079/bjn20051493. ISSN 0007-1145. PMID 16197581. 
  34. ^ Simmons, Rebecca G.; Jennings, Victoria (2020-07). "Fertility awareness-based methods of family planning". Best Practice & Research. Clinical Obstetrics & Gynaecology. 66: 68–82. doi:10.1016/j.bpobgyn.2019.12.003. ISSN 1532-1932. PMID 32169418. 
  35. ^ a b Su, Hsiu-Wei; Yi, Yu-Chiao; Wei, Ting-Yen; Chang, Ting-Chang; Cheng, Chao-Min (2017-09). "Detection of ovulation, a review of currently available methods". Bioengineering & Translational Medicine. 2 (3): 238–246. doi:10.1002/btm2.10058. ISSN 2380-6761. PMC 5689497alt=Dapat diakses gratis. PMID 29313033. 
  36. ^ Routledge international handbook of women's sexual and reproductive health. Jane M. Ussher, Joan C. Chrisler, Janette Perz. Abingdon, Oxon. 2020. ISBN 978-1-351-03562-0. OCLC 1121130010. 
  37. ^ Lessey, Bruce A.; Young, Steven L. (2019-04). "What exactly is endometrial receptivity?". Fertility and Sterility. 111 (4): 611–617. doi:10.1016/j.fertnstert.2019.02.009. ISSN 1556-5653. PMID 30929718. 
  38. ^ Salamonsen, Lois A.; Evans, Jemma; Nguyen, Hong P. T.; Edgell, Tracey A. (2016-03). "The Microenvironment of Human Implantation: Determinant of Reproductive Success". American Journal of Reproductive Immunology (New York, N.Y.: 1989). 75 (3): 218–225. doi:10.1111/aji.12450. ISSN 1600-0897. PMID 26661899. 
  39. ^ Han, Leo; Taub, Rebecca; Jensen, Jeffrey T. (2017-11). "Cervical mucus and contraception: what we know and what we don't". Contraception. 96 (5): 310–321. doi:10.1016/j.contraception.2017.07.168. ISSN 1879-0518. PMID 28801053. 
  40. ^ Charkoudian, Nisha; Hart, Emma C. J.; Barnes, Jill N.; Joyner, Michael J. (2017-06). "Autonomic control of body temperature and blood pressure: influences of female sex hormones". Clinical Autonomic Research: Official Journal of the Clinical Autonomic Research Society. 27 (3): 149–155. doi:10.1007/s10286-017-0420-z. ISSN 1619-1560. PMID 28488202. 
  41. ^ a b Endocrinology of physical activity and sport. Anthony C. Hackney, Naama W. Constantini (edisi ke-Third edition). Cham, Switzerland. 2020. ISBN 3-030-33376-0. OCLC 1142875818. 
  42. ^ Elmaoğulları, Selin; Aycan, Zeyra (2018-07-31). "Abnormal Uterine Bleeding in Adolescents". Journal of Clinical Research in Pediatric Endocrinology. 10 (3): 191–197. doi:10.4274/jcrpe.0014. ISSN 1308-5735. PMC 6083466alt=Dapat diakses gratis. PMID 29537383. 
  43. ^ "Anovulation: Background, Pathophysiology, Epidemiology". 2021-07-19. 
  44. ^ a b Gudipally, Pratyusha R.; Sharma, Gyanendra K. (2021). Premenstrual Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 32809533. 
  45. ^ Ferries-Rowe, Elizabeth; Corey, Elizabeth; Archer, Johanna S. (2020-11). "Primary Dysmenorrhea: Diagnosis and Therapy". Obstetrics and Gynecology. 136 (5): 1047–1058. doi:10.1097/AOG.0000000000004096. ISSN 1873-233X. PMID 33030880 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  46. ^ Appleton, Sarah M. (2018-03). "Premenstrual Syndrome: Evidence-based Evaluation and Treatment". Clinical Obstetrics and Gynecology. 61 (1): 52–61. doi:10.1097/GRF.0000000000000339. ISSN 1532-5520. PMID 29298169. 
  47. ^ Nagy, Hassan; Khan, Moien AB (2021). Dysmenorrhea. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 32809669. 
  48. ^ Baker, Fiona C.; Lee, Kathryn Aldrich (2018-09). "Menstrual Cycle Effects on Sleep". Sleep Medicine Clinics. 13 (3): 283–294. doi:10.1016/j.jsmc.2018.04.002. ISSN 1556-4088. PMID 30098748. 
  49. ^ Maddern, Jessica; Grundy, Luke; Castro, Joel; Brierley, Stuart M. (2020). "Pain in Endometriosis". Frontiers in Cellular Neuroscience. 14: 590823. doi:10.3389/fncel.2020.590823. ISSN 1662-5102. PMC 7573391alt=Dapat diakses gratis. PMID 33132854 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  50. ^ Matteson, Kristen A.; Zaluski, Kate M. (2019-09). "Menstrual Health as a Part of Preventive Health Care". Obstetrics and Gynecology Clinics of North America. 46 (3): 441–453. doi:10.1016/j.ogc.2019.04.004. ISSN 1558-0474. PMID 31378287. 

Pranala luar

menstruation Media tentang Menstrual cycle di Wikimedia Commons