Zona perkembangan proksimal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Zona perkembangan proksimal merupakan sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Lev Vygotsky dalam teori perkembangan kognitif. Konsep ini menekankan pentingnya bimbingan dan interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Zona perkembangan proksimal diartikan sebagai jarak antara kemampuan seseorang untuk melakukan tugas secara mandiri dengan kemampuan yang dapat dicapai dengan bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil. Dalam konsep ini, tugas yang berada di zona perkembangan proksimal adalah tugas yang masih sulit dilakukan secara mandiri oleh anak, tetapi dapat dilakukan dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil.[1]

Lev Vygotsky, seorang psikolog pendidikan yang berfokus pada kemampuan kognitif dan sosial, mengembangkan teori belajar yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Vygotsy menyebutkan istilah zona perkembangan proksimal atau ZPD dalam kegiatan belajar mengajar. Konsep zona perkembangan proksimal menggambarkan hubungan antara perkembangan, proses belajar, dan lingkungan bagi anak.[2]

ZPD merupakan barometer antara perkembangan aktual dan perkembangan potensial yang menunjukkan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau di bawah arahan orang dewasa atau bekerjasama dengan teman sebayanya.[3] Tugas dalam zona perkembangan proksimal adalah sesuatu yang anak-anak masih tidak dapat melakukannya sendiri tetapi sebenarnya dapat dilakukan dengan bantuan teman atau orang dewasa yang lebih kompeten.[4]

Beberapa pendidik menyebutnya sebagai momen yang dapat diajar ketika seorang anak berada pada titik di mana ia dapat menerima suatu konsep tertentu. Oleh karena itu, Vygotsky percaya bahwa fungsi mental yang lebih tinggi biasanya terjadi dalam interaksi dan kerja sama sosial karena perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh pembelajaran sosial. Seiring waktu, bantuan akan berkurang sedikit demi sedikit agar anak dapat melaksanakan tanggung jawabnya sesegera mungkin. Itulah alasan mengapa Vygotsky mengatakan bahwa belajar mendahului perkembangan anak. Bagi Vygotsky, proses belajar dan perkembangan anak melibatkan respon dan kepekaan anak dalam melihat dan menerima informasi atau yang biasa disebut pengaturan diri.[5]

Vygotsky juga menambahkan bahwa ZPD merupakan langkah yang dapat ditempuh oleh pengajar untuk membiarkan anak belajar mandiri dan mengembangkan potensi diri melalui konsep untuk berpikir bagaimana cara berpikir.[6]

Dengan kata lain, indikasi dari penerapan ZPD akan membawa siswa pada tahap ia mampu memahami proses penyelesaian sesuatu bukan sekedar hasil dari proses yang dilalui. Oleh sebab itu, ZPD dapat digunakan pengajar yang mencari celah untuk mengembangkan kemampuan dan cara berpikir siswa.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Payong, Marselus Ruben (2020-07-10). "ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT AND SOCIAL CONSTRUCTIVISM BASED EDUCATION ACCORDING TO LEV SEMYONOVICH VYGOTSKY". Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio. 12 (2): 164–178. doi:10.36928/jpkm.v12i2.589. ISSN 2502-9576. 
  2. ^ Ngawi, STKIP Modern (25 Agustus 2022). "Zone of Proximal Development Vygotsky". pg paud stkip modern ngawi. Diakses tanggal 14 Oktober 2022. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Ulfa, Maria (2 September 2021). "teori belajar sosial menurut Vygotsky zona perkembangan proksimal". Tirto. Diakses tanggal 14 Oktober 2022. 
  4. ^ Trifiana, Azelia (4 November 2020). "theory vygotsky belajar harus di lingkungan yang seimbang". sehatq. Diakses tanggal 14 Oktober 2022. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Abduh, Muhammad (2017). "BERMAIN DAN REGULASI DIRI (KAJIAN TEORI VYGOTSKY)". Publikasi Ilmiah. Diakses tanggal 22 Oktober 2022. 
  6. ^ Mcleod, Saul (2019). "The Zone of Proximal Development and Scaffolding". Simply Psychology. Diakses tanggal 22 Oktober 2022.