Vulvovaginal candiasis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Candidiasis vulvovaginal (vulvovaginal candiasis) merupakan infeksi pada bagian tubuh yang lembap seperti mulut, organ intim, dan saluran pencernaan yang di sebabkan oleh jamur Candida albicans yang dimana infeksi ini bisa dialami oleh siapa saja, namun apabila orang yang mengidap penyakit seperti diabetes, HIV/AIDS, atau kanker biasanya lebih beresiko terkena infeksi ini, apalagi yang memiliki daya tubuh yang lemah.[1]

Penyebab kandidiasis[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kandidiasis yaitu sebagai berikut :

  1. Mengidap penyakit HIV/AIDS, kanker, diabetes, serta penyakit lainnya yang tidak terkontrol
  2. Sedang menjalani perawatan kemoterapi
  3. Usia, biasanya yang memiliki daya tahan lemah seperti bayi dan lansia, mudah terinfeksi kandidiasis ini
  4. Sering mengkonsumsi makanan tinggi gula
  5. Mengkonsumsi obat-obatan seperti kortikosteroid atau prednison
  6. Mulut dan organ intim yang tidak dijaga kebersihannya[1]

Gejala kandidiasis vaginal[sunting | sunting sumber]

Kandidiasis vaginal dapat terjadi karena beberapa gejala yaitu sebagai berikut :

  1. Vagina terasa sangat gatal
  2. Saat membuang air kecil terasa nyeri dan merasakan sensasi terbakar
  3. Terdapat keputihan
  4. Membengkaknya vagina dan kemerahan[1]

Komplikasi kandidiasis vaginal[sunting | sunting sumber]

Komplikasi sekunder yang terkait dengan kandidiasis vagina jarang terjadi, tetapi dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan kemerahan luas pada vulva, pembengkakan, luka lecet, dan retakan pada vagina atau vulva. Efek samping yang mungkin timbul akibat pengobatan antijamur meliputi nyeri perut, mual, muntah, diare, kembung, sakit kepala, gangguan sistem saraf pusat, gangguan otot dan tulang, ruam, reaksi alergi, gangguan menstruasi, dan kerontokan rambut. [2]

Cara mengatasi dan mencegah gatal akibat kandidiasis[sunting | sunting sumber]

Selain diatasi dengan menggunakan obat-obatan, infeksi ini dapat dicegah dengan beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan pakaian yang nyaman dan dapat menyerap keringat

Hal pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat, hindari menggunakan pakaian yang berbahan sintetis, karena bahan tersebut tidak dapar menyerap keringat. Sebaiknya menggunakan pakaian berbahan katun karena mudah untuk menyerap keringat.

2. Hindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan

Hal kedua yang dapat dilakukan yaitu dengan menghindari penggunaan cairan pembersih vagina, karena apabila seseorang sering menggunakan cairan itu dapat menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina.

3. Membersihkan vagina dengan benar

Hal ketiga yang dapat dilakukan yaitu dengan membersihkan vagian dengan benar yaitu dapat menggunakan sabun yang berbahan kimia yang tidak menyebabkan iritasi dan menggunakan air bersih.

4. Jalani perilaku seks aman

Hal terakhir yang dapat dilakukan yaitu dengan menghindari hubungan seks yang berisiko dengan tidak berganti pasangan seksual atau menggunakan alat pengaman saat berhubungan intim.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Rumah sakit dengan pelayanan berkualitas - Siloam Hospitals". www.siloamhospitals.com. Diakses tanggal 2024-03-16. 
  2. ^ "Vulvovaginal candidiasis (vaginal thrush) | DermNet". dermnetnz.org. Diakses tanggal 2024-03-16. 
  3. ^ "Akhiri Rasa Gatal Akibat Kandidiasis Vaginalis dengan Cara Ini". Alodokter. 2017-09-30. Diakses tanggal 2024-03-16.