Tri Mas Getir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tri Mas Getir
SutradaraRako Prijanto
ProduserGope T. Samtani
Soebagio Samtani
SkenarioMonty Tiwa
Rako Prijanto
CeritaPrima Rusdi
Rako Prijanto
PemeranTora Sudiro
Indra Birowo
Vincent Ryan Rompies
Titi Kamal
Cut Mini Theo
Tino Saroengallo
Robby Tumewu
Leroy Osmani
Emmie Lemu
Penata musikAndi Rianto
SinematograferIpung Rachmat Syaiful
PenyuntingHerman Kumala Panca
Perusahaan
produksi
DistributorRapi Films
Tanggal rilis
3 Juli 2008
Durasi97 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia

Tri Mas Getir adalah film komedi Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film yang disutradarai oleh Rako Prijanto ini dibintangi oleh Tora Sudiro, Indra Birowo, Vincent Ryan Rompies, Titi Kamal, Cut Mini Theo, Tino Saroengallo, Robby Tumewu, Leroy Osmani dan Emmie Lemu.

Plot[sunting | sunting sumber]

Ciang Pek (Tora Sudiro), yang masih tinggal bersama kakek Ong Ciang Lung dan akan mewarisi perguruan wushu milik sang kakek, sedang melamun memikirkan dirinya mendampingi seorang aktris cantik yang bernama Katrina Katrodipuro (Titi Kamal). Kakek Ong Ciang Lung meminta Ciang Pek untuk meneruskan perguruan wushu, tetapi Ciang Pek bermimpi menjadi bintang film laga. Sugeng (Indra Birowo), yang memiliki istri gemuk yang bernama Susi (Emmie Lemu), sedang bersiap untuk berangkat kerja, padahal ia pergi ke perguruan wushu Ciang Pek karena ia sebenarnya telah dipecat sebagai karyawan kantor dan sangat takut dengan Susi. Ujang (Vincent Ryan Rompies), yang sedang memandang foto Katrina, bersiap untuk berangkat casting, tetapi Uda Bustami (Leroy Osmani), ayah Ujang yang menjadi pengusaha rumah makan sukses, menyuruhnya untuk mengantarkan rendang ke perguruan wushu Ciang Pek sekaligus menjodohkan Ujang dengan wanita kenalan ayahnya, meskipun Ujang menolaknya karena ia bermimpi menikah dengan Katrina. Mereka bertiga berkumpul di perguruan wushu dan berangkat ke studio sebagai aktor figuran dan sangat mengidolakan Katrina, melihat aktris itu sedang berdialog dengan Raffi Ahmad. Di tempat lain, seorang aktris senior bernama Fatima (Cut Mini Theo) mengikuti casting film baru produksi Star Joni (Robby Tumewu) dan sutradara film itu sangat menyukai akting Fatima.

Pulang dari studio, Ciang Pek, Sugeng dan Ujang bertemu dengan Susi bersama pria lain yang bernama Syafei (Dicky Darso). Susi sangat marah terhadap Sugeng karena ia membohongi Susi dengan bekerja sebagai karyawan kantor, padahal ia sudah dipecat, hingga Susi menuntut cerai dari Sugeng. Setibanya di perguruan wushu, mereka bertiga mengetahui bahwa kakek Ong Ciang Lung meninggal karena tersedak rendang Uda Bustami yang diantar oleh Ujang tadi pagi. Sugeng sendiri diramal oleh paman Ciang Pek, Ong Siang Lee (Henky Solaiman), bahwa ia akan meninggal tujuh hari kemudian, membuatnya sangat sedih dan gelisah, sementara Ujang menolak tegas perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya. Keesokan harinya, Ciang Pek, Sugeng dan Ujang berkumpul di perguruan wushu untuk membahas masa depan mereka, tetapi seorang gembong mafia bernama Munar Sapawi (Tino Saroengallo) datang menemui Ciang Pek untuk melunasi utang kakek Ong Ciang Lung sebesar 200 juta rupiah dengan ancaman menyita perguruan wushunya. Saat Ciang Pek putus asa dengan utang kakeknya, Sugeng memiliki ide untuk mendapatkan uang banyak dengan menculik Katrina dan mencuri mobil van putih.

Mereka bertiga berangkat ke studio dalam acara jumpa pers dan promosi film Star Joni menggunakan mobil van putih dengan menyamar sebagai waria. Di sana, Katrina dan Fatima sempat berseteru di depan banyak wartawan, sementara Ujang keluar untuk mematikan listrik studio, membuat satu studio gaduh, lalu mereka bertiga menculik seorang wanita di studio, tetapi setibanya di perguruan wushu, mereka baru menyadari bahwa wanita yang diculik bukan Katrina, tetapi Fatima. Ciang Pek kemudian menelepon Star Joni untuk meminta uang tebusan pembebasan Fatima, tetapi Star Joni tidak menghiraukannya karena Fatima sudah tidak laku lagi sebagai aktris. Fatima sangat marah dan mengungkit masa lalu Star Joni yang memproduksi film dengan uang pribadi Fatima hingga Star Joni sukses dan Fatima terkenal, kemudian Fatima meminta Ciang Pek, Sugeng dan Ujang untuk menceritakan masalah mereka kepadanya karena Fatima mengetahui bahwa mereka bertiga bukan penjahat dan penculik.

Keesokan harinya, Munar menghubungi Sugeng untuk menagih utang atas undangan dan baju-baju yang dipakai olehnya, Ujang dan Ciang Pek saat jumpa pers, membuat Ujang dan Ciang Pek terkejut dan kesal. Di tempat lain, Katrina sangat resah karena berita penculikan Fatima membuat popularitas Katrina meredup. Star Joni kemudian datang ke markas Munar untuk meminjam uang sebesar 1,5 milyar rupiah demi film barunya yang dibintangi oleh Katrina. Munar menyetujuinya dengan syarat Fatima harus main di dalam film barunya dan Fatima bisa diajak oleh Munar jalan-jalan ke luar negeri, sehingga Star Joni segera menghubungi Ciang Pek untuk menebus Fatima, tetapi Ciang Pek meminta uang tebusan sebesar 500 juta rupiah dan syarat Katrina yang mengantar uang tebusan itu. Setelah Star Joni dan Ciang Pek sepakat, Sugeng dan Ujang datang ke tempat acara pertunangan Susi dan Syafei untuk merusak acara itu.

Keesokan harinya, Ciang Pek, Sugeng, Ujang dan Fatima berangkat untuk menemui Star Joni dan Katrina yang membawa uang tebusan. Belum sempat menerima uang tebusan, wajah Sugeng terekam oleh kamera reporter yang meliput kejadian hingga mereka berempat melarikan diri, tetapi Katrina mengikuti mereka dan masuk ke mobil van putih itu. Munar yang melihat berita penculikan Fatima itu segera menyuruh anak buahnya untuk mengejar mereka, membuat Star Joni bingung dengan perilaku Munar dan Katrina. Mereka berlima melarikan diri dari Munar dan anak buahnya hingga berhenti di sebuah pabrik tua di mana mereka bersembunyi. Susi yang melihat Sugeng terlibat penculikan di televisi langsung berteriak histeris, sementara Uda Bustami yang melihat Ujang di televisi langsung pingsan. Munar diberitahu oleh anak buahnya bahwa pelaku penculikan Fatima adalah Ciang Pek, Sugeng dan Ujang, lalu ia meminta mereka bertiga untuk membebaskan Fatima, tetapi mereka bertiga tetap menyandera Fatima dan meminta uang tebusan.

Munar kemudian berseteru dengan Star Joni yang baru datang hingga perseteruan mereka disiarkan oleh berita televisi, memudahkan pihak kepolisian yang menonton berita itu untuk segera menangkap Munar, yang sudah lama menjadi buronan. Susi datang bersama Syafei ke pabrik tua untuk berbicara dengan Sugeng, meminta maaf kepadanya dan putus dengan Syafei. Ujang kemudian meminta maaf kepada ayahnya yang sedang menonton beritanya melalui siaran langsung dengan kamera sendiri. Ketika Munar mengancam Ciang Pek, Sugeng dan Ujang, mereka bertiga membawa Fatima keluar dari pabrik tua, lalu Star Joni menyerahkan uang tebusan sebesar 500 juta rupiah kepada Ciang Pek, lalu Ciang Pek menyerahkan uang tebusan itu kepada Munar untuk melunasi utang kakeknya. Munar yang bingung memberikan uang itu kepada Star Joni untuk film barunya, tetapi Star Joni mengembalikan uang itu kepada Munar karena ia telah mendapatkan sponsor yang membiayai film barunya dan Fatima sudah terkenal hingga mereka bertiga membebaskan Fatima dan Katrina. Munar yang marah dan kesal dengan semua kebingungannya berniat membunuh mereka bertiga, tetapi pihak kepolisian datang dan menangkap Munar atas penculikan terhadap Fatima dan pemerasan terhadap Star Joni. Film ini berakhir dengan Ciang Pek, yang menjadi bintang film laga dan meneruskan perguruan wushu kakeknya, sedang melakukan adegan laga bersama Fatima dalam film baru Star Joni, sementara Sugeng telah rujuk dengan Susi dan Ujang terpesona dengan jodoh pilihan ayahnya, Ida, yang sangat mirip dengan Katrina.

Pemeran[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]