Top Brand Award

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Top Brand Award
Logo Top Brand Award
Diberikan kepadaPerforma merek terbaik di Indonesia
NegaraIndonesia
Situs webwww.topbrand-award.com


TOP Brand Award adalah sebuah penghargaan yang diinisiasi oleh salah satu pakar pemasaran di Indonesia, Handi Irawan D pada tahun 2000. Namun, baru pada tahun 2007 penghargaan ini pertama kali diberikan kepada para merek yang menjadi pemenang di kategorinya. Penghargaan ini diberikan kepada merek-merek yang meraih predikat TOP dan memiliki performa luar biasa di pasar Indonesia. Penghargaan ini diberikan berdasarkan penilaian yang diperoleh dari hasil survei berskala nasional dibawah penyelenggaraan Frontier. Dengan rekam jejak konsisten dan semakin bertambahnya kategori yang diikutsertakan, TOP Brand Survei menjadi omnibus survei terpanjang di dunia dan terbesar karena melibatkan jumlah responden yang sangat besar setiap tahunnya. Sejak kemunculannya sampai akhir tahun 2020, TOP Brand Survei telah melibatkan lebih dari 100.000 responden di lima belas kota besar, mencatatkan lebih dari 500 kategori produk dan menghasilkan lebih dari 2000 merek yang mendapat predikat TOP.[1]

Top Brand Award diberikan kepada merek-merek di dalam kategori produk tertentu yang memenuhi dua kriteria, yaitu:

  • Merek-merek yang memperoleh Top Brand Index minimum sebesar 10%, dan
  • Merek-merek yang menurut hasil survei berada dalam posisi top three di dalam kategori produknya.

Kedua kriteria ini harus dipenuhi oleh sebuah merek agar ia berhak menyandang predikat Top Brand. Dalam 1 kategori produk tidak menutup kemungkinan terdapat lebih dari satu merek, maksimal 3 merek, yang meraih predikat Top Brand.

Metodologi Survei[sunting | sunting sumber]

Tahun 2021 menjadi tahun ke-21 Frontier telah melaksanakan TOP Brand Survei. Survei ini dilakukan di 15 kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Manado & Denpasar. Sampel booster ditambahkan untuk masing-masing kategori produk yang termasuk produk premium dalam rangka meningkatkan incidence rate. Total responden random yang disurvei di tahun ini mencapai 11.000 orang, sedangkan responden booster sebesar 3.040 orang.

Kriteria responden adalah pria atau wanita yang berusia antara 15 – 65 tahun dengan tingkat SES antara SES D (pengeluaran rata-rata lebih Rp. 1.200.000,- per bulan) hingga SES A (pengeluaran rata-rata lebih dari Rp. 4.800.000,- per bulan).

Sampel diambil dengan metode multistage random sampling untuk sampel random, sementara untuk booster diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Survei dilaksanakan dengan metode face to face personal interview.

Top Brand Index diukur dengan menggunakan 3 parameter, yaitu:

  • Top of mind/Mind Share: kesadaran akan merek (merek pertama yang disebutkan oleh responden saat kategori produk diutarakan).
  • Last usage/Market Share: penggunaan terakhir (merek terakhir yang digunakan/dikonsumsi oleh responden dalam satu siklus pembelian ulang).
  • Future intention/Commitment Share: niat membeli kembali (keinginan responden untuk menggunakan/mengonsumsi kembali di masa mendatang).

Nilai masing-masing parameter baik Top of Mind, Last Usage dan Future Intention untuk sebuah merek di dalam kategori produk tertentu diperoleh dengan cara menghitung persentase frekuensi merek tersebut relatif terhadap frekuensi keseluruhan merek. Top Brand Index (TBI) selanjutnya diperoleh dengan cara menghitung rata-rata terbobot masing-masing parameter

Diagram Top Brand Model

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Predikat Top Brand Nggak Diberikan Sembarangan". kapanlagi.com. 29/08/2019. Diakses tanggal 27/12/2023.