Tata lampu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Dalam sebuah drama, lampu perlu ditempatkan dengan benar dan tidak hanya berfungsi sebagai lampu, tetapi juga memiliki banyak fungsi lainnya. Lampu warna memiliki tujuan tertentu dalam hal peredupan, merah, hijau, dan lain-lain, tergantung pada panggung artistik. Oleh karena itu, penata cahaya diharapkan untuk mengikuti pelatihan pemain.

Tujuan Tata Lampu[sunting | sunting sumber]

Pencahayaan lampu dapat memiliki efek psikologis, tetapi juga dapat digunakan untuk menunjukkan ilustrasi (dekorasi) dan waktu panggung (pagi, sore) dan suasana. Tujuan pencahayaan dapat dijelaskan dengan jelas sebagai berikut.[1]

  1. Deskripsi panggung dan aktor. Fitur ini membuat panggung dan semua isinya terlihat jelas oleh penonton. Pencahayaan juga bisa berarti penyinaran. Artinya, bagian yang disorot akan disorot sesuai dengan tuntutan dramatis dari pekerjaan, sehingga lebih mudah dilihat.
  2. Memberikan efek waktu yang alami, seperti jam, musim, cuaca, dan suasana.
  3. Membantu melukis pemandangan dengan menambahkan nilai warna untuk menciptakan efek cahaya dan bayangan.
  4. Melambangkan maksud dengan menguatkan semangat tokoh. Dalam hal ini, efek pewarnaan sangat penting.
  5. Pencahayaan juga dapat mengekspresikan suasana dan suasana karya, serta gaya dan tema karya.
  6. Sistem pencahayaan juga bisa memberikan variasi agar pemandangan tidak menjadi statis. Dapat membuat efek tiga dimensi dengan cahaya, atau membuat berbagai komposisi di atas panggung.

Lampu yang digunakan harus berwarna-warni untuk memberikan efek psikologis dan keserbagunaan[2]. Selain itu, perlu diatur tingkat ketajaman cahaya (tegangan). Penata lampu perlu membuat alat piranti cahaya sesederhana dan sepraktis mungkin, dan juga perlu memberikan detail lighting plan (rencana tata cahaya) untuk lakon yang sudah disiapkan. Sakelar untuk setiap warna dan jenis lampu ditandai secara khusus dan ditempatkan dengan benar. Dalam teater arena dan teater kontemporer, peran lampu ini sangat penting dan dimaksudkan untuk menggantikan dekorasi.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ RACHMAWATI, Zulvana (2018-07-12). "Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Drama Cici Meni Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama" (dalam bahasa Inggris). Institut Seni Indonesia Yogyakarta. 
  2. ^ "Pengaruh Cahaya Lampu Terhadap Peforma Atlet Bolavoli Uniba Cup II Se-Karesidenan Besuki". SPRINTER: Jurnal Ilmu Olahraga (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 120–125. 2021-04-09. doi:10.46838/spr.v2i1.98. ISSN 2745-4231.