Lompat ke isi

Story:Keong Sawah Kaya Protein dan Vitamin A

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Keong sawah
Keong sawah atau tutut (Pila ampullacea) (dari bahasa Sunda) adalah sejenis siput air yang dapat dijumpai di perairan tawar Asia tropis, seperti di sawah, aliran parit, dan danau. Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai keong gondang, siput sawah, siput air, atau tutut. Bentuk keong sawah agak menyerupai keong mas karena masih berkerabat, tetapi keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam.
Linnaeus, 1758
Keong sawah atau keong gondang (Jw.), juga dikenal dengan nama kakul (Bl.), dudut (Bad.), atau sisok (Bl.) dan termasuk dalam kelompok Operculata yang hidup di perairan dangkal yang berdasar lumpur dan ditumbuhi rerumputan air, dengan aliran air yang lamban, misalnya sawah, rawa-rawa, pinggir danau dan pinggir sungai kecil.
Linnaeus, 1758
Pertumbuhan keong sawah ini dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya bahan organik yang terkandung di dalam perairan karena bahan organik yang ada di dalam perairan akan menumbuhkan plankton yang akan menjadi makanan untuk keong sawah. Dengan pemberian pupuk pada tanah sawah maupun pada kolam ikan akan meningkatkan pertumbuhan keong sawah.
Linnaeus, 1758
Keong sawah ini bisa memiliki tinggi cangkang sampai 85–100 mm dengan diameter 85–90 mm; bentuknya seperti kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan. Puncak cangkang agak runcing, tepi cangkang menyiku tumpul pada yang muda, jumlah seluk 6-7, agak cembung, seluk akhir besar. Mulut membundar, tepinya bersambung, tidak melebar, umumnya hitam. Operculum agak bundar telur, tipis, agak cekung, coklat kehitaman.
H. Zell
Keong sawah atau tutut menyimpan kandungan gizi tinggi karena mengandung protein 12%, kalsium 217 mg, rendah kolesterol, 81 gram air dalam 100 gram keong sawah, dan sisanya mengandung energi, protein, kalsium, karbohidrat, dan phosfor. Kandungan vitamin pada keong sawah juga cukup tinggi, dengan dominasi vitamin A, E, niacin dan folat. Selain makronutrien, tubuh keong sawah juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Meskipun demikian, kewaspadaan perlu diberikan karena keong sawah adalah inang dari beberapa penyakit parasit.
Linnaeus, 1758