Skizoglossia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Skizoglossia (Schizoglossia) ditujukan pada adanya kegelisahan linguistik (Linguistic insecurity) atau kesulitan dalam bahasa mengenai pemakaian salah satu dari bahasa asli. Istilah ini ditemukan oleh Einar Haugen pada tahun 1962.

Kegelisahan linguistik pada umumnya ada di dalam masyarakat dimana disana terdapat dua ragam bahasa dimana salah satunya dipandang sebagai "tidak dibenarkan" serta yang lainnya dipandang sebagai bahasa baku yang berwibawa. Sebagai contoh, Bahasa Prancis Standar versus Bahasa Kreol Haiti atau Bahasa Inggris Amerika Standar versus African American Vernacular English. Dalam kasus ini, salah satu ragam bahasa dipandang "buruk" dan penutur bahasa tersebut mungkin ingin beberapa pemakaian bahasa tersebut ''dibenarkan'' supaya lebih berwibawa. Dari sikap-sikap negatif tersebut biasanya menjadikan para penutur merasa malu atas pemakaian bahasanya yang tidak mengiringkan kewibawaan baik dengan secara terus terang maupun tidak secara langsung dengan menggunakan karakteristik linguistik seperti pelafalan dari ragam cara berbicara lainnya.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Bacaan terkait[sunting | sunting sumber]

  • Einar Haugen (1972) Ekologi Bahasa (Stanford University Press)