Skapulir Cokelat dari Gunung Karmel

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Skapulir Cokelat dari Gunung Karmel adalah salah satu benda sakramentali berupa skapulir yang dalam tradisi Gereja Katolik khusus dipakai untuk mengenang nubuat Nabi Elia sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Raja-raja 18 : 42-45. Skapulir ini memiliki nama Scapularis Beatae Mariae Virginis de Monte Carmelo atau dalam Bahasa Indonesia berarti Skapulir Perawan Maria yang Terberkati dari Gunung Karmel. Karena warna dasarnya adalah cokelat maka skapulir ini sering kali disebut dengan nama Skapulir Colekat.

Dalam Kitab 1 Raja-raja 18 : 42-45 tertulis: Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak Gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan." Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.

Dalam tradisi tafsir Kitab Suci Gereja Katolik, awan yang mendatangkan hujan lebat setelah masa kemarau panjang tersebut melambangkan Santa Perawan Maria yang menjadi perantara banyak rahmat Allah bagi umat beriman karena Santa Perawan Maria yang mengandung dan melahirkan Yesus Kristus yang adalah Sabda Allah yang menjadi manusia.

Skapulir ini merupakan bagian dari pakaian Ordo Karmelit (O.Carm.) dan Ordo Karmelit Tidak Berkasut (O.C.D.) yang mana keduanya mempunyai Bunda Maria dari Gunung Karmel sebagai pelindung. Dalam bentuknya yang kecil, skapulir ini sangat populer di kalangan Gereja Katolik sebagai benda keagamaan dan mungkin menjadi prototipe dari semua skapulir devosional lainnya. Pesta Bunda Maria dari Gunung Karmel tanggal 16 Juli secara populer dikaitkan dengan devosi skapulir ini.

Menurut Kongregasi Penyembahan Ilahi, Skapulir Cokelat adalah "tanda lahiriah hubungan bakti yang terjalin antara Perawan Maria yang Terberkati, Bunda dan Ratu Gunung Karmel, dan umat beriman yang mempercayakan diri mereka sepenuhnya kepada perlindungannya, yang meminta bantuan perantaraan keibuannya, yang sadar akan pentingnya kehidupan rohani dan perlunya doa."

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada mulanya skapulir adalah sejenis celemek kerja, yang sering digunakan oleh para biarawan yang terdiri dari potongan kain besar di bagian depan dan belakang yang disambung di bahu dengan potongan kain. Celemek ini merupakan salah satu pakaian beberapa ordo keagamaan termasuk Ordo Karmelit. Para pertapa Karmelit pertama yang tinggal di Gunung Karmel di Tanah Suci pada abad ke-12 diperkirakan mengenakan tunik berikat dan mantel bergaris khas peziarah, tetapi ketika para anggota Ordo Karmelit pindah ke Eropa pada abad ke-13 dan menjadi ordo biarawan pengemis, mereka mengikuti kebiasaan baru yang mencakup tunik berikat cokelat, skapulir cokelat, tudung, dan mantel putih. Pakaian merupakan bagian penting dari identitas anggota ordo keagamaan pada abad pertengahan. Melepas pakaian ordo sama saja dengan meninggalkan status biarawan. Konstitusi Ordo Karmelit tahun 1369 menetapkan pengucilan otomatis bagi para anggata Ordo Karmelit yang merayakan Misa tanpa skapulir, sedangkan konstitusi tahun 1324 dan 1294 menganggap tidur tanpa skapulir merupakan kesalahan serius.

Menurut Hugh Clarke, "Awal mula devosi skapulir dapat ditemukan dalam keinginan umat awam selama Abad Pertengahan untuk berhubungan erat dengan Ordo Karmelit dan spiritualitasnya." Ini merupakan kebiasaan bagi umat awam yang tergabung dalam konfraternitas, sodalitas, atau ordo ketiga yang terhubung dengan ordo religius untuk memakai tanda keanggotaan, seringkali sebagian berasal dari kebiasaan keagamaan seperti tali, jubah atau skapulir. Sepanjang sejarahnya, umat awam yang terhubung dengan Ordo Karmelit mengenakan jubah putih yang dikenakan para biarawan, atau bahkan pakaian lengkap Ordo Karmelit. Skapulir kecil berwarna cokelat dan janji keselamatan Maria bagi pemakainya mulai dipromosikan kepada umat awam dalam bentuk yang kita kenal sekarang oleh Giovanni Battista Rossi, mantan Jenderal Ordo Karmelit tahun 1564-1578. Skapulir Cokelat tersebar luas di negara-negara Eropa pada akhir abad ke-16. Banyak buku yang memuat rumusan pemberkatan bagi pemakai skapulir. Saat ketika mereka menerima skapulir secara resmi menjadi sangat penting sebagaimana saat kematian.

Menurut catatan tradisional, Perawan Maria yang Terberkati menampakkan diri di Cambridge kepada St. Simon Stock, yang merupakan Jenderal Utama Ordo Karmelit pada pertengahan abad ke-13. Rujukan paling awal mengenai tradisi ini, yang berasal dari akhir abad ke-14, menyatakan bahwa "St. Simon adalah seorang berkebangsaan Inggris, seorang pria yang sangat suci dan penuh pengabdian, yang selalu dalam doanya meminta kepada Sang Perawan untuk mendukung ordonya dengan suatu hak istimewa yang luar biasa. Sang Perawan menampakkan diri kepadanya sambil memegang skapulir di tangannya dan berkata, 'Ini adalah hak istimewa bagimu dan bagi pengikutmu; orang yang meninggal sambil memakainya akan diselamatkan.'"

Kisah penglihatan tersebut pertama kali disebutkan baru pada akhir abad ke-14, hampir 150 tahun setelah kisah yang disebutkan terjadi pada tahun 1251, dan tidak tercatat dalam catatan paling awal tentang kehidupan dan mukjizat St. Simon Stock. Sejarah pakaian dan peraturan Ordo Karmelit serta pembahasan yang berkaitan dengannya dalam ordo selama rentang waktu tersebut juga tidak menyebutkan atau menyiratkan tradisi tentang Perawan Maria Terberkati yang memberikan skapulir kepada para Karmelit. Begitu pula para penulis Karmelit terkemuka pada abad ke-14, seperti John Baconthorpe, tidak menyebutkan kisah skapulir cokelat. Sejarah bahkan mencatat sebuah contoh pada tahun 1375 ketika seorang anggota Ordo Karmelit berkebangsaan Inggris bernama Nicholas Hornby terlibat dalam debat publik dengan seorang biarawan Ordo Dominikan di mana Hornby mengejek klaim Ordo Dominikan yang mengaku telah menerima pakaian mereka dari Perawan Maria Terberkati. Sepertinya klaim ini umum terjadi pada beberapa ordo biarawan pada abad pertengahan. Nicholas Hornby tidak menunjukkan tanda bahwa dia mengetahui klaim serupa yang dibuat oleh Ordo Karmelit di Inggris pada abad sebelumnya.

Di tengah bukti-bukti yang membingungkan, ada pendapat bahwa beberapa anggota Ordo Karmelit selain St. Simon Stock mempunyai penglihatan mistis, yang kisahnya kemudian dikaitkan dengannya. Sejarah Ordo Dominikan yang disusun oleh Gerard dari Frachet pada tahun 1259-1260 menceritakan tentang kematian seorang anggota Ordo Dominikan yaitu Jordan dari Saxon pada tahun 1237 di lepas pantai Acra di Palestina di dekat Gunung Karmel, dan menyebutkan "pertapa tertentu dari Ordo Karmel" yang tergoda untuk meninggalkan panggilannya karena Allah telah mengizinkan hal ini terjadi pada orang yang begitu kudus; konon Jordan dari Saxon kemudian menampakkan diri kepada saudaranya dalam sebuah penglihatan, meyakinkannya bahwa "semua yang melayani Tuhan Yesus Kristus sampai akhir akan diselamatkan." Gerard menyimpulkan: "si pertapa sendiri, dan pemimpin ordo yang sama, yaitu saudara Simon, seorang yang religius dan jujur, telah menceritakan hal ini kepada para saudara kita." Kisah ini yang memiliki kemiripan yang mencolok dengan kisah tradisional tentang penglihatan skapulir dan janji keselamatan, dengan perbedaan yang jelas, adalah salah satu dari sedikit sumber awal yang diketahui.

Bentuk dan Bahan Skapulir[sunting | sunting sumber]

Dalam katekese terkini yang disiapkan di bawah arahan para provinsial Ordo Karmelit dan Ordo Karmelit Tanpa Kasut di Amerika Utara yang diberikan imprimatur oleh Uskup Agung Washington D.C., skapulir harus terdiri dari dua lembar kain berbentuk persegi berwarna cokelat dengan satu bagian tergantung di bagian dada pemakainya dan satunya lagi tergantung di punggungnya. Potongan-potongan ini disambung dengan dua pita atau tali yang menumpang pada masing-masing bahu dan oleh karena itu disebut "skapulir" (tulang belikat). Skapulir Cokelat harus 100% terbuat dari bahan kain wol asli yaitu bahan wol domba yang ditenun. Wol yang di-press menjadi kain felt tidak diperbolehkan. Bahan lain seperti katun, sutra, satin atau bahan lainnya juga dilarang. Biasanya skapulir dikenakan di bawah pakaian tetapi tidak disematkan pada pakaian dalam. Meskipun tidak diperlukan, sejak abad kedelapan belas biasanya gambar atau simbol keagamaan dapat dijahit pada Skapulir Cokelat. Gambar atau simbol keagamaan ini boleh memakai bahan bukan wol dan jangan sampai menghalangi warna dominan cokelat.

Karena kain berbahan wol cepat rusak di iklim tropis, sejak tahun 1910 mereka yang dilantik menjadi anggota konfraternitas skapulir dapat mengenakan medali skapulir yang diberkati dengan gambar Yesus dengan Hati-Nya yang Mahakudus di satu sisi dan gambar Santa Perawan Maria di sisi lainnya. Pemakaian medali skapulir logam diperbolehkan, meskipun seseorang harus memakai skapulir kain terlebih dahulu. Suster-suster Karmelit menyatakan:

Medali Skapulir juga dapat dipakai jika benar-benar diperlukan atau karena alasan yang sangat serius, seperti alergi terhadap wol. Namun jika Medali Skapulir dipakai karena alasan yang tidak memadai seperti karena kesombongan atau untuk kenyamanan, pemakainya berisiko tidak menerima manfaat dari janji skapulir. Penting untuk diingat bahwa skapulir kecil yang dipakai oleh umat awam dimaksudkan sebagai versi miniatur dari apa yang dipakai oleh kaum Karmelit sebagai bagian dari pakaian keagamaan mereka yang tidak pernah bisa digantikan dengan apa pun. Paus Pius X mengungkapkan kecenderungannya terhadap skapulir kain. Paus Benediktus XV menyatakan bahwa Gereja lebih memilih skapulir kain daripada skapulir medali. Kecenderungan ini terjadi karena kain penting untuk menandakan skapulir sebagai pakaian yaitu suatu pakaian birawan.

Pelantikan[sunting | sunting sumber]

Tidak seperti benda sakramentali pada umumnya, pemakai skapulir tidak hanya sekedar memakai skapulir yang diberkati tetapi perlu dilantik oleh seorang imam untuk didaftarkan menjadi anggota konfraternitas Skapulir Cokelat. Setiap imam Katolik dapat melantikkan Skapulir Cokelat kepada seorang Katolik. Ritus Pemberkatan dan Pelantikan Skapulir terbaru yang disetujui pada tahun 1996 oleh Kongregasi Ibadah Ilahi dan Tata Tertib Sakramen, tersedia dalam bentuk buklet "Katekese dan Ritual Skapulir Bunda Maria dari Gunung Karmel" yang diterbitkan pada tahun 2000 dan disebarluaskan oleh ICS Publications.

Rumusan singkat pelantikan Skapulir Cokelat adalah sebagai berikut: Terimalah skapulir ini, suatu tanda hubungan khusus antara engkau dan Maria, Bunda Yesus, yang engkau ikrarkan untuk kau teladani. Semoga ini menjadi pengingat bagimu akan martabatmu sebagai seorang Kristen, dalam melayani sesama dan meneladani Maria. Pakailah ini sebagai tanda perlindungan Maria dan tanda anggota Keluarga Karmelit, yang dengan sukarela melakukan kehendak Tuhan dan mengabdikan diri untuk membangun dunia yang sesuai dengan rencana komunitas, keadilan, dan perdamaian.

Menurut pernyataan doktrinal tahun 1996 yang disetujui oleh Kongregasi Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen, “Devosi kepada Bunda Maria dari Gunung Karmel terikat pada sejarah dan nilai-nilai spiritual Ordo Saudara Perawan Maria dari Gunung Karmel dan diungkapkan melalui skapulir. Dengan demikian, siapa pun yang menerima skapulir, menjadi anggota ordo dan mengikrarkan dirinya untuk hidup sesuai spiritualitas ordo menurut keadaannya dalam kehidupan.”

Ordo Ketiga dan Konfraternitas[sunting | sunting sumber]

Sebagaimana ordo pengemis lainnya seperti Ordo Fransiskan, Ordo Karmelit membentuk Ordo Ketiga yang diperuntukkan bagi umat awam (Ordo Pertama adalah para biarawan, Ordo Kedua adalah para biarawati), baik yang sudah menikah maupun lajang, yang ingin berpartisipasi secara mendalam dalam spiritualitas dan karisma ordo, tetapi tetap dalam keadaan hidup sekuler. Mereka yang termasuk dalam cabang Karmelit Kuno (O.Carm) sekarang dikenal sebagai Karmelit Awam sedangkan mereka yang termasuk dalam cabang Karmelit Tidak Berkasut (OCD) dikenal sebagai Karmelit Sekuler. Anggota kedua cabang tersebut termasuk dalam komunitas-komunitas yang berkumpul bersama secara teratur untuk berdoa dan pembinaan rohani. Skapulir Cokelat berukuran kecil adalah pakaian para Karmelit Awam ini, sedangkan Skapulir Cokelat berukuran besar biasanya dikenakan di luar pakaian pada pertemuan komunitas dan acara resmi.

Ada juga Konfraternitas Skapulir Cokelat. Menurut ritus pelantikan versi tahun 1996, "Konfraternitas Skapulir Karmel adalah sebuah perkumpulan umat beriman yang berjuang untuk kesempurnaan cinta kasih di dunia dalam semangat Ordo Karmelit, berperanserta dalam kehidupan ordo dan manfaat rohaninya dalam persekutuan pemikiran, harapan, dan karya yang erat bersama Maria." Berikut peraturan yang berlaku saat ini yang disetujui tahun 1996 untuk memulai konfraternitas kanonik lokal:

Moderator tertinggi Ordo Karmelit adalah otoritas yang berwenang untuk mendirikan konfraternitas secara kanonik. Bagi gereja-gereja yang tergabung dalam Ordo Karmelit, persetujuan yang diberikan oleh ordinaris setempat untuk pendirian rumah religius secara kanonik juga berlaku untuk pendirian konfraternitas secara kanonik. Namun pendirian kanonik konfraternitas di gereja lain atau di tempat lain memerlukan persetujuan tertulis dari ordinaris setempat. … Para anggota konfraternitas wajib menyediakan waktu secara teratur untuk bersama Tuhan dalam doa, sering berpartisipasi dalam Ekaristi, mendaraskan salah satu brevir setiap hari atau beberapa mazmur atau rosario atau doa-doa serupa lainnya. Jika memungkinkan, mereka akan bertemu secara berkala untuk membangun rasa persaudaraan, untuk mempelajari semangat Karmel, untuk memperhatikan saudara-saudari yang membutuhkan, semuanya dalam persatuan dengan Maria. Mereka dapat memperoleh indulgensi penuh, asalkan mereka memenuhi syarat-syarat biasa, pada hari mereka bergabung dalam konfraternitas dan pada hari raya berikut: Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel (16 Juli), St. Nabi Elia (20 Juli), St. Simon Stock (16 Mei), St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus (1 Oktober), St. Teresa dari Yesus (15 Oktober), Semua Orang Kudus Karmelit (14 November), dan St. Yohanes dari Salib (14 Desember).

Pada masa lalu di Eropa sering kali ada konfraternitas lokal yang bertemu untuk persekutuan dan pembinaan rohani. Saat ini, setidaknya di Amerika Utara, mereka yang didaftarkan oleh seorang imam ke dalam Konfraternitas Skapulir Cokelat biasanya tidak memiliki kelompok yang terlihat dan tidak ada catatan tertulis yang disimpan mengenai keanggotaannya. Beberapa pihak menyerukan kembalinya praktik terorganisir konfraternitas dan pembaruan kesadaran akan hubungan Skapulir Cokelat dengan spiritualitas Karmelit. Ritus pelantikan Skapulir Cokelat yang berlaku saat ini juga memperbolehkan seseorang untuk dilantik dengan Skapulir Cokelat tanpa bergabung dengan suatu kelompok konfraternitas.

Ajaran Resmi[sunting | sunting sumber]

Seorang peneliti Ordo Karmelit yaitu Kieran Kavanaugh merangkum ajaran resmi Gereja Katolik mengenai Skapulir Cokelat:

Sehubungan dengan skapulir sebagai tanda kekudusan yang dikenal luas, Gereja telah melakukan intervensi di berbagai masa dalam sejarah untuk memperjelas maknanya, mempertahankannya, dan menegaskan keistimewaannya. Dari dokumen-dokumen Gereja ini muncul dengan cukup jelas sifat dan makna Skapulir Karmelit. 1. Skapulir adalah pakaian atau busana orang yang secara khusus menghormati Maria yang merupakan tanda sekaligus janji. Tanda bahwa pemakainya adalah milik Maria dan janji perlindungan keibuannya tidak hanya dalam kehidupan ini tetapi juga setelah kematian. 2. Sebagai sebuah tanda, skapulir merupakan suatu tanda yang umum melambangkan tiga unsur yang secara erat berpadu: pertama, menjadi bagian dari keluarga religius yang secara khusus mengabdi kepada Maria, khususnya yang disayangi Maria yaitu Ordo Karmelit; kedua, penyerahan diri kepada Maria serta pengabdian dan kepercayaan kepada Hati Kudus Maria yang Tidak Bernoda; ketiga, dorongan untuk menjadi seperti Santa Perawan Maria dengan meneladani kebijaksanaannya, terutama kerendahan hatinya, kesucian, dan semangat doanya. Inilah hubungan yang ditetapkan secara resmi oleh Gereja antara tanda dan apa yang dimaknai oleh tanda itu.

Tidak disebutkan mengenai penglihatan St. Simon Stock tentang pemberian Skapulir Cokelat atau penglihatan Paus Yohanes XXII tentang Keistimewaan Sabat yang menjanjikan bahwa seseorang akan dibebaskan dari Api Penyucian pada hari Sabtu pertama setelah kematian.

Kepercayaan Terkait[sunting | sunting sumber]

Bentuk paling awal janji skapulir hanya menyatakan bahwa pemakai skapulir cokelat yang adalah pakaian Ordo Karmelit akan diselamatkan. Awalnya hal ini mengacu pada biarawan-biarawati Karmelit yang tetap setia pada panggilannya. Baru belakangan kemudian versi kecil Skapulir Cokelat menjadi populer di kalangan umat awam sebagai sebuah benda sakramentali.

Sifat bantuan rohani yang terkait dengan Skapulir Cokelat menjadi lebih rinci dan khusus. Rumusan tradisional janji bagi pemakai Skapulir Cokelat adalah "Ambillah skapulir ini. Siapapun yang meninggal dengan memakainya tidak akan menderita api yang kekal. Skapulir ini akan menjadi tanda keselamatan, perlindungan dalam bahaya dan janji perdamaian."

Mereka yang memakai Skapulir Cokelat menganggap diri mereka sudah dikhususkan untuk Santa Perawan Maria. Pada tahun 1951 Paus Pius XII menulis dalam surat apostolik kepada Ordo Karmelit sebagai peringatan 700 tahun penglihatan St. Simon Stock, bahwa paus berharap Skapulir Cokelat akan "menjadi tanda konsekrasi mereka kepada Hati Kudus Perawan Tidak Bernoda" bagi para anggota Ordo Karmelit.

Salah satu kepercayaan yang paling berpengaruh dalam membuat terkenalnya devosi skapulir cokelat adalah janji yang dikenal sebagai keistimewaan hari Sabtu. Nama ini diambil dari bulla kepausan apokrif Sacratissimo uti Culmine tertanggal 3 Maret 1322 yang dikaitkan dengan Paus Yohanes XXII. Disebutkan bahwa Paus Yohanes XXII mendapat penglihatan tentang Bunda Maria yang secara pribadi mengantarkan jiwa para anggota Karmelit dan Konfraternitas Skapulir Cokelat keluar dari Api Penyucian pada hari Sabtu pertama setelah kematian mereka sepanjang memenuhi persyaratan tertentu. Takhta Suci telah menyangkal keabsahan dokumen ini sejak tahun 1613, tetapi tidak melarang anggota Ordo Karmelit “untuk berkhotbah agar umat Kristiani dapat dengan saleh percaya akan pertolongan yang diberikan oleh jiwa saudara dan anggotanya, yang telah meninggalkan kehidupan ini dalam kasih, memakai skapulir cokelat sepanjang hidupnya, selalu menjaga kemurnian, mendaraskan Ofisi Kecil Sang Perawan Terberkati, atau jika mereka tidak dapat membaca, menjalankan hari-hari puasa Gereja, dan tidak makan daging pada hari Rabu dan Sabtu […], dapat diperoleh setelah kematian - khususnya pada hari Sabtu, hari yang disucikan oleh Gereja kepada Perawan Terberkati [...]." Unsur-unsur ini tercermin dalam versi lama persyaratan pendaftaran di Konfraternitas Skapulir Cokelat.

Kadang-kadang skapulir dikritik sebagai jalan mudah menuju surga atau suatu bentuk takhayul. Namun Katekismus Gereja Katolik menyatakan bahwa benda-benda sakramentali seperti Skapulir Cokelat "tidak menganugerahkan rahmat Roh Kudus seperti yang dilakukan sakramen-sakramen, tetapi melalui doa Gereja benda-benda sakramentali mempersiapkan diri kita menerima rahmat dan membuat kita bekerja sama dengan rahmat tersebut." Meskipun mendorong devosi kepada Bunda Maria, saat ini Ordo Karmelit secara tersurat menyatakan dalam literatur resmi mereka bahwa mereka tidak mengumumkan keistimewaan hari Sabtu dan bahwa mereka selaras dengan ajaran resmi Gereja mengenai hal tersebut.

Lihat Juga[sunting | sunting sumber]

Skapulir