Skala Koma Glasgow

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Skala Koma Glasgow adalah skala neurologi yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesadaran. Skala ini umumnya digunakan untuk menilai kesadaran setelah cedera kepala. Ada tiga komponen yang dinilai dalam skala ini yaitu mata, verbal, dan motorik.

Skala Koma Glasgow atau Skala Glascow Koma adalah skala neurologis yang bertujuan untuk memberikan penilain kesadaran yang tepercaya, objektif dalam menentukan kondisi kesadaran dari seseorang yang berguna untuk menentukan diagnosa selanjutanya. Seorang pasien dinilai berdasarkan 3 skala. Poin penilaian Skala Koma Glasgow dari 3 (menunjukkan ketidaksadaran yang dalam) dan 15 (menunjukkan kesadaran penuh).

GCS awalnya digunakan untuk menilai tingkat kesadaran setelah terjadi cedera kepala, dan skala yang sekarang digunakan pada pertolongan pertama, EMS, perawat, dan dokter berlaku untuk semua pasien medis dan trauma akut atau yang baru saja terjadi. Di rumah sakit juga digunakan untuk memantauan kondisi pasien kronis yang sedang dalam perawatan intensif.

Skala ini diterbitkan pada tahun 1974 oleh Graham Teasdale dan Bryan J. Jennett, profesor bedah saraf di University of Glasgow Institut Neurologis Sciences di Rumah Sakit Umum Selatan kota.

GCS digunakan sebagai bagian dari beberapa sistem penilaian ICU, termasuk APACHE II, SAPS II, dan SOFA, untuk menilai status dari sistem saraf pusat. Sebuah skala yang sama, Skala Rancho Los Amigos digunakan untuk menilai pemulihan trauma pasien cedera otak. Namun di Indonesia biasanya cukup menggunakan penilaian dari GCS.

Unsur Skala Koma Glasgow[sunting | sunting sumber]

Unsur skala koma glasgow terdiri dari 18 penilaian yaitu:

Penilaian 1[sunting | sunting sumber]

Respon Mata (E)

Ada empat skala dimulai dengan yang paling parah:

  1. Tidak membuka mata.
  2. Mata terbuka dengan pemberian rangsangan/stimulus nyeri. Stimulus nyeri perifer, seperti meremas area lunula pasien kuku lebih efektif daripada stimulus pusat seperti meremas trapezius, karena efek meringis.
  3. Mata terbuka dengan respons suara saat pasien tidak dalam kondisi tertidur normal atau tanpa ada masalah medis.
  4. Mata membuka spontan.
Respon Verbal (V)
Respon Motorik (M)