SLB/B Dena Upakara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sekolah SLB/B Dena Upakara
Informasi
Didirikan15 Maret 1938
JenisSwasta, Katolik
Rentang kelasTingkat Prasekolah, Tingkat Dasar & Tingkat Kejuruan
StatusSekolah Luar biasa (Tunarungu)
Alamat
LokasiJl. Mangli No. 5, Wonosobo - 56311, Jawa Tengah, Indonesia
Tel./Faks.(0286) 322241
Moto

SLB/B DENA UPAKARA adalah Lembaga Pendidikan Anak-anak Tuna Rungu (disingkat LPATR) “Dena Upakara” yang didirikan pada tahun 1938 di jalan Mangli, Wonosobo, Jawa Tengah. SLB/B merupakan sekolah luar biasa yang diperuntukkan bagi putri-puitri Tunarungu yakni anak-anak yang memiliki hambatan pada indar pendengarannya.

Murid-murid Tunarungu tahun 1938

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Lembaga ini didirikan pada tanggal 15 Maret 1938 atas prakarsa Mgr. A. Hermus, direktur Lembaga Pendidikan Anak Tunarungu St. Michielsgestel +Nederland pada waktu itu. Sejak semula lembaga ini mendidik dan mengajar anak tunarungu dengan cara oral. Murid-murid dilatih untuk berbicara dengan bahasa lisan. Seperti masyarakat umum yang berkomunikasi satu sama lain secara lisan, maka anak tunarungu yang didik di Lembaga “Dena-Upakara” pun dilatih agar dapat berkomunikasi secara wajar seperti masyarakat umum.

Pada tahun 1938 para suster Putri Maria dan Yosef (suster PMY) telah membuka sekolah SLB/B "Dena Upakara" adalah Lembaga Pendidikan Anak-anak Tuna Rungu (disingkat LPATR) Dena Upakara di Wonosobo. Pada awalnya mereka mengajar putra-putri. baru berjalan selama 2 tahun, usaha mulia itu terganggu perang dunia II dengan segala akibatnya. Setelah situasi kembali lebih kondusif, para suster kembali membuka pintu sekolah dan mengajar untuk bekerjasama dengan Bruder Karitas agar para Bruder Karitas mau mendirikan sekolah untuk putra-putra tunarungu, karena sangat dibutuhkan tenaga untuk putra. Permohonan itu menjadi realita pada tahun 1955.

PENDIDIKAN

Anak-anak tunarungu “tidak berbahasa” sebagai akibat dari ketunarunguannya. Masyarakat menyebutnya bisu. Mereka tidak mengenal lambang bunyi (bahasa) baik secara lisan maupun tulisan. Tetapi sebenarnya mereka mempunyai banyak idea. Mereka tidak mampu mengungkapkan idea itu karena tidak mempunyai sarana untuk mengucapkannya, yaitu : bahasa. Maka para pendidik berupaya sekuat tenaga agar murid-murid menguasai bahasa yang bisa mereka gunakan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak mereka.

Bahasa yang akan mereka gunakan juga untuk pengantar dalam mempelajari ilmu dan pengetahuan lainnya.

Mereka menempuh pendidikan di Lembaga “Dena-Upakara” lewat jenjang pendidikan :

1. Taman Bermain (Play Group)  : 1 tahun

2. Kelas Persiapan (TKLB)  : 3 tahun

3. Kelas Dasar (SDLB)  : 6 tahun

4. Kelas Kejuruan (SMPLB)  : 3 tahun

5. Kelas Latihan Kerja (Sanggar Kerja)  : 1 tahun

Mulai Kelas III Sekolah Dasar siswa diperkenalkan pelajaran Komputer.

Di kelas Kejuruan (SMPLB) para murid mendapat pendidikan ketrampilan :

1. Tata Busana

2. Tata Boga

3. Tata Rias Wajah dan Rambut

Sambil menunggu kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di masyarakat setelah tamat, para lulusan baru dapat menggunakan “Sanggar Kerja” “Dena-Upakara” yang diselenggarakan oleh Lembaga.

Setelah berpengalaman bertahaun-tahun para pendidik “Dena-Upakara” pun mendorong dan mendukung para murid yang dapat berpadu ke sekolah umum dalam pendidikan dan pengajaran bersama murid lain yang tidak cacat.

Ada banyak murid yang lulus SDLB mengikuti pendidikan di SLTP umum. Semuanya itu dipertimbangkan dari berbagai segi yang menyangkut kemampuan anak, lingkungan keluarga dan masyarakat.

ASRAMA DENA UPAKARA

Masyarakat menilai bahwa keberhasilan SLB/ B Dena Upakara karena merupakan sekolah berasrama, selain lengkapnya fasilitas, profesionalisme serta juga karena jiwa pengabdian dari para guru serta pamong.

Di asrama kebiasaan baik dan teratur ditingkatkan dengan menumbuhkan jiwa sosial dan kerjasama, misal dengan pembagian kelompok kerja untuk membersihkan ruang makan dan lain-lain.

Pembinaan bagi anak-anak asrama sudah lebih kompleks, seiring dengan perkembangan anak yang memasuji masa pubertas dan remaja. Arah pembinaan adalah tumbuhnya kesadaran akan tanggungjawab, disiplin, moral, pergaulan dengan lawan jenis dan sikap menghadapi realita.

keluarga termasuk jika terjadi perbedaan pandangan denga orang tua. Peran pengasuh asrama adalah berada di tengah untuk memberikan semangat.

Di asrama, siswi sudah lebih dewasa. Maka pembinaan dititikberatkan pada besarnya tanggungjawab yang dimiliki siswi, latihan kepemimpinan dan bagaimana bersikap terhadap realita yang terjadi di masyarakat.

Galeri[sunting | sunting sumber]

Pranla luar[sunting | sunting sumber]

Situs resmi website http://denaupakaraku.blogspot.com/

Situs resmi website https://mitalatihanminggu.wordpress.com/profil/

Situs resmi website https://pmyindonesia.com/sejarah-suster-cinta-kasih-putri-maria-dan-yosef-pmy/

Referensi[sunting | sunting sumber]

Sejarah SLB/B Dena Upakara Wonosobo

Sejarah Suster Putri Maria dan Yosef (suster PMY)

Paguyuban Alumni Dena Upakara dan Don Bosco (disingkat Adeco)

Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin)

Pusat Bahasa Indonesia (Pusbisindo)