Rudy Kurniawan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Rudi Kurniawan)

Rudy Kurniawan
LahirZhen Wang Huang[1]
10 Oktober 1976 (umur 47)
Indonesia Jakarta, Indonesia[2]
Tempat tinggalArcadia, California
KebangsaanIndonesia[3]
Nama lain"Dr. Conti"
Gugatan kejahatanPemalsuan minuman anggur, penipuan lewat surat-menyurat
Hukuman kriminalPenjara 10 tahun, deportasi ke Indonesia. Dipenjara di Reeves County Detention Complex, Pecos, Texas; kemungkinan bisa bebas paling cepat 9 Januari, 2021

Rudy Kurniawan alias Zhen Wang Huang, (lahir 10 Oktober 1976), adalah seorang pemalsu anggur. Ia menjadi terkenal setelah anggur yang ia palsukan berhasil menipu banyak sekali orang kaya di seluruh dunia.[4]

Setelah memecahkan rekor penjualan anggur di sebuah lelang, ia mendapatkan pinjaman sangat besar dari rumah lelang tersebut, yang kemudian tak pernah ia bayar. Ia tertangkap basah saat berusaha menawarkan edisi terbatas 1947 dari Château Lafleur. Akibat penipuannya ini, ia dihukum 10 tahun.[5]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Rudy Kurniawan kuliah di California State University, Northridge, pada tahun 90an akhir, dan menetap di Amerika Serikat dengan visa pelajar. Nama aslinya Zhen Wang Huang, tetapi ayahnya memberi nama Indonesia untuk bisa memberinya "kebebasan". Tahun 2003, U.S. Immigration and Customs Enforcement memerintahkannya untuk mendeportasi diri secara sukarela, tetapi ia memutuskan untuk menetap secara ilegal di Amerika Serikat.[6]

Sebuah film dokumenter tahun 2016 menelusuri keberadaan keluarganya di Indonesia, termasuk dua pamannya, Hendra Rahardja dan Eddy Tansil, yang juga buronan kasus korupsi.[7]

Kurniawan memulai usahanya dalam jual beli anggur langka pada awal tahun 2000an, dengan membelanjakan hingga $1 juta sebulan. pada saat yang sama, ia mulai menyelenggarakan acara tasting bersama kolektor lainnya. Ia memperlihatkan kegemaran akan anggur buatan Burgundy, Domaine de la Romanée-Conti, sehingga mendapat julukan Dr. Conti. Gudang anggurnya dianggap salah satu yang terbaik di dunia.[6]

Ia kemudian mencetak dua penjualan besar di Acker, Merrall & Condit pada tahun 2006, dengan pendapatan bersih $10,6 juta (sekitar $13,4 juta untuk ukuran tahun 2019) pada penjualan pertama dan $24,7 juta ($31,3 juta untuk ukuran tahun 2019) pada penjualan kedua. Lelang kedua adalah rekor untuk penjualan tunggal dalam lelang, mengalahkan rekor sebelumnya lebih dari $10 juta. Dalam dua lelang tersebut, Kurniawan menjual delapan magnum dari Château Lafleur produksi tahun 1947. Beberapa hari setelahnya, Kurniawan mendapat pinjaman $8,84 juta dari Acker Merrall & Condit, dengan jaminan koleksi anggur dan karya seni miliknya.[6]

Penipuan dan pemalsuan[sunting | sunting sumber]

Ia mulai tertangkap basah pada April 2007, saat berusaha menjual Château Le Pin produksi 1982 di rumah lelang Cristie's di Los Angeles. Perwakilan Le Pin menemukan bahwa botol yang digunakan adalah palsu dan menghubungi Christie's. Akibatnya lelang tersebut dibatalkan. Pada acara Konferensi Makanan dan Minuman TASTE3 di Napa, California, David Molyneux-Berry, mantan kepala lelang anggur di Sotheby's, menyatakan hanya ada lima magnum dari Lafleur yang pernah diproduksi. Sehingga anggur yang dijual Kurniawan pada tahun 2006 bisa dipastikan palsu.[8]

Tajim 2008, Kurniawan kembali berusaha memalsukan anggur, kali ini beberapa botol dari Domaine Ponsot, seri Clos St. Denis Grand Cru, produksi 1945 hingga 1971. Namun menurut Laurent Ponsot, kepala dari Domaine Ponsot, mereka tidak pernah membuat anggur seri Clos St. Denis sebelum tahun 1982. Ponsot kemudian menghubungi rumah lelang tersebut dan menuntut anggur palsu tersebut ditarik dari lelang. Ponsot kemudian menemui Kurniawan, dan berusaha mencari tahu apakah Kurniawan pemalsu ataukah hanya kurang beruntung karena juga jadi korban penipuan. Saat ditanya, ia hanya menjawab, "Kami berusaha memberikan anggur yang benar, tapi ini dunia anggur mahal Burgindy, kadang hal-hal buruk terjadi."[8]

Untuk menutupi penipuannya, Rudy Kurniawan sangat menjaga penampilannya. Ia bisa menghabiskan $200 ribu dalam sehari hanya untuk membeli pakaian mahal dan makan di restoran ternama.[9]

Tuntutan hukum[sunting | sunting sumber]

Setelah kejadian anggur Ponsot palsu ditarik, Kurniawan mulai menghadapi banyak tuntutan hukum, salah satunya dari Bill Koch pada tahun 2009. Ia menuduh Kurniawan dengan sengaja menjual anggur palsu kepadanya dan banyak kolektor lain, baik lewat lelang ataupun secara pribadi. Ia juga tak kunjung membayar hutangnya ke rumah lelang Acker, Merrall & Condit. Pada bulan Februari 2012 Spectrum Wine Action terpaksa menarik beberapa botol anggur dengan nilai $785 ribu, karena dituduh didapat dari Kurniawan melalui tangan kedua.

Penangkapan[sunting | sunting sumber]

Tanggal 8 Maret 2012, FBI menangkap Kurniawan di rumahnya di Arcadia, California. Saat aparat menggeledah rumahnya, mereka menemukan anggur murah Napa yang memperlihatkan tanda-tanda akan dijual sebagai koleksi vintage Bordeaux, karena ada tutup botol, label, dan alat lainnya yang diindikasikan untuk keperluan pemalsuan.[10]

Kurniawan juga tertangkap tangan melakukan penipuan melalui surat menyurat dan media elektronik pada tanggal 9 Maret 2012. Investigasi selanjutnya memperlihatkan bahwa Kurniawan berusaha membeli anggur Burgundi yang cukup tua, tetapi murahan untuk kemudian diganti labelnya dengan merk mahal dan antik.[10]

Sidang[sunting | sunting sumber]

Sidang penuntutan Kurniawan dimulai sejak 8 April 2013, mengumpulkan berbagai tuntutan pemalsuan terhadapnya, dengan tambahan pemalsuan seri jeroboam dari Château Mouton-Rothschild 1945 pada tahun 2006 dengan nilai jual $48.259 dan enam botol Domaine Georges Roumier Bonnes Mares 1923 dengan nilai jual $95 ribu. Diketahui bahwa Domaine Georges Roumier tidak memproduksi anggur sebelum tahun 1924 menurut jaksa penuntut utama, Jason Hernandez.[10]

Rudy Kurniawan akhirnya divonis 10 tahun penjara untuk pemalsuan yang ia lakukan. Ia dipenjara di CI Reeves I & II Correctional Facility di Pecos, Texas. Karena sejak 2003 telah tinggal di Amerika Serikat secara ilegal, ia akan dideportasi begitu bebas pada tanggal 7 November 2020.[10]

Korban[sunting | sunting sumber]

Beberapa korban Rudy Kurniawan antara lain Bill Koch, salah satu orang terkaya di AS, yang tertipu membeli 1947 Pétrus, 1945 Comte Georges de Vogüé Musigny Cuvée Vielles Vignes dan dua botol 1934 Domaine de la Romanée-Conti. Koch dan Kurniawan sepakat dengan ganti rugi $3 juta di luar sidang. Namun ia masih berhutang $3,5 juta kepada Acker, Merrall, & Condit. Pada Bulan Januari 2015, koleksi asli dari Kurniawan diteliti untuk kemungkinan dijual sebagai penutup kerugian para korbannya.[11]

Dalam budaya populer[sunting | sunting sumber]

Film dokumenter tahun 2016, Sour Grapes yang disutradarai Jerry Rothwell dan Reuben Atlas menceritakan pemalsuan yang dilakukan Rudy Kurniawan. Film ini menyatakan ada lebih dari 10 ribu botol palsu yang diciptakannya yang masih disimpan oleh para kolektor.[4]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Running The Numbers of Rudy Fake Wines. dari situs wine-searcher.com
  2. ^ "Sealed Complaint in United States of America v. Rudy Kurniawan" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-12-19. Diakses tanggal 4 July 2012. 
  3. ^ MICHAEL STEINBERGER (July 2012). "A Vintage Crime". VANITY FAIR. Diakses tanggal 22 April 2016. 
  4. ^ a b Lika-liku Kejahatan Keponakan Eddy Tansil dalam Film Sour Grapes. dari situs kumparan
  5. ^ Wine fraudster Rudy Kurniawan gets 10 years in jail. dari situs bbc.com
  6. ^ a b c The Curious Case of Rudy Kurniawan – Greatest Wine Fraudster Ever. dari situs finewinemaster.com
  7. ^ Jejak Maling Keluarga Tansil. dari situs tirto
  8. ^ a b A Vintage Crime dari situ vanityfair
  9. ^ Rudy Kurniawan, Extraordinary Wine Forger. dari situs casdinteret.com
  10. ^ a b c d Wine fraudster Rudy Kurniawan gets 10 years in jail. dari situs bbc.com
  11. ^ $550M WORTH OF KURNIAWAN COUNTERFEIT WINES BEING ‘RESOLD OVER AND OVER AGAIN’. dari situs thedrinksbusiness.com