Return merchandise authorization
Return merchandise authorization (RMA, bahasa Indonesia: otorisasi pengembalian/retur barang), disebut juga return authorization (RA, bahasa Indonesia: otorisasi retur), atau return goods authorization (RGA) adalah bagian dari proses pengembalian produk untuk menerima pengembalian uang (refund), penggantian, atau perbaikan yang disetujui oleh pembeli dan penjual selama masa garansi produk.[1][2]
Penerbitan RMA/RGA adalah momen penjaga gerbang utama dalam siklus logistik balik, yang memberi vendor kesempatan terakhir untuk mendiagnosis dan memperbaiki masalah pelanggan dengan produk (seperti pemasangan atau konfigurasi yang tidak tepat) sebelum pelanggan secara permanen melepaskan kepemilikan produk kepada produsen, yang biasa disebut sebagai pengembalian. Karena pengembalian mahal bagi vendor dan tidak nyaman bagi pelanggan, pengembalian apa pun yang dapat dicegah akan menguntungkan kedua belah pihak.
Siklus hidup
[sunting | sunting sumber]Barang dagangan yang dikembalikan membutuhkan pengelolaan setelah pengembalian. Produk memiliki siklus hidup kedua setelah pengembalian.
Aspek penting dari manajemen RMA adalah belajar dari tren RMA untuk mencegah pengembalian lebih lanjut. Tergantung pada aturannya, produsen dapat mengirimkan penggantian terlebih dahulu kepada pelanggan. RMA dapat diminimalkan dengan beberapa cara. Menambahkan kemampuan survei pelanggan dapat mencegah RMA dengan mendeteksi masalah sebelum pengembalian.
Pengembalian terkadang diminimalkan dengan mengurangi kesalahan transaksi sebelum barang dagangan meninggalkan penjual.[3] Memberikan informasi tambahan kepada konsumen juga mengurangi pengembalian.[4]
Return to vendor
[sunting | sunting sumber]Return to vendor (RTV) adalah proses di mana barang dikembalikan ke vendor asal, bukan ke distributor. Dalam banyak kasus, RTV awalnya dikembalikan ke penjual oleh konsumen akhir. Meskipun transaksi RTV biasanya terjadi antara penjual dan vendor, dalam beberapa kasus, konsumen akhir mengembalikan produk langsung ke vendor, menghindari distributor.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Dana Dubbs, “Many (unhappy) Returns”, Operations & Fulfillment, Vol. 9, No. 3, March 2001.
- ^ "What is return merchandise authorization (RMA)? - Definition from WhatIs.com".
- ^ “Canon Slashes Chargebacks by Underscoring Accountability”, Chargebacks Solutions Monitor, Vol. 4, No. 4, February 2001, p. 3.
- ^ Robert J Bowman, “From Cash to Cash: The Ultimate Supply-Chain Measurement Tool”, Global Logistics & Supply Chain Strategies, Vol. 5, No. 6, June 2001, p. 47.