Prolaps tali pusat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cord.prolaps

Prolaps tali pusat adalah keadaan tali pusat keluar dari ostium serviks sebelum bagian presentasi janin.[1] Kompresi tali pusat menyebabkan vasokonstriksi dan mengakibatkan hipoksia janin, yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan janin jika tidak segera didiagnosis dan ditangani.[1]

Terdapat dua jenis Prolaps tali pusat, yaitu overt prolapse dan occult prolapse. overt prolaps atau Tali pusat menumbung adalah tali pusat yang melewati bagian janin dan keluar dari serviks, karena membran amnion sudah pecah hingga dapat terlihat pada pemeriksaan spekulum. Sementara, occult prolaps atau tali pusat terkemuka merupakan kondisi tali pusat berada di sisi janin tetapi tidak terlihat keluar serviks karena membran amnion masih intak.

Prolaps tali pusat ini harus dicurigai saat observasi denyut jantung janin tidak normal atau bradikardi, khususnya ketika terjadi pecah ketuban. Keadaan hipoksia janin intrauterine dapat disebabkan oleh Prolaps tali pusat sehingga proses persalinan dengan kondisi prolaps tali pusat harus diselesaikan secepatnya.[2]

Gejala yang terjadi[sunting | sunting sumber]

Secara umum gejala yang dapat terjadi yaitu prolaps tali pusat akan muncul segera setelah kantung ketuban pecah. Menurut sebuah studi, sebanyak 57 persen prolaps terjadi dalam waktu 5 menit setelah ketuban pecah. Sementara itu, sekitar 67 persen terjadi dalam waktu 1 jam setelah ketuban pecah. Apabila ibu hamil mengalami keadaan tersebut di rumah, gejala yang dapat muncul berupa tali pusat yang terasa di dalam vagina setelah air ketuban pecah.[3]

Penurunan denyut janin secara tiba-tiba adalah gejala lain dari prolaps tali pusat. Namun, tidak jarang pula kondisi ini terjadi tanpa gejala.[4] Jika ibu hamil berada di rumah sakit. Maka, dokter atau bidan dapat mendeteksi prolaps tali pusat saat melakukan pemeriksaan panggul dan meraba adanya tali pusat.[5]

Penyebab prolaps tali pusat[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa komplikasi kehamilan yang bisa meningkatkan resiko prolaps tali pusat, yaitu, Ketuban pecah dini (sebelum kehamilan berusia 37 minggu), Persalinan yang terjadi secara prematur, Kehamilan kembar dua atau lebih, Polihidramnion (ketuban berlebih), Sungsang, Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), serta Kelainan janin dan tali pusat.

Pada umumnya, kondisi ini ditandai dengan penurunan detak jantung yang ada pada janin karena aliran darah ke bayi berkurang. Prolaps tali pusat dapat diketahui melalui pemeriksaan, baik pada pemeriksaan fisik maupun dipastikan lebih lanjut menggunakan USG.[6]

Cara menangani prolaps tali pusat[sunting | sunting sumber]

Tali pusat yang mengalami prolaps termasuk kondisi darurat medis sehingga membutuhkan penanganan segera. Apabila ibu hamil merasakan tali pusat yang keluar dari vagina, maka segera hubungi ambulans atau langsung pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin.

Proses persalinan harus segera dilakukan saat kondisi ini menimpa. Dokter akan melakukan operasi sesar jika terjadi penurunan tali pusat. Selain itu, meskipun jarang terjadi, persalinan pervaginam atau persalinan normal dapat dilakukan agar proses pengeluaran bayi lebih cepat.

Dokter akan melepaskan tekanan dari tali pusat melalui beberapa cara, yang pertama, memasukkan dua jari ke dalam vagina secara manual, lalu mengangkat bayi yang menekan tali pusat sehingga posisi bayi tidak di bawahnya. Dan mengisi kandung kemih ibu hamil dengan cairan saline sebanyak 500-700 cc.[3]

Pada umumnya, sectio caesarea adalah metode persalinan yang dipilih , tetapi persalinan pervaginam bisa dipilih apabila dapat dilaksanakan lebih cepat. Selanjutnya tata laksana yang dilakukan sebelum persalinan adalah dekompresi tali pusat. Tata laksana yang dilakukan sebelum persalinan adalah dekompresi tali pusat, dekompresi tali pusat merupakan tindakan mengurangi tekanan pada tali pusat dari bagian terbawah janin.

Tindakan ini dilakukan bila proses persalinan belum dapat dilanjutkan, misalnya harus dirujuk untuk sectio caesarea. Terdapat berbagai macam prosedur dengan tujuan yang sama, yaitu untuk mengurangi tekanan pada tali pusat.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Boushra, Marina; Stone, Alicia; Rathbun, Kimberly M. (2024). Umbilical Cord Prolapse. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 31194398. 
  2. ^ general_alomedika (2023-02-09). "Prolaps Tali Pusat - patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan". Alomedika. Diakses tanggal 2024-03-19. 
  3. ^ a b "Prolaps Tali Pusat: Gejala, Penyebab, hingga Penanganan - DokterSehat". Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan - DokterSehat (dalam bahasa Inggris). 2022-08-09. Diakses tanggal 2024-03-19. 
  4. ^ "Prolaps Tali Pusat, Saat Posisi Tali Pusar Mendahului Bayi". Hello Sehat. 2024-02-27. Diakses tanggal 2024-03-19. 
  5. ^ Care, A. I. "Penyakit Prolaps Tali Pusat - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksana". AI Care. Diakses tanggal 2024-03-19. 
  6. ^ "Prolaps Tali Pusat dan Bahayanya bagi Kehamilan". Alodokter. 2022-03-13. Diakses tanggal 2024-03-19. 
  7. ^ general_alomedika (2023-02-09). "Penatalaksanaan Prolaps Tali Pusat". Alomedika. Diakses tanggal 2024-03-19.