Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau dikenal dengan istilah P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

"Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila", pernyataan ini dipaparkan dalam buku panduan pengembangan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.[1] Pernyataan ini senada dengan visi Pendidikan Indonesia yakni “mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila”.

Profil Pelajar Pancasila sendiri dirumuskan dengan enam dimensi kunci yakni (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) bergotong royong; (4) mandiri; (5) bernalar kritis; (6) kreatif. Perwujudan dari keenam dimensi tersebut dalam Kurikulum Merdeka disebut projek penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Melalui projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, peserta didik dikenalkan dengan beragam tema dan isu yang ada di sekeliling mereka. Peserta didik akan melakukan investigasi, menganalisis, memecahkan masalah dan mengambil keputusan dari masalah yang diamati. Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi non-formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif serta berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. Peserta didik akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan langsung dari lingkungan sekitar bersama narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Peserta didik akan berinteraksi secara langsung dan melihat secara nyata dari lingkungan sekitar, bertanya jawab langsung dengan orang yang terkait dalam bidang tersebut, sehingga dengan demikian akan mendapatkan gambaran secara utuh situasi yang terjadi. Dalam proses investigasi dan pengamatan tersebut, terjadi kolaborasi antar lintas disiplin ilmu-ilmu yang dipelajari dalam satuan pendidikan. Peserta didik tidak hanya sekadar melaksanakan projek semata, namun juga mendapatkan pembelajaran secara integratif.

Dalam kegiatan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Dengan adanya projek ini, peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.

Projek ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya. Penguatan dalam projek ini dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang berkompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Melalui projek ini, maka karakter peserta didik sebagai pelajar Pancasila akan semakin kuat. Selain itu, kompetensi yang mereka miliki sebagai warga dunia yang aktif juga akan semakin berkembang, dapat berpartisipasi dalam merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan serta dapat mengembangkan keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan proyek pada periode waktu tertentu. Peserta didik akan dilatih untuk memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dengan hadirnya beragam situasi belajar, memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka; serta menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.[2]

Salah satu alasan dari bagaimana projek profil bisa memperkuat karakter dan kompetensi peserta didik adalah karena metode yang digunakan project-based learning memungkinan peserta didik untuk berpartisipasi langsung dalam penggalian masalah dan membuat alternatif solusi dari topik yang diangkat.

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila[sunting | sunting sumber]

Dalam mengembangkan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbudristek mencanangkan empat tema untuk jenjang PAUD dan delapan tema untuk jenjang SD-SMK dan sederajat yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas yang dinyatakan dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan.

Tema Projek Profil PAUD[sunting | sunting sumber]

Pada jenjang ini, projek penguatan Profil Pelajar Pancasila bertujuan untuk memberikan pengayaan wawasan serta menanamkan karakter sejak dini. Adapun keempat tema yang dapat dilaksanakan oleh satuan pendidikan PAUD antara lain:

  • Aku Sayang Bumi "Gaya Hidup Berkelanjutan"
  • Aku Cinta Indonesia "Kearifan Lokal"
  • Kita Semua Bersaudara "Bhinneka Tunggal Ika"
  • Imajinasi dan Kreativitasku "Rekayasa dan Teknologi"

Tema Projek Profil SD - SMK dan sederajat[sunting | sunting sumber]

Tema-tema projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dilaksanakan antara lain:

  • Gaya Hidup Berkelanjutan
  • Kearifan Lokal
  • Bhinneka Tunggal Ika
  • Bangunlah Jiwa dan Raganya
  • Suara Demokrasi
  • Rekayasa dan Teknologi
  • Kewirausahaan
  • Kebekerjaan (khusus SMK)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Satria, Rizky; Adiprima, Pia; Wulan, Kandi Sekar; Harjatanaya, Tracey Yani (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (PDF). Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. hlm. 1. 
  2. ^ Mery, Mery; Martono, Martono; Halidjah, Siti; Hartoyo, Agung (2022-06-20). "Sinergi Peserta Didik dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila". Jurnal Basicedu (dalam bahasa Inggris). 6 (5): 7840–7849. doi:10.31004/basicedu.v6i5.3617. ISSN 2580-1147.