Pertempuran Beroia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pertempuran Beroia

Kaisar Yohanes II Komnenos, komandan tentara Romawi Timur selama pertempuran.
Tanggal1122
LokasiBeroia (kini Stara Zagora), Bulgaria 42°26′N 25°39′E / 42.433°N 25.650°E / 42.433; 25.650
Hasil Kemenangan mutlak Romawi Timur
Pihak terlibat
Kekaisaran Romawi Timur Pecheneg
Tokoh dan pemimpin
Yohanes II Komnenos Tidak diketahui
Kekuatan

Tidak diketahui

Tidak diketahui
Korban
Tidak diketahui Tidak diketahui

Pertempuran Beroia adalah pertempuran yang meletus pada tahun 1122 antara Pecheneg melawan Kekaisaran Romawi Timur yang dipimpin oleh Kaisar Yohanes II Komnenos di Beroia (wilayah yang kini ada di Stara Zagora, Bulgaria).

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1091, Pecheneg menyerang Romawi Timur, dan telah dikalahkan oleh ayah Yohanes II, Alexios I Komnenos, dalam Pertempuran Levounion. Pertempuran tersebut menewaskan semua tentara Pecheneg yang ikut serta; namun, beberapa kelompok Pecheneg tidak ikut serta. Pada tahun 1122, Pecheneg dari Rusia menyeberangi sungai Donau dan memasuki wilayah Romawi Timur.[1] Kaisar Yohanes II Komnenos dari Romawi Timur memutuskan untuk menghadapi dan mengusir Pecheneg.

Pertempuran[sunting | sunting sumber]

Kaisar Romawi Timur mengumpulkan tentaranya di dekat Konstantinopel dan maju untuk secepat mungkin menghadapi angkatan bersenjata Pecheneg. Sementara itu, Pecheneg telah menyeberangi Pegunungan Haemus (Pegunungan Balkan) dan berkemah di dekat kota Beroia di Thrakia. Kaisar pada awalnya memberikan hadiah kepada kepala suku Pecheneg, dan menawarkan traktat yang akan menguntungkan Pecheneg. Pecheneg berhasil ditipu, dan akibatnya mereka sangat terkejut ketika tentara Romawi Timur melakukan serangan mendadak terhadap gerobak defensif mereka (laager). Pecheneg berusaha melawan dengan mengirim serangkaian pemanah berkuda yang terus-menerus menembakkan panah. Mereka sangat bergantung kepada laager mereka sebagai titik untuk pengerahan pasukan, tempat untuk mengisi ulang panah, dan tempat pertahanan terakhir. Pertempuran berlangsung sengit dan kaki Kaisar Yohanes terluka akibat dipanah. Namun, tentara Romawi Timur berhasil memukul mundur Pecheneg dan mengurung mereka di laager mereka.[2] Namun, Pecheneg mampu bertahan hingga Yohanes menugaskan Penjaga Varangia untuk menembus pertahanan mereka. Varangia dengan kapak Denmark mereka mampu menghancurkan posisi Pecheneg, sehingga Romawi Timur mengalami kemenangan mutlak, dan tentara Pecheneg yang selamat ditangkap dan menjadi tentara Romawi Timur.[3]

Akibat[sunting | sunting sumber]

Kemenangan Romawi Timur berhasil menghancurkan Pecheneg. Komunitas Pecheneg masih bertahan di Hungaria, tetapi nantinya identitas mereka akan hilang dan terasimilasi dengan bangsa-bangsa lain seperti Bulgaria atau Magyar. Bagi Romawi Timur, perang masih belum selesai karena tentara Hungaria menyerang Branitshevo pada tahun 1128.[4] Namun, kemenangan terhadap Pecheneg, dan nantinya Bulgaria, memastikan bahwa semenanjung Balkan akan tetap dikuasai oleh Romawi Timur, sehingga Yohanes mampu memusatkan perhatiannya terhadap Asia Kecil dan Tanah Suci.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Angold 1997, hlm. 184.
  2. ^ Birkenmeier 2002, hlm. 90.
  3. ^ Cinnamus 1976, hlm. 16; Choniates & Magoulias 1984, hlm. 11.
  4. ^ Angold 1984, hlm. 154.

Referensi[sunting | sunting sumber]