Perkembangan teknologi komunikasi antena

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Di era informasi, yang ditandai dengan penyebaran berita yang sangat cepat, dan berita yang bisa diakses kapan dan dari mana saja, pengiriman data secara nirkabel (wireless, tanpa kabel) menjadi tulang punggung penyebaran informasi tersebut. Dengan komunikasi nirkabel, tidak diperlukan lagi kabel yang menghubungkan sumber berita dengan pemakai berita, sehingga hubungan komunikasi ini menjadi lebih fleksibel dan menunjang mobilitas dari pengguna. Di samping elektronika telekomunikasi, seperti modulator, osilator, dan lain–lain. Pada system komunikasi nirkabel diperlukan komponen yang bernama antena. Secara definisi, antena pada sebuah pemancar berfungsi sebagai pengubah gelombang yang tertuntun di rangkaian elektronika menjadi gelombang yang merambat bebas di udara, dan sebaliknya pada sebuah penerima. Tugas bagi perancang antena adalah membuat transisi ini se-efisien mungkin, yaitu gelombang dari pemancar yang di hasilkan oleh komponen–komponen elektronika ini harus diubah semaksimal mungkin menjadi gelombang bebas. Gelombang yang dipancarkan melalui antena ini akan di distribusikan ke udara dengan suatu pola tertentu, misalnya ke semua arah, atau hanya ke suatu arah tertentu saja. Pemilihan pola pancar ini tergantung dari aplikasi antena masing–masing.


Peristiwa[sunting | sunting sumber]

Heinrich Rudolf Hertz (22 Februari 1857 - 1 Januari 1894) adalah fisikawan Jerman yang menemukan pengiriman energi listrik dari 2 titik (point) tanpa kabel (nirkabel). Penemuannya yang paling mutakhir adalah electric charge jump. Dia juga adalah orang yang berjasa membuktikan teori Elektromagnetisme yang ditemukan oleh Maxwell itu benar - benar ada. Dia juga adalah orang yang membuat gelombang radio dan berhasil memancarkannya. Heinrich Rudolf Hertz adalah orang yang menciptakan alat pemancar (transmitter), dan penerima sinyal (reciever). Dan Heinrich Rudolf Hertzlah orang yang menciptakan antena.

Pola - pola radiasi antena[sunting | sunting sumber]

Pola radiasi antena merupakan sebuah gambar grafik yang melambangkan perangkat tradisi antena sebagai sebuah fungsi posisi pada koordinat spheris (koordinat boal). Jenis–jenis umum pola radiasi antena berupa pola daya yang menggambarkan normalisasi daya terhadap posisi koordinat spheris.

  • Jenis–jenis medan antena
Medan Reaktif yang merupakan bagian karakteristik medan antena akibat gelombang berdiri yang melambangkan energi yang tersimpan.
Medan Radiasi yang merupakan bagian karakteristik medan antena akibat radiasi gelombang (propagasi) yang melambangkan energi dipancarkan oleh antena.
  • Daerah–daerah medan antena
Daerah medan dekat reaktif yang merupakan daerah yang berada disekitar antena di mana medan reaktif sangat dominan (energi tersimpan–gelombang berdiri)
Daerah medan dekat Fresnel yang merupakan daerah antara medan dekat reaktif dan medan jauh di mana radiasi medan sangat dominan dan distribusi medan tergantung jarak dari antena.
Daerah medan jauh fraunhofer merupakan daerah paling jauh dari antena di mana distribusi medan secara esensial berdiri sendiri dari jarak antena sumber (propagasi gelombang).

Jenis-jenis[sunting | sunting sumber]

  1. Antena Omnidirectional, Antena Omni memiliki pola radiasi yang menyebar sama rata ke segala arah, sehingga cocok digunakan sebagai antena access point. Jarak bagian bawah dekat connector coax adalah setengah panjang gelombang, jarak bagian tengah adalah tiga per empat panjang gelombang, dan panjang bagian ujung (whip) sedikit lebih pendek dari tiga per empat panjang gelombang, untuk mengurangi efek capacitance.
  2. Antena Grid, Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang sering digunakan karena pola pancar yang dimilikinya fokus pada titik tertentu sehingga sinyal yang dikirimkan dapat dilakukan dengan baik.
  3. Antena Parabolic, Antena parabola adalah sebuah antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan untuk komunikasi radio, televisi dan data dan juga untuk radio location (RADAR).
  4. Antena Sectoral, Antena sectoral dapat dibuat dalam bentuk horizontal maupun vertical tergantung kebutuhan. Daya yang dimilikinya juga jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan antenna omnodirectional yaitu sekitar 10-19 Db dan cakupan areanya juga lebih luas yaitu 6 hingga 8 km.

Dafar pustaka[sunting | sunting sumber]