Perang Prancis–Swedia
Perang Prancis–Swedia (Perang Pomerania) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Napoleon | |||||||||
Pomerania Swedia (di kanan tengah) pada tahun 1812 | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Pihak yang juga terlibat:
|
Pihak yang juga terlibat: | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Kekuatan | |||||||||
1805: 13.000 1810: 40.000 |
1805: 12.125 1810: 27.000 | ||||||||
[a] Gustav IV Adolf digulingkan melalui kudeta pada tanggal 9 Maret 1809, dan Karl XIII diangkat menjadi raja pengganti. [b] Hingga tahun 1808 |
Perang Prancis–Swedia atau Perang Pomerania adalah keterlibatan pertama oleh Swedia dalam Perang Napoleon. Negara tersebut bergabung dengan Koalisi Ketiga dalam upaya mengalahkan Prancis di bawah Napoleon Bonaparte.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1803, Inggris menyatakan perang terhadap Prancis, dan Swedia memilih netral, begitu pula Denmark–Norwegia dan Prusia. Namun, setelah eksekusi Louis-Antoine-Henri de Bourbon-Condé pada tahun 1804, pemerintah Swedia memutuskan semua hubungan diplomatis dengan Prancis dan mengakhiri konvensi sehingga memperbolehkan Inggris menggunakan Pomerania Swedia sebagai basis militer melawan Prancis dengan ganti bayaran. Rusia juga menjanjikan Swedia akan mendatangkan 40.000 pasukan untuk membantu negara tersebut jika terancam menghadapi pasukan Prancis. Karena itu, pada tanggal 9 Agustus 1805, Swedia bergabung dengan Koalisi Ketiga dan menyatakan perang terhadap Prancis pada tanggal 31 Oktober.[1]
Perang
[sunting | sunting sumber]Serangan terhadap Hanover
[sunting | sunting sumber]Pada awal bulan November 1805, pasukan gabungan Inggris, Rusia dan Swedia yang terdiri dari sekitar 12.000 personel dikirim dari Pomerania Swedia untuk membebaskan Hanover yang dikuasai Prancis. Serangan terhadap Hanover tertunda berulang kali karena keengganan Prusia untuk membiarkan Swedia dan Rusia menggerakkan pasukannya melalui wilayah Prusia. Namun, pada bulan Desember 1805, setelah Pertempuran Austerlitz, pasukan Inggris dan Rusia mulai mengevakuasi Hanover dan hanya meninggalkan sedikit pasukan Swedia untuk menghadapi Prancis. Pada bulan April 1806, Swedia juga terpaksa menarik mundur ke Pomerania Swedia setelah sebuah persetujuan disepakati antara Prusia dan Prancis.
Koalisi Keempat
[sunting | sunting sumber]Namun, selama musim panas tahun 1806, Prusia menciptakan Koalisi Keempat melawan Prancis, yang memberikan hak kepada Swedia untuk menduduki Sachsen-Lauenburg. Pada musim gugur, pasukan Prancis maju dengan cepat dan segera menduduki sebagian besar daerah-daerah Jerman barat, yang memaksa pasukan Swedia mundur menuju Lübeck. Rencananya pasukan dari sana akan mengambil jalur laut ke Stralsund untuk menghindari pasukan Prancis yang maju. Pasukan Swedia pada akhirnya berhadapan dengan Prancis pada tanggal 6 November saat mereka memuat kapal mereka di Lübeck, dan setelah Pertempuran Lübeck, sekitar 1.000 pasukan Swedia harus menyerah kepada pasukan Prancis yang berjumlah besar.
Angkatan Darat Prancis memulai serangannya terhadap Pomerania Swedia pada awal tahun 1807 dan mengepung Stralsund pada tanggal 15 Januari. Pengepungan berlangsung tujuh bulan, dan karena pasukan Prancis juga terlibat peperangan di tempat lain, jumlah pasukan yang ditempatkan di sekitar Stralsund dikurangi perlahan-lahan. Ketika Swedia diperkuat pada tanggal 1 April, keputusan diambil untuk mencoba mengakhiri pengepungan. Ini dilakukan dengan beberapa keberhasilan karena Swedia berhasil merebut Usedom dan Wolin, tetapi Prancis melakukan serangan balik, dan pasukan sebanyak 13.000 personel menyerang Swedia dari Stettin pada tanggal 16 April dan memaksa divisi kiri tentara Swedia untuk menarik mundur. Divisi lain di Ueckermünde kemudian diputus dan ditangkap. Pada tanggal 18 April, Prancis dan Swedia menyepakati gencatan senjata yang mana Prancis harus meninggalkan Pomerania. Namun, pemerintah Swedia menolak memberlakukan Sistem Kontinental dan mengkhianati gencatan senjata di bawah pengaruh diplomasi Inggris pada tanggal 8 Juli.
Pada tanggal 6 Agustus 1807, 50.000 pasukan Prancis, Spanyol dan Belanda di bawah Marsekal Guillaume-Marie-Anne Brune memulai serangan ke Pomerania Swedia dan kembali mengepung Stralsund. Pada tanggal 20 Agustus 1807, penjaga kota menyerah dan sisa Tentara Swedia dikepung di Rügen. Namun, Jenderal Swedia Johan Christopher Toll berhasil membentuk Konvensi Schlatkow dengan Marsekal Brune dengan persyaratan menguntungkan, dan pasukanya ditarik mundur ke Swedia, bersama semua amunisi perang mereka, pada tanggal 7 September.[2]
Perjanjian Tilsit
[sunting | sunting sumber]Perjanjian Tilsit antara Prancis–Rusia menyisakan Inggris dan Swedia tanpa sekutu lain dalam perang melawan Prancis. Pada tanggal 21 Februari 1808, Rusia bergabung dengan perang melawan Swedia dengan menginvasi Finlandia dan pada tanggal 14 Maret tahun yang sama, Denmark-Norwegia juga menyatakan perang terhadap Swedia. Pasukan Denmark, Prancis dan Spanyol mulai bersiap-siap untuk menginvasi daerah Skåne di Swedia, tetapi rencana tersebut segera dibatalkan, dan perang difokuskan pada perbatasan Norwegia–Swedia. Ekspedisi oleh Sir John Moore, dikirim oleh pemerintah Inggris untuk melindungi Swedia dari kemungkinan serangan oleh Prancis–Denmark, tiba pada tanggal 3 Mei 1808 dan bertahan sampai bulan Juli, ketika mereka dialihkan ke Portugal.
Rencana Napoleon untuk menginvasi Swedia tidak pernah dilakukan karena aktivitas Inggris di Laut Baltik, lemahnya militer Denmark dan keraguan dari Marsekal Prancis Bernadotte, yang tindakannya membuatnya cukup populer hingga terpilih sebagai Putra Mahkota Swedia setelah kudeta pada bulan Maret 1809. Pada tanggal 30 Agustus 1809, pemerintah baru Swedia membuat Perjanjian Fredrikshamn dengan Rusia, yang melegitimasi aneksasi Finlandia dan Åland oleh Rusia. Perjanjian damai antara Swedia dengan Denmark–Norwegia diresmikan tanpa penyesuaian teritorial pada tanggal 10 Desember 1809.
Pasca
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 6 Januari 1810, Swedia meresmikan Perjanjian Paris dengan Prancis, yang dimediasi oleh Rusia, Swedia mendapatkan kembali Pomerania dan harus memberlakukan Sistem Kontinental. Pada tanggal 17 November 1810, Swedia terpaksa menyatakan perang terhadap Inggris, dan semua barang Inggris di Pomerania Swedia disita. Namun, penyelundupan yang didukung pemerintah terus berlanjut di Laut Utara, dan Angkatan Laut Inggris diberitahu bahwa akan terjadi perang hantu. Perang berlangsung hingga tahun 1812, tetapi tidak ada tindakan militer yang diambil.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]Literatur
[sunting | sunting sumber]- Lindqvist, Herman(2004) – Napoleon (Schibsted forlagene) ISBN 978-82-516-2157-1
- Sundberg, Ulf(2002) – Svenska krig, 1521–1814 (Hjalmarson & Högberg) ISBN 91-89080-14-9