Lompat ke isi

Perancangan perkotaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Perancangan kota)

Perancangan perkotaan berhubungan dengan perencanaan kota, tetapi memfokuskan pada perancangan fisik suatu tempat dan berhadapan dengan skala yang lebih detail. Dia dapat termasuk seni dari perancangan perkotaan dan unsur arsitektur dan arsitektur lansekap. Perabot jalan memainkan peran yang semakin penting dalam perencanaan kota dan menambah pemasukan kota dengan iklan luar rumah.

Perancangan perkotaan mengarah ke perhatian kolektif serius untuk ruang tiga-dimensi dan pemikiran sebanyak mungkin terhadap area publik antara atau di bawah gedung seperti untuk gedung itu sendiri. Ini akan membutuhkan pengertian terhadap iklim mikro, ketahanan material, kepraktisan perawatan dan harapan dari pengguna masa depan.

Tidak ada satupun definisi yang lengkap tentang urban design (perancangan perkotaan). Setiap zaman dan kebudayaan mempunyai definisi sendiri yang didasarkan pada harapan-harapannya sendiri dan kemungkinan-kemungkinannya. Urban design adalah suatu fenomena yang berhubungan erat dengan arsitektur dan perencanaan; urban design dapat mewujudkan dirinya dalam bentuk tampak depan bangunan, disain sebuah jalan, atau sebuah rencana untuk seluruh kota atau wilayah. Singkatnya, urban design berkenaan dengan bentuk daripada wilayah perkotaan. Urban design dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu yang sadar-diri dan yang tidak sadar-diri.

1. Urban design yang sadar-diri

Urban design yang sadar-diri adalah yang diciptakan oleh orang-orang yang menganggap diri mereka sebagai designer. Kepentingan mereka adalah mempergunakan keahlian design mereka untuk menciptakan suatu lingkungan perkotaam yang nyaman. Suatu design yang sadar-diri biasanya didasarkan dengan jelas. Disain yang dibuat oleh Michelangelo untuk Plazza di Campidoglio di Roma pada abad ke enambelas, disusun dengan sangat seksama dan sangat sadar-diri, oleh seorang ahli dalam prinsip-prinsip keindahan . Plazza tersebut sampai sekarang masih tetap merupakan salah satu alun-alun yang paling baik di dunia.

2. Urban design yang tidak sadar-diri

Urban design yang tidak sadar-diri adalah yang diciptakan oleh orang-orang yang tidak menganggap diri mereka sebagai designer, tetapi mempunyai peranan dalam mempengaruhi bentuk lingkungan perkotaan. Suatu design yang tidak sadar-diri biasanya didasarkan pada intuisi-intuisi yang tidak dikemukakan dengan jelas. Suatu lapangan di Pulau Santorini di Yunani, di depan gereja St. George di kota kecil Oia merupakan urban design yang tidak sadar-diri. Penduduk Oia membangun alun-alun tersebut menggunakan teknologi bangunan penghargaan terhadap bentuk yang telah diwariskan melalui beberapa generasi.

Dalam bidang urban design telah banyak kontribusi-kontribusi besar yang diberikan oleh designer-designer sadar-diri dan tidak sadar-diri.

Bagi seorang arsitek, tindakan yang sederhana untuk meletakkan suatu bangunan dalam suatu lingkungan kota merupakan sebuah tindakan urban design, sebab bangunan kota itu mengubah karakter daripada lingkungan tersebut. Karena seorang arsitek biasanya bekerja dalam situasi resmi yang tertentu, maka suatu pilihan akan dapat dilakukan. Pilihan tersebut terletak antara menerima situasi yang sudah ada atau membuat sebuah pernyataan yang dapat mengubah situasi tersebut. Hal ini merupakan keputusan urban design paling penting yang harus dilaksanakan. Keputusan-keputusan penting lainnya berkenaan dengan rencana atau maksud daripada sebuah bangunan, dan besarnya bangunan itu. Keputusan ini sering kali dibuat oleh orang lain, bukan oleh arsitek tersebut. Namun demikian si arsitek berada dalam posisi yang ideal untuk memperhatikan dampak keindahan daripada keputusan-keputusan tersebut dalam bentuk kota.

Keputusan-keputusan dari perencana kota juga mempengaruhi urban design. Penempatan jalan-jalan, pelayanan umum (infrastruktur), dan aktivitas-aktivitas, merupakan bagian dari bentuk kota. Kemampuan perencana kota untuk mengendalikan bentuk kota ditentukan oleh kewenangan pengaturan dari pemerintah, dan oleh sikap masyarakat dan swasta terhadap perkembangan. Dalam sebuah masyarakat yang sekompleks masyarakat kita, ratusan keputusan-keputusan yang dibuat setiap hari membentuk disain daripada kota.

Karena adanya kompleksitas pengambilan keputusan yang mempengaruhi bentuk kota, maka baik perencana maupun arsitek semakin tertarik pada proses yang menyebabkan perubahan-perubahan bentuk kota. Tiada seorangpun individu yang mempunyai kekuasaan yang cukup besar, dalam masyarakat otokratis sekalipun, untuk mengendalikan bentuk lingkungan perkotaan. Suatu pemahaman atas determinan-determinan budaya yang mempengaruhi bentuk kota adalah sangat penting bagi orang yang ingin mempengaruhi bentuk kota secara positif.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Catanese, Anthony J, James. C Snyder, Susongko. 1986. Pengantar Perencanaan Kota. Jakarta: Penerbit Erlangga

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]