Penipisan ozon dan perubahan iklim

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penipisan ozon merupakan kondisi yang terjadi ketika atom bromin dan klorin bersentuhan langsung dengan lapisan strafosfer bumi yang menyebabkan rusaknya ozon. Satu atom klorin bisa merusak lebih dari 100.000 molekul ozon.[1] Ozon memiliki dua fungsi pada keseimbangan suhu di bumi yaitu menyerap radiasi sinar UV dari matahari yang memanaskan lapisan stratosfer serta menyerap radiasi sinar inframerah dari bumi yang efektif memerangkap panas di lapisan troposfer.[2] Jika lapisan ozon semakin menipis, ozon tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Kondisi penipisan ozon bisa menyebabkan perubahan iklim di bumi. Perubahan iklim adalah kondisi yang terjadi saat bumi mengalami perubahan iklim drastis dalam kurun waktu lama yang ditandai dengan perubahan suhu bumi, curah hujan, dan pola angin.[3]

Hubungan penipisan ozon dan perubahan iklim[sunting | sunting sumber]

Penipisan lapisan ozon berpengaruh pada iklim di belahan bumi bagian selatan terutama wilayah kutub selatan. Hal ini terjadi karena ozon merupakan penyumbang besar gas pada efek rumah kaca. Kerusakan ozon bisa membuat lapisan stratosfer menjadi lebih dingin.[4]

Kondisi stratosfer yang demikian akan berpengaruh pada pergerakan angin yang lebih cepat di sekitar kutub bahkan yang lebih berbahaya bisa menjangkau garis khatulistiwa dan berimbas pada siklulasi tropis dan curah hujan di garis lintang yang lebih rendah. Penipisan lapisan ozon tidak menyebabkan pemanasan global secara langsung, namun rusaknya ozon berpengaruh pada sirkulasi atmosfer bumi.[4]

Senyawa penyebab penipisan ozon[sunting | sunting sumber]

  • Emisi klorofluorokarbon atau CFC menyumbang sekitar 80% penyebab penipisan lapisan ozon di stratosfer.[5] Beberapa negara maju telah mengurangi penggunaan gas CFC sebagai komitmen dari perjanjian internasional untuk melindungi lapisan ozon. Gas CFC digunakan dalam pembuatan semprotan aerosol, peniup busa, bahan pembungkus atau pengepakan, dan pendingin. Beberapa alat rumah tangga yang menghasilkan gas CFC di antaranya lemari pendingin dan pendingin ruangan.[6]
  • HCFC atau Hidroklorofluokarkon merupakan senyawa yang mengandung karbon, hidrogen, klorin dan fluorin. HCFC memiliki umur yang lebih pendek di atmosfer jika dibandingkan dengan CFC. HCFC digunakan sementara untuk menggantikan CFC. Produksi HCFC akan dilarang oleh dunia internasional pada tahun 2020 untuk negara maju dan di negara berkembang pada tahun 2030.[6]
  • Hidrofluorokarbon atau HFC juga bisa membuat lapisan ozon menipis. Emisi gas HFC bisa menyebabkan kenaikan suhu di stratosfer.[7] HFC digunakan untuk pendingin ruangan dan lemari pendingin menggantikan CFC dan HCFC yang terbukti berbahaya bagi lapisan ozon. HFC juga dimanfaatkan untuk peniup busa, cairan pelarut pada pembersih, dan alat pemadam api.[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]


  1. ^ US EPA, OAR (2015-07-16). "Basic Ozone Layer Science". US EPA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-10. 
  2. ^ Department for Environment, Food and Rural Affairs (Defra) webmaster@defra gsi gov uk. "Ozone Depletion and Climate Change- Defra, UK". uk-air.defra.gov.uk. Diakses tanggal 2019-12-10. 
  3. ^ "What is climate change and what can we do about it?". Climate Council (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-10. 
  4. ^ a b "Is the ozone hole causing climate change?". Climate Change: Vital Signs of the Planet. Diakses tanggal 2019-12-14. 
  5. ^ "Causes of Ozone Depletion". www.enviropedia.org.uk. Diakses tanggal 2019-12-14. 
  6. ^ a b US Department of Commerce, NOAA. "ESRL Global Monitoring Division - Halocarbons and other Atmospheric Trace Species". www.esrl.noaa.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-14. 
  7. ^ Garner, Rob (2015-10-21). "Common Coolants Contribute to Ozone Depletion". NASA. Diakses tanggal 2019-12-14. 
  8. ^ "Pollutant Fact Sheet". apps.sepa.org.uk. Diakses tanggal 2019-12-14.