Pemerkosaan di Prancis
Di Prancis, pemerkosaan adalah tindak pidana, pemerkosaan dalam pernikahan juga merupakan tindak pidana. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan kasus pemerkosaan yang dilaporkan di Prancis.
Pemerkosaan telah didokumentasikan di sepanjang sejarah Prancis. Georges Vigarello dalam bukunya pada tahun 2001 menulis tentang sejarah pemerkosaan di Prancis, menyoroti peristiwa-peristiwa dari abad ke-16 hingga ke-20. Dia menyatakan bahwa pemerkosaan secara historis dilihat sebagai bentuk kekerasan, tetapi tidak memiliki hkum yang sepadan dengan tindak kekerasan lain.[1]
Menurut laporan tahun 2014, sekitar 5.000 hingga 7.000 perkosaan di Prancis adalah pemerkosaan berkelompok (pemerkosaan geng).[2] Pemerkosaan berkelompok di Prancis disebut sebagai tournantes, atau "pass-arounds".[3][4] Salah satu orang pertama yang menarik perhatian publik pada isu pemerkosaan berkelompok di Prancis adalah Samira Bellil, yang menerbitkan sebuah buku berjudul Dans l'enfer des tournantes ("Di Neraka Pemerkosaan Geng").[3][4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Inger Skjelsb K; Inger Skjelsbæk. The Political Psychology of War Rape: Studies from Bosnia and Herzegovina. Routledge. hlm. 48. ISBN 9781136620928.
- ^ "Tournantes: le calvaire de Nina et Stéphanie - L'EXPRESS". Lexpress.fr. Diakses tanggal 2014-04-10.
- ^ a b Ireland, Susan (Winter 2007). "Textualizing Trauma in Samira Bellil's Dans l'enfer des tournantes and Fabrice Génestal's La squale". Dalhousie French Studies. 81: 131–141. JSTOR 40837893.
- ^ a b Hron, Madelaine (2010). Translating Pain: Immigrant Suffering in Literature and Culture. University of Toronto Press. ISBN 978-1-4426-9324-1.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Vigarello, Georges (2001). A History of Rape: Sexual Violence in France from the 16th to the 20th Century. Wiley. ISBN 9780745621692.