Patung Buddha di Tiongkok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Buddha, mungkin Amitabha (Amituofo), The Metropolitan Museum of Art

Patung Buddha di Tiongkok telah diproduksi sepanjang sejarah agama Buddha di Tiongkok. Pecahan-pecahan yang berasal dari patung yang ditemukan di Tiongkok termasuk diantaranya patung yang merepresentasikan Siddhartha Gautama, Bodhisattva, biarawan, dan berbagai macam dewa. Ajaran Buddha masuk ke Tiongkok pada abad ke-2 SM, dan menjadi semakin terkenal pada abad ke-2 Masehi pada masa Dinasti Han.[1] Wujud paling awal patung Buddha di Cina tidak dalam bentuk figur manusia, tapi dalam bentuk objek nonmanusia atau hewan seperti mahligai kosong, telapak kaki, pohon atau stupa, sebuah bentuk arsitektur yang juga mempengaruhi arsitektur di Cina dalam bentuk pagoda[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Praktek seni mematung di Tiongkok dimulai dari arsitektur batu yang dipotong di tebing-tebing atau kuil yang diukir didalam gua, biasanya dalam bentuk relief. Pada arsitektur batu ini, figur-figur manusia terpapar di dinding dan langit-langit gua dalam bentuk patung atau mural. Gambar-gambar ini bertujuan untuk menjelaskan kepada pengikut Buddha bagaimana ajaran dan kepercayaan yang terkait dengan ajaran Buddha.[3]

Beberapa contoh situs pahatan tebing dan kuil yang dipahat kedalam gua misalnya Gua Yungang, Gua Longmen, Gua Maijishan, dan Gua Mogao.

Buddha Dipankara (Diguang).The Metropolitan Museum of Art

Kesenian patung tunggal Buddha pertama kali diciptakan di India. Produksi patung-patung sejenis pada akhirnya mulai diproduksi di Tiongkok sekitar abad ke-4 Masehi. Walaupun patung-patung ini terinspirasi dari gaya patung di India, berbagai posisi duduk, ekspresi wajah dan jenis pakaian yang tebal adalah karakteristik tradisi Tiongkok. Hal ini berbeda sekali dengan tradisi penggambaran figur Buddha di India yang biasanya menunjukkan fisik tubuh yang lebih kekar dan pakaian yang lebih sedikit.[1] Bahan baku untuk pembuatan patung-patung Buddha di Cina ini juga berkisar dari batu pasir, batu kapur, kayu, keramik, perunggu emas, sampai dengan campuran tembaga. Meskipun pada saat ini penampilan patung-patung terlihat monoton, pada masa lalu banyak dari patung-patung tersebut yang dicat dengan warna cerah dengan berbagai macam pigmen warna.[1]

Pada awalnya, figur yang ditunjukkan pada patung Buddha di Tiongkok hanyalah figur tunggal seorang Buddha yang menjadi tokoh utamanya. Pada era berikutnya, Bodhisattva mulai diperkenalkan di Cina dan produksi patung Bodhisattva semakin populer. Figur Bodhisattva bisa berdiri sendiri, atau lebih sering lagi, menjadi figur pembantu Sang Buddha.[2] Di Tiongkok, dua figur Bodhisattva paling penting adalah Avalokiteshvara (Guanyin) dan Manjusri (Wenshu). Kedua figur ini mewakili kebijaksanaan dan belas kasih, kebajikan yang krusial untuk bisa mencapai pencerahan di Buddha Tanah Murni atau Zen. Selama abad ke-4 dan ke-6, Tiongkok mengalami masa perang di mana para pengikut percaya bahwa kebaktian mereka kepada Buddha dapat menawarkan arahan, kesehatan dan kesuksesan kepada provinsi mereka dan kepada penguasa mereka. Dewa dianggap sebagai pelindung tradisi Buddha dan figur-figur dewa-dewa ini mulai diproduksi dalam bentuk patung. Sejalan dengan waktu, wujud figur-figur ini menjadi semkain kompleks paralel dengan evolusi agama Buddha di Cina yang perlahan-lahan mengambil bentuk baru pada abad-abad berikutnya.[4]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Leidy, Author: Denise. "Chinese Buddhist Sculpture | Essay | Heilbrunn Timeline of Art History | The Metropolitan Museum of Art". The Met’s Heilbrunn Timeline of Art History. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  2. ^ a b "Wisdom Embodied: Chinese Buddhist and Daoist Sculpture in The Metropolitan Museum of Art | MetPublications | The Metropolitan Museum of Art". www.metmuseum.org. Diakses tanggal 2017-11-19. 
  3. ^ webmaster@vam.ac.uk, Victoria and Albert Museum, Online Museum, Web Team,. "Buddhist Cave Temples". www.vam.ac.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-19. 
  4. ^ Dehejia, Author: Vidya. "Buddhism and Buddhist Art | Essay | Heilbrunn Timeline of Art History | The Metropolitan Museum of Art". The Met’s Heilbrunn Timeline of Art History. Diakses tanggal 2017-11-19.