Lompat ke isi

Keluaran (ekonomi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Output (ekonomi))
Ekonomi

Kategori umum

Ekonomi mikro · Ekonomi makro
Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi  · Pendekatan heterodoks

Bidang dan subbidang

Perilaku  · Budaya  · Evolusi
Pertumbuhan  · Pengembangan  · Sejarah
Internasional · Sistem ekonomi
Keuangan dan Ekonomi keuangan
Masyarakat dan Ekonomi kesejahteraan
Kesehatan  · Buruh  · Manajerial
Bisnis Informasi  · Informasi · Teori permainan
Organisasi Industri  · Hukum
Pertanian  · Sumber daya alam
Lingkungan · Ekologis
Geografi Ekonomi  · Kota · Pedesaan  · Kawasan
Peta ekonomi

Teknik

Matematika  · Ekonometrika
Eksperimental · Neraca nasional

Daftar

Jurnal · Publikasi
Kategori · Topik · Ekonom

Portal Bisnis dan ekonomi

Keluaran (output) dalam ilmu ekonomi adalah jumlah barang atau jasa yang diproduksi dalam periode waktu tertentu oleh masyarakat, perusahaan, atau pemerintah, baik untuk dikonsumsi langsung atau diolah kembali untuk produksi lebih lanjut.[1] keluaran biasanya identik dengan pendapatan, walaupun sebenarnya dua hal itu berbeda secara definisi dalam teori ekonomi.[2] Konsep keluaran nasional bagian terpenting dalam bidang ekonomi makro, sebagai pengukuran untuk menghitung kekayaan suatu negara.[3]

Hubungan dengan pendapatan

[sunting | sunting sumber]

Ketika jumlah keluaran tertentu diproduksi, hal tersebut menjadi identik dengan pendapatan karena keluaran menjadi pendapatan milik seseorang.[4] Jadi keluaran memiliki identitas yang sama dengan pendapatan.[1]

keluaran dapat dibagi menjadi beberapa komponen berdasarkan pihak yang terkait dalam transaksi ekonomi. Total konsumsi oleh anggota masyarakat (C) dikurangi barang impor (M), pengeluaran oleh pemerintah (G), barang produksi dalam suatu negeri yang dibeli oleh orang asing (X), akumulasi persediaan yang direncanakan (Ipi), akumulasi persediaan yang tidak direncanakan (Iupi) dihasilkan dari prediksi keliru oleh masyarakat, perusahaan, atau pemerintah, dan investasi tetap (If) pada faktor produksi.[2][4]

Pendapatan juga dapat dibagi sesuai dengan penggunaan yang diletakkan - belanja konsumsi, pajak (T) yang dibayar, dan bagian pendapatan tidak dikenakan pajak atau menghabiskan tabungan (S).[3] Karena keluaran identik dengan pendapatan, hal-hal di atas mengarah ke identitas berikut:[2]

di mana tanda batang tiga (≡) menghasilkan suatu identitas. Identitas ini berbeda dari kondisi keseimbangan pasar barang, yang dipenuhi ketika investasi yang tidak direncanakan sama dengan nol:[2]

Mengukur keluaran nasional

[sunting | sunting sumber]

Produk domestik bruto (PDB) adalah ukuran paling sering digunakan dalam keluaran nasional.[2] Tantangan utama dalam menggunakan metode ini adalah menghindari penghitungan produk yang sama lebih dari sekali. Secara logis, total keluaran harus sama dengan nilai semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara, tetapi bila menghitung secara tiap barang dan jasa, akan cenderung keliru dalam menghitung keluaran yang sama berulang-ulang atau perhitungan ganda pada berbagai tahap produksi.[2][5]

Sebagai ilustrasi, penjahit membeli bahan gaun seharga 500 rupiah, lalu menjahit dan mengolah menjadi barang jadi pada gaun itu. Penjahit itu kemudian menjual gaun itu seharga 800 rupiah (biaya untuk menyelesaikan gaun itu adalah 150 rupiah). Dari transaksi ekonomi tersebut bisa diasumsikan bahwa penjahit menambahkan keluaran senilai 150 rupiah ke dalam gaun itu, asumsi lain yang berbeda juga melihat bahwa penjahit menghasilkan keluaran senilai 800 rupiah. Jadi nilai tambah sama dengan harga jual suatu barang atau jasa, dikurangi semua biaya non-tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksinya. Untuk menghindari masalah perhitungan ganda, harus berfokus sepenuhnya pada penjualan barang jadi.[2][5]

Meskipun metode ini secara luas diakui akurat, metode perhitungan konsumsi barang jadi dikenal sebagai metode pengeluaran (expenditure) dan digunakan secara umum, dan merupakan metode standar perhitungan PDB di sebagian besar negara. Teori pengeluaran ini menggunakan asumsi bahwa semua pengeluaran untuk barang jadi ditambahkan, Formula perhitungan harus menghitung total produksi karena setiap barang yang diproduksi akhirnya diubah dalam berbagai bentuk.[2][5]

Dalam metode perhitungan konsumsi barang jadi ini, ada suatu fakta bahwa konsumsi mencakup semua pengeluaran oleh rumah tangga, tetapi investasi bisnis tidak mencakup semua pengeluaran oleh perusahaan, karena akan menimbulkan penghitungan ganda besar-besaran karena banyak hal yang dibeli oleh perusahaan diproses dan dijual kembali ke konsumen. Akibatnya, investasi hanya mencakup pengeluaran untuk keluaran yang tidak diharapkan untuk digunakan dalam jangka pendek.[2][5]

Output suatu negara (PDB) = C+I+G+X-M

Kondisi keluaran

[sunting | sunting sumber]

Kondisi keluaran yang memaksimalkan keuntungan (P) bagi produsen secara efisien akan menyamakan biaya marginal (MC) relatif dari dua barang dengan harga jual relatif barang atau jasa lain, yaitu:[2][6]

MC1/MC2 = P1/P2

Kesimpulan lain juga menjelaskan rasio biaya marginal sebagai kurva kemungkinan produksi pada suatu tingkat tertentu, membuat masyarakat dapat mengolah suatu barang menjadi barang lain.[2]

Fluktuasi dalam keluaran

[sunting | sunting sumber]

Dalam ekonomi makro, keluaran nasional selalu naik dan turun (berfluktuasi). Ada beberapa faktor yang menurut para ekonom membuat keluaran naik dan turun. Jika melihat dari metode pertumbuhan ekonomi,[7] maka sebagian besar ekonom sepakat bahwa ada tiga sumber dasar untuk pertumbuhan ekonomi yaitu, peningkatan penggunaan tenaga kerja, peningkatan penggunaan modal, dan peningkatan efektivitas faktor produksi. Seperti halnya peningkatan dalam penggunaan atau keefektifan faktor produksi dapat menyebabkan keluaran naik, sebaliknya apapun yang menyebabkan tenaga kerja, modal atau efektivitas faktor produksi turun juga akan menyebabkan penurunan dalam keluaran atau setidaknya penurunan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi.[2][8]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Alan Deardorff. output, Deardorff asspoo's Glossary of International Economics.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Paul A. Samuelson and William D. Nordhaus (2004). Economics, 18th ed., under "Glossary of Terms."
  3. ^ a b H.L Ahuja (1978). Macro-development economics: an analytical approach.
  4. ^ a b "Aggregate Output vs. Aggregate Income". Pocketsense (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-15. 
  5. ^ a b c d England, R. W. (1998). Measurement of social well-being: alternatives to gross domestic product. Ecological Economics, 25(1), hlm. 89-103.
  6. ^ Leontief, Wassily (1986). Input-Output Economics, 2nd Edition. Oxford University Press. hlm. 4–5. ISBN 978-0195035278. 
  7. ^ Bjork, Gordon J. (1999). The Way It Worked and Why It Won't: Structural Change and the Slowdown of U.S. Economic Growth. Westport, CT; London: Praeger. hlm. 2, 67. ISBN 978-0-275-96532-7. 
  8. ^ Gordon, Robert J. (2016). The Rise and Fall of American Growth. Princeton, NJ USA: Princeton University Press. hlm. 38. ISBN 978-0-691-14772-7.