Nagara Rimba Nusa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nagara Rimba Nusa adalah konsep desain calon ibu kota Indonesia yang baru, sekaligus pemenang dari Sayembara Desain Ibu Kota baru tahun 2019 dalam rangka persiapan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta. Desain Nagara Rimba Nusa merupakan hasil karya studio desain Urban+ yang mengalahkan 755 desain dalam sayembara tersebut.[1]

Nagara Rimba Nusa memiliki arti pemerintahan (Nagara), hutan (Rimba), dan pulau (Nusa).[2] Dari luas area Ibu Kota Negara yang mencapai 202 hektare, konsep inti dari Nagara Rimba Nusa hanya menyerap lahan seluas 2.000-3.000 hektare.[3]

Filosofi desain[sunting | sunting sumber]

Para perancang Nagara Rimba Nusa menggunakan beberapa pertimbangan sebagai dasar untuk merancang desain Nagara Rimba Nusa, yakni:

  • Konsep Tri Hita Karana (Alam, Manusia, dan Tuhan)[3]
  • Kondisi alam agar pembangunan kota tidak mengorbankan ekosistem lingkungan
  • Keseimbangan manusia dan alam [4]
  • Prinsip bio mimikri,[2] yakni tidak menghalangi aliran angin dan tidak menyedot air tanah berlebihan
  • Tata kota modern
  • Pembangunan dan sifat manusia
  • Mengusung kota pintar (smart city) dengan adanya pusat komando digital (kamera CCTV dan kecerdasan buatan untuk pusat komando lalu lintas, air, energi dan pelayanan publik)

Konsep desain[sunting | sunting sumber]

Desain Nagara Rimba Nusa dirancang dengan mempertimbangkan identitas kebangsaan, keberlanjutan kota, dan futuristik (untuk generasi mendatang). Dalam rancangan tersebut, identitas kebangsaan diwujudkan dalam ikon-ikon bangunan seperti:

  • Danau Pancasila dengan memiliki bangunan-bangunan di sekitarnya yang mencerminkan lima sila Pancasila
  • Plaza Bhinneka Tunggal Ika
  • Sila kesatu berupa komplek Religi Nasional
  • Sila kedua berupa Museum Peradaban Indonesia
  • Sila ketiga berupa Monumen Persatuan Indonesia
  • Sila keempat berupa Plaza Demokrasi
  • Sila kelima berupa transit & pasar rakyat

Elemen Trias Politika juga diwadahi dengan membuat axis pemerintahan yang sejajar, yakni legislatif dan yudikatif (sebelah kiri dan kanan) serta Istana Negara (tengah) yang merangkul legislatif dan yudikatif.[3]

Selain itu, rancangan desain juga terdapat Patung Adi Budaya, galeri nasional, Istana Negara (Beranda Astana, Masjid Astana) serta kantor staf Presiden yang berada di samping.[5]

Konsep permukiman dirancang untuk hidup kompak, berkelanjutan, nyaman, aman, humanis, serta selaras dengan alam. Bangunan antar hunian tidak dibuat bersekat dan memiliki jalur koneksi satu sama lainnya, serta terbuat dari material kayu dan terakota. Selain itu terdapat juga jembatan jenggala kota, relung ekologis, dan kantong lahan basah.

Keseimbangan dan keberlanjutan alam juga terkandung dalam konsep desain dengan adanya hutan bakau, kebun botani, hutan restorasi, hutan lindung, hutan biomass, hutan alga, Kota Mangrove, Eco-Wisata Hutan Hujan Tropis, Eco Wisata Orang Utan.

Nagara Rimba Nusa juga adalah konsep desain kota modern dengan memiliki kluster-kluster area terpisah yang mencirikan kota modern, yakni Kota Teknologi, Kota Kreativitas & Inovasi, Kota Olahraga, Kota Edukasi, Kota Riset Media & Kesehatan, Kota Teknologi Pangan, Kota Riset Energi Hijau, Kota Riset Hutan Hujan Tropis.

Tim desain[sunting | sunting sumber]

Tim desain Nagara Rimba Nusa berjumlah sepuluh orang arsitek yang berasal dari empat negara (Indonesia, Hong Kong, Singapura dan Malaysia), yakni Sofian Sibarani (pendiri Urban+), Ardzuna Sinaga, Rahman Andra Wijaya, Vincentius Hermawan, Winarko Hadi Susilo, Tedy Murtedjo, Scott Christopher Dunn (AECOM), Li Xiao Qing, Poh Seng Tiok, dan Jason David Zlotkowski.

Profil Urban+[sunting | sunting sumber]

Urban+ adalah adalah studio desain yang didirikan oleh Sofian Sibarani bersama Ardzuna Sinaga dengan nama U+D Studio pada 2004 sebelum berganti nama menjadi Urban+ tahun 2017, dengan fokus pada desain kota, perencanaan, arsitektur, dan lansekap.[6]

Sofian Sibarani menamatkan pendidikannya sebagai arsitektur di Fakultas Arsitektur, Sipil dan Perencanaan pada Institut Teknologi Bandung, tahun 1997, sebagai lulusan terbaik. Sofian kemudian mengambil Master of Urban Development di University of New South Wales. Sebelum mendirikan Urban+, Sofian Sibarani pernah menjadi Executive Director of Building+Places di AECOM Indonesia pada tahun 2014-2016.[6]

Sofian Sibarani pernah mendapatkan beberapa penghargaan, yakni:[7]

  • Best Landscape Project
  • Bintaro Exchange Plaza & Parks
  • Singapore Institute of Landscape (SILA) Awards

Urban+ tercatat pernah mengerjakan beberapa proyek seperti Taman Kiara Artha (Bandung), Juanda TOD Master Plan (Jakarta), Kulon Progo Aerotropolis (Yogyakarta), Masterplan Suromadu Mixed Use.

Daftar referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Konsep Nagara Rimba Nusa Jadi Pemenang Lomba Desain Ibu Kota Negara Baru". www.pu.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-23. Diakses tanggal 2019-12-25. 
  2. ^ a b Faqir, Anisyah Al. Pratomo, Angga Yudha, ed. "Nagara Rimba Nusa, Konsep Masa Depan Ibu Kota Baru RI". Merdeka.com. Diakses tanggal 2019-12-25. 
  3. ^ a b c Kurniawan, Endra. Nabila, Ifa, ed. "4 Keunikan Desain Nagara Rimba Nusa Pemenang Sayembara Ibu Kota Baru Kementerian PUPR". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-12-25. 
  4. ^ Hamdani, Trio. "Fakta-fakta Pemenang Sayembara Desain Ibu Kota Baru". detikcom. Diakses tanggal 2019-12-25. 
  5. ^ Video Pemenang I - Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara, diakses tanggal 2019-12-25 
  6. ^ a b "Situs Resmi URBAN+". URBAN+ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-25. 
  7. ^ Azanella, Luthfia Ayu. Hardiyanto, Sari, ed. "Sosok di Balik Konsep Ibu Kota Negara "Nagara Rimba Nusa"". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-12-25.