Model dasar komunikasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Model komunikasi adalah suatu representasi terhadap fenomena komunikasi yang mengedepankan unsur-unsur terpenting yang akan digunakan untuk memahami suatu proses komunikasi.[1] Namun, model bukanlah suatu fenomena. Model dapat menjelaskan secara sederhana mengenai suatu teori. Baik buruknya model komunikasi yang dikembangkan, perlu mempertimbangkan waktu dan keadaan juga sebagai faktor yang layak dalam mengimplementasikan model komunikasi tersebut. Umumnya para ahli merancang model komunikasi menggunakan serangkaian bilik, lingkaran, panah, dan lainnya untuk mengidentifikasi komponen dan variabel yang membentuk komunikasi dan menyarankan hubungan di antara komponen tersebut.

Fungsi dan manfaat[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli terkait dengan fungsi dan manfaat model komunikasi, di antaranya:[1]

Gordon Wiseman dan Larry Barker[sunting | sunting sumber]

Menurut Gordon Wiseman dan Larry Barker, tiga fungsi model komunikasi, yaitu proses komunikasi yang digambarkan, hubungan visual yang ditunjukkan dan membantu menemukan atau memperbaiki komunikasi yang tersendat.

Deutsch[sunting | sunting sumber]

Deutsch menyatakan bahwa komunikasi memiliki empat fungsi yaitu kemiripan data yang diorganisasi dan hubungan yang tidak teramati, heuristik (memperlihatkan fakta dan metode baru yang tidak diketahui), prediktif memungkinkan peramalan dari sekadar bentuk ya atau tidak sampai yang terhitung/kuantitatif berkaitan dengan waktu dan jumlah, mengukur fenomena yang diprediksi.

Irwin D. J. Boss[sunting | sunting sumber]

Irwin D. J. Boss menyebutkan beberapa manfaat model. Kerangka rujukan untuk memikirkan masalah disediakan model, jika model awal tidak bisa memprediksi. Karakter kegagalan kadang-kadang dapat memberikan petunjuk ketika suatu model diuji mengenai kekurangan model tersebut. Sebagian kemajuan ilmu pengetahuan justru dihasilkan dari kegagalan sebuah model. Manfaat lain dari pembuatan model adalah terbukanya problem abstraksi.

Raymond S. Ross[sunting | sunting sumber]

Raymond S. Ross, model memberi penglihatan yang lain, berbeda, dan lebih dekat, model menyediakan kerangka rujukan, menyarankan kesenjangan informasional, menyoroti problem abstraksi, dan menyarankan suatu masalah dalam bahasa simbolik bila terdapat peluang untuk menggunakan gambar atau simbol. Model memberikan kerangka rujukan dengan maksud memikirkan masalah yang mungkin timbul, memberi peluang terkait terbukanya problem abstraksi, dan memberikan penglihatan yang lebih dekat.

Model-model dasar komunikasi[sunting | sunting sumber]

Model-model dasar komunikasi di antaranya:[2]

Model Komunikasi Barlund[sunting | sunting sumber]

Model Komunikasi Barlund terbagi menjadi dua, yaitu model komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication model) dan model komunikasi antarpribadi (interpersonal communication model). Model komunikasi intrapribadi terjadi dalam diri seseorang, melalui sistem syaraf dan otak manusia adanya proses pengolahan dan pembentukan informasi sehubungan dengan adanya stimulus yang ditangkap melalui panca indra. Sedangkan model model komunikasi antarpribadi (interpersonal communication model). Proses komunikasi antarpribadi merupakan kelanjutan dari proses komunikasi intrapribadi, di mana pola dan bentuk komunikasi di antara dua orang dipengaruhi oleh komunikasi intrapribadi.

Model Laswell[sunting | sunting sumber]

Model komunikasi dipengaruhi oleh pertanyaan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa dan dengan akibat apa. Kelemahan dari model Laswell ini adalah tidak adanya umpan balik sehingga proses komunikasinya bersifat searah.

Model Sirkulasi Sirkuler dari Osgood dan Schramm[sunting | sunting sumber]

Osgood dan Schramm menggambarkan model proses komunikasi yang berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi. Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, di mana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator dan komunikan. Masing-masing pelaku komunikasi berdasarkan model ini akan terlibat dalam proses membentuk pesan (encoding), menafsirkan (interpreting) pesan, serta menerima dan memecahkan simbol pesan (decoding).

Model Komunikasi Gerbner[sunting | sunting sumber]

Model Komunikasi Gerbner terbagi menjadi dua yaitu model verbal dan model gambar. Model verbal/lisan menurut Gerbner menaruh citra bahwa komunikasi meliputi sebelas komponen: pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan), objek peristiwa, persepsi terhadap objek peristiwa, reaksi, situasi, saluran/media, distribusi, bentuk/struktur/pola, konteks, makna isi pesan, dan dampak/output. Dengan demikian, komunikasi berdasarkan Gerbner merupakan suatu proses pada seseorang (komunikator atau komunikan), mempersepsikan suatu objek peristiwa, dan bereaksi pada suatu situasi, dengan memakai alat/saluran tertentu agar sesuatu yang disampaikan itu ada, pada bentuk dan konteks tertentu, dengan makna tertentu, dan tujuan mendapatkan suatu dampak atau output tertentu. Sedangkan model Gambar yang dibentuk Gerbner menyebutkan bahwa proses komunikasi diawali menggunakan satu tindakan pemahaman (persepsi). Meskipun proses komunikasi baru dimulai sejak adanya persepsi (E1), tetapi persepsi tersebut tidak bisa lepas dari adanya suatu peristiwa (E). Tanpa adanya peristiwa (E), tidak akan muncul persepsi (E1), dan tidak munculnya persepsi (E1) menyebabkan tidak akan terjadi proses komunikasi. Model gambar menurut Gerbner dapat dilihat melalui dua dimensi pendekatan, yaitu pendekatan transaksional dan pendekatan psikologi fisik.

Model Komunikasi Riley & Riley[sunting | sunting sumber]

Riley & Riley menyampaikan bahwa komunikan ketika mendapatkan pesan yang disampaikan komunikator tidak secara langsung bereaksi. Faktor yang berasal dari luar diri turut berpengaruh bahkan mengendalikan aksi dan reaksinya pesan yang diterimanya. Faktor yang dimaksud berkaitan dengan peran kelompok primer (misal, keluarga) dan kelompok lainnya yang menjadi referensi dari komunikan. Pada kelompok primer dan kelompok rujukan nilai yang berlaku lazimnya berpengaruh terhadap komunikan dalam menentukan sikap dan tindakannya. Umumnya hal ini terjadi karena orang akan selalu berusaha agar sikap dan tindakannya tidak terlalu menyimpang dari nilai-nilai kelompok di lingkungannya.

Model Newcomb[sunting | sunting sumber]

Model Newcomb mengembangkan model komunikasi antarpribadi. Model ini mendeskripsikan mengenai dinamika hubungan komunikasi antara dua individu mengenai suatu objek yang dipersoalkan. Model Newcomb atau “model keseimbangan”, adalah pola komunikasi yang terjadi antara dua individu yang memiliki dua bentuk apabila dua orang yang berkomunikasi tentang suatu hal/objek sama-sama mempunyai selera yang sama terhadap hal yang dibicarakan.

Model Komunikasi Shannon & Weaver[sunting | sunting sumber]

Model Komunikasi Shannon & Weaver melibatkan tujuh komponen komunikasi pada model komunikasi terdiri atas information source (sumber informasi), message (pesan), transmiter (saluran penyampaian), signal (tanda), receiver (alat penerima), destination (sasaran penerima pesan), noise source (sumber gangguan).

Model Komunikasi Defleur[sunting | sunting sumber]

Model Komunikasi Defleur menggambarkan proses komunikasi melalui media massa (komunikasi massa), mencakup delapan komponen terdiri atas: source, transmitter, channel, receiver, destination, noise, mass medium device (sarana medium massa), dan feedback device (sarana penyampai umpan balik).

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Karyaningsih, Ponco Dewi (2018). Ilmu Komunikasi (PDF). Yogyakarta: Samudra Biru. ISBN 9786025610417. 
  2. ^ Rayudaswati Budi, Pengantar Ilmu Komunikasi, Makassar: KRETAKUPA Print Makassar, 2010. http://misterhusni.com/wp-content/uploads/2019/08/BUKU_PENGANTAR_ILKOM_WM.pdf.pdf Diarsipkan 2021-04-12 di Wayback Machine.