Megedong-Gedongan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Megedong-Gedongan merupakan upacara adat Hindu Bali dalam rangkaian upacara adat kehamilan. Bertemunya Kama Jaya (Sperma) dan Kama Ratih (Ovum) menciptakan wujud manusia dalam bentuk bayi. Upacara Megedong-Gedongan adalah upacara pertama yang ditujukan kepada bayi dalam kandungan sang ibu ketika berusia 5 bulan Bali (kurang lebih 6 bulan dalam kalender masehi). Pada usia tersebut, bayi telah dianggap memiliki wujud yang lebih sempurna dan telah berwujud manusia. Upacara Megedong-Gedongan memiliki tuuan untuk menyucikan bayi dalam kandungan. Masyarakat Hindu Bali percaya dengan dilakukannya upacara ini, bayi dalam kandungan tidak mudah gugur (abortus). Upacara ini juga bertujuan untuk menguatkan sang anak dan sang ibu agar persalinan berjalan lancar. Disamping itu sang bayi diharapkan setelah lahir dapat memiliki budi yang luhur, menjadi seorang anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat, dan negara, serta selalu siberikan keselamatan dalam hidup.[1]

Adapun langkah-langkah pelaksanaan upacara Megedong-Gedongan ini, diawali dengan sang ibu akan dimandikan (dalam bentuk siraman) kemudian dilanjutkan dengan mabyakala dan payascita. Selanjutnya sang ibu akan membawa wadah rempah-rempah di atas kepalanya dengan tangan kanan menjinjing daun talas yang diisi dengan air dan ikan yang masih hidup. Tangan kiri suami menggenggam benang, dimana tangan kanan suami memegang bambu runcing. Kemudian sang suami akan menggeser benang dan menusukkan bambu runcing menuju daun talas yang dijinjing oleh istri hingga air dan ikan pada daun tumpah. Setelah prosesi tersebut selesai, dilakukan persembahyangan guna memohon keselamatan kepada Tuhan. Terakhir, upacara ini akan ditutup dengan penglukatan dan natab.[2]

Walaupun merupakan budaya dari satu suku yakni suku Bali, namun penerapan upacara Megedong-Gedongan di setiap daerah di Bali sangat bervariasi. Hal ini sangat bergantung dengan kebiasaan upacara yang berkembang di masyarakat desa adat.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Makna Upacara Magedong-Gedongan". phdi.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-12. 
  2. ^ "Babad Bali - Magedong-gedongan". www.babadbali.com. Diakses tanggal 2020-01-12.