Mawar Jingga (film)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dr. Karmila
SutradaraHasmanan
ProduserHatoek Soebroto
Ditulis olehIke Soepomo
PemeranZainal Abidin
A. Nugraha
Lenny Marlina
El Manik
Frans Tumbuan
Hanna Wijaya
Anissa Diah Sitawati
Rasyid Subadi
Abdi Wiyono
Eddy Riwanto
Dhalia
Komalasari
Penata musikBilly J. Budiardjo
SinematograferHarry Simon
PenyuntingMuryadi
Tanggal rilis
1981
Durasi111 menit
NegaraIndonesia

Mawar Jingga adalah film Indonesia tahun 1981 dengan disutradarai oleh Hasmanan dan dibintangi oleh Zainal Abidin dan A. Nugraha.

Film ini mendapatkan nominasi untuk aktor terbaik (Zainal Abidin), penyunting terbaik (Muryadi), dan tata musik terbaik (Billy J. Budiardjo) dalam Festival Film Indonesia 1982.

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Sudarko (Zainal Abidin), seorang duda berkepribadian keras dan ulet. Meskipun ia mengidap penyakit lever, akhirnya berkat keuletannya berhasil sebagai pengusaha yang sukses. Sikap kerasnya menurun kepada anak lelakinya, Nagara (A. Nugraha) yang menolak untuk menjadi pengusaha dan memilih menjadi seniman. Tanpa bantuan ayahnya ia dapat belajar ke Paris. Sebaliknya Andina (Lenny Marlina) anak perempuan Sudarko, bersifat lembut. Ia tidak bisa menolak kemauan ayahnya untuk dijodohkan dengan dr. Budi (El Manik), anak Sudarman, sahabat dan dokter spesialis yang merawat Sudarko pada masa perjuangan. Ternyata selain egois Budi mata keranjang. Saat Sudarko harus beristirahat di sebuah villa, Andina mengenal Heru Erlangga (Frans Tumbuhan), seorang pilot, duda beranak satu, tinggal di dekat villa Sudarko saat itu. Heru kebetulan jumpa Nagara di Paris, dan dititipi surat dan lukisan mawar jingga untuk Andina. Hubungan Andina dengan Heru sebetulnya tak disukai Sudarko. Ketika diketahui bahwa Lina (Hanna Wijaya) hamil hasil hubungannya dengan Budi merasa dipermainkan karena disuruh menggugurkan kandungannya, maka Andina memutuskan hubungannya dengan Budi, Sudarko menyerah. Sudarko mengatur pertemuan Andina dengan Heru karena ia juga ingin ke Paris. Akhirnya, sebelum terlaksana keinginannya, Sudarko meninggal saat Nagara dalam pesawat menuju Jakarta.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Laman Dr. Karmila[pranala nonaktif permanen], diakses pada 12 Januari 2010

Pranala luar[sunting | sunting sumber]