Mandoa Padang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mandoa Padang adalah tradisi meminta keselamatan dan keberhasilan sebelum musim menanam padi oleh sebagian masyarakat di Rantau Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi. Namun ada pula yang melaksanakannya setelah masa panen tiba dan ada pula yang menyelenggarakannya dengan tujuan "Menyema Kampung" atau memohon keselamatan dari bencana ataupun musibah.

Tradisi Mandoa Padang adalah cerminan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah bagi masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi. Falsafah ini memandang bahwa pekerjaan menanam padi bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, sehingga hanya kuasa Tuhan yang memudahkannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi seperti cuaca, pengendalian hama, kualitas bibit, pemeliharaan dan lain-lain. Sedangkan manusia dengan segala keterbatasannya tak mampu mengendalikan cuaca, tak bisa menolak bencana, dan tidak bisa menyuburkan tanah. Oleh karena itu perlu penyerahan diri (tawakal) sekaligus ikhtiar batiniyah dengan meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar padi yang ditanam selamat sampai panen.

Pelaksanaan[sunting | sunting sumber]

Adapun unsur ideologis yang harus ada di dalam pelaksanaan tradisi Mandoa Padang adalah:[1]

  1. Do’a bersama yang dipimpin oleh Tongku atau tokoh agama setempat yang dituakan serta diakui ketinggian ilmunya oleh masyarakat setempat.
  2. Penyembelihan hewan ternak, di mana daging hasil sembelihannya akan dimasak untuk dimakan bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat.
  3. Makan bersama yang diselenggarakan di surau-surau, lapangan, atau pun balai desa.

Beberapa lokasi yang menyelenggarakan Mandoa Padang sebelum musim tanam padi adalah Banjar Nan Tigo Kampuong Nan Ompek (Desa Kampung Tengah, Desa Kampung Medan, Desa Kepala Pulau dan Desa Pulau Madinah) di Kecamatan Kuantan Hilir. Demikian pula di Kenegerian Koto Rajo, Kecamatan Kuantan Hilir Seberang. Sedangkan di Desa Pulau Panjang, Kecamatan Inuman, Mandoa Padang dilaksanakan seusai musim panen tiba. Sedangkan di Desa Sigaruntang, Kecamatan Inuman, Mandoa Padang adalah tradisi untuk menyemah kampung agar selamat dari musibah dan bencana.

Adapun di Desa Sikijang, Kecamatan Logas Tanah Darat, Mandoa Padang sangat berbeda karena tidak berkaitan dengan musim tanam atau musim panen dan menyemah kampung agar selamat dari bencana. Mandoa Padang di Sikijang lebih mirip seperti Mandoa Pakuburan atau ziarah kubur.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Mitra Aprideni & Esiska Yulita, "Profil Tradisi Doa Padang di Sebagian Wilayah Ulak Rantau Kuantan" dalam Analekta Kehidupan & Alam Pikir Orang Melayu di Rantau Kuantan-Singingi, Fernanda Effendi, et.al., Cetakan Pertama, (Bandung: Harfa Creative, 2022), hal. 82-87. ISBN: 978-623-8001-45-3