Mananggang Hari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mananggang Hari adalah perilaku menghalangi turunnya hujan pada hari - hari yang ditentukan. ditengah masyarakat jorong matur kalir nagari matua hilia perilaku magic menghalangi turunnya hujan yang dilakukan oleh seorang dukun. biasanya perilaku tersebut berkenaan dengan pesta yang dilakukan oleh masyarakat seperti pesta rakyat dan sebagainya. dalam pemahaman masyarakat apabila pada hari -hari diadakannya pesta rakyat tersebut hujan turun, maka akan berakibat tidak baik, pesta gagal karena para undangan tidak ada yang datang karena hujan lebat .[1]

karena itu, masyarakat mengantisipasinya dengan meminta pertolongan kapada dukun, tentunya dengan ketentuan memenuhi syarat - syarat yang ditetapkan oleh dukun tantang hari. secara sosial perilaku mananggang hari merupakan bagian dari pengetahuan tradisional masyarakat dalam beradaptasi dengan alam, termasuk dalam memaknai dukun kampung sebagai simbol pemahaman bersifat magic. fungsi sosialnya adalah menjaga hubungan baik dengan orang banyak yang diberikan kepada tamu yang akan hadir pada acara yang sedang digelar.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hasanadi, Hasanadi. Warisan Budaya Tak Benda Prop. Sumbar. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat. ISBN 978-602-8742-67-2.