Lompat ke isi

Kwangmyongsong-2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kwangmyŏngsŏng-2 (Hangul: 광명성 2호, Hanja: 光明星 2號, yang artinya "bintang bersinar-2"), menurut trayeksinya yang telah direncanakan, adalah sebuah satelit Korea Utara, meskipun fungsinya oleh pihak Amerika Serikat dan Korea Selatan dituduh sebagai suatu percobaan teknologi yang bisa digunakan pada masa depan sebagai peluru kendali balistik antar benua (Taepodong-2).

Menurut informasi yang didapati pemerintah Korea Selatan, Korea Utara meluncurkan satelit tersebut pada Hari Minggu 5 April 2009 sekitar 11:30 jam setempat (02:30 UTC) dari Musudan-ri, daerah negara itu. Kalau berhasil mencapai orbit, maka Korea Utara menjadi kesepuluh yang berhasil meluncurkan sebuah satelit. Meskipun demikian, negara ini telah menekankan pada 1998 bahwa Kwangmyŏngsŏng, peluncuran pertama luar angkasa mereka, berhasil; akan tetapi satelit Kwangmyŏngsŏng-2 ini sepertinya jatuh di Samudra Pasifik.

 Amerika Serikat: Presiden Barack Obama menyatakan: "Pembangunan dan proliferasi teknologi peluru kendali balistik oleh Korea Utara merupakan sebuah ancaman bagi Asia Timur serta perdamaian dan keamanan internasional. Dengan aksi provokasi ini, Korea Utara telah menghiraukan kewajiban internasionalnya, telah menghiraukan panggilan untuk tenang dan telah membawa dirinya semakin jauh dari komunitas internasional."

 Tiongkok: Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Jiang Yu, menyatakan: "Kita tunggu pihak yang terkait menjaga ketenangan, selesaikan dengan jujur hal ini dan bersama kita menjaga perdamaian dan stabilitas zona ini. Cina selalu siap untuk melakukan hal yang konstruktif."

 Korea Selatan: Menteri Luar Negeri, Yoo Myung-hwan, meyakinkan: "Peluncuran dari pihak Korea Utara merupakan suatu aksi provokatif dan dengan terang-terangnya telah melanggar Resolusi 1718."

 Jepang: Perdana Menteri Taro Aso menyatakan "bahwa (sikap) Korea Utara yang tetap melakukan aksi peluncuran walau telah diperingati dari segala penjuru dunia, khususnya Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang, merupakan sebuah aksi yang sangat provokatif yang tidak akan dibiarkan Jepang tanpa jawaban. Oleh karena itu, bersama dengan komunitas internasional kami ingin bereaksi karena mereka telah terang-terangan melanggar resolusi PBB."

 Rusia: Juru bicara Kementerian Luar Negeri menyatakan: "Kami sedang mencoba membuktikan kalau peluncuran tersebut tidak melanggar resolusi PBB apapun dari Dewan Keamanan PBB dan kami telah membuat panggilan kepada kedua belah pihak untuk tidak melakukan aksi selanjutnya yang bisa membawa semenanjung ke sebuah situasi yang tegang."

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]