Kucing Karkal dan Burung Puyuh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kisah Kucing Karkal dan Burung Puyuh adalah sebuah cerita rakyat yang berasal dari Papua, Indonesia.[1]

Alur Cerita[sunting | sunting sumber]

Kisah ini terjadi di sebuah gurun yang luas dan gersang. Hanya beberapa jenis makhluk hidup yang dapat bertahan di sana dikarenakan cuaca buruk, kekurangan air dan makanan. Di gurun tersebut hiduplah seekor Kucing Karkal yang sedang mencari makanan karena sudah lima hari ia tidak makan. Tetapi, ia tidak merasa begitu lapar karena sudah biasa tidak makan selama kurang lebih dua minggu. Kucing Karkal berjalan menuju ke oasis terdekat dengan harapan mendapatkan mangsanya di sana. Ia menempatkan dirinya di antara rumput kering dan menunggu saat yang tepat untuk menerkam mangsanya. Sayangnya, kaki belakangnya terluka karena tulang yang dijatuhkan oleh seekor burung bangkai yang terbang melewatinya. Kucing Karkal menjerit kesakitan dan mangsanya pun lari karena terkejut.

Tidak jauh dari oasis terdapat seekor Burung Puyuh. Burung tersebut mendekati oasis karena kedengaran jeritan Kucing Karkal. Burung Puyuhmenanyakan kepada Kucing Karkal tentang lukanya dan Kucing Karkal pun menjelaskannya. Burung Puyuh tidak ingin membantu Kucing Karkal karena mereka bermusuhan, tetapi memutuskan untuk membantunya karena merasa kasihan kepada Kucing Karkal. Ia menawarkan bantuannya tetapi ditolak oleh Kucing Karkal. Oleh karena itu, Burung Puyuh menganjurkan kepada Kucing Karkal untuk menganggap bahwa mereka tidak bermusuhan agar ia dapat membantu Kucing Karkal. Kucing Karkal setuju meskipun masih sedikit ragu.

Akhirnya, Kucing Karkal pun sembuh setelah dirawat Burung Puyuh. Ia mengakui bahwa ia pertamanya ingin langsung tangkap Burung Puyuh setelah sembuh. Tetapi, karena kebaikan Burung Puyuh, ia tidak akan menangkapnya dan tidak akan melupakan kebaikannya. Kisah tersebut berakhir dengan Kucing Karkal berlari ke tempat batu-batuan dan meninggalkan Burung Puyuh di oasis.[2]

Fakta Terkait[sunting | sunting sumber]

  • Dalam cerita tersebut, burung puyuh menyebut kucing karkal[3] sebagai ‘Tuan Kucing Telinga Panjang’. Kucing karkal terkenal untuk telinganya yang panjang mirip antena.
  • Kucing karkal berasal dari Asia Barat, Asia Selatan dan Afrika.[4] Kemungkinan besar ini adalah alasan mengapa kucing karkal disebut dalam cerita rakyat tersebut.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Dongeng Nusantara : Cerita Rakyat Dari Papua". Cerita Rakyat Nusantara | Kumpulan Dongeng Anak Anak Sebelum Tidur. 2015-05-20. Diakses tanggal 2021-03-02. 
  2. ^ "Kucing Hutan dan Burung Puyuh". Dictio Community (dalam bahasa Inggris). 2018-04-15. Diakses tanggal 2021-03-02. 
  3. ^ Pratiwi, Aniza (2020-11-23). Setiawan, Sakina Rakhma Diah, ed. "Mengenal Kucing Caracal, Harganya Bisa Mencapai Rp 150 Juta". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-03-02. 
  4. ^ Times, I. D. N.; Waroh, Muna. "5 Fakta Karakal, Kucing dengan Predikat Paling Indah di Dunia". IDN Times. Diakses tanggal 2021-03-02.