Kristal silikon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Krisal silikon adalah silikon yang berbentuk kristal. Sifatnya dapat sebagai semikonduktor intrinsik. Salah satu bentuknya ialah monokristalin. Kristal silikon dijadikan sebagai salah satu bahan semikonduktor.

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Semikonduktor intrinsik[sunting | sunting sumber]

Kristal silikon akan menjadi semikonduktor intrinsik ketika seluruh atom pembentuknya merupakan atom silikon. Pada kondisi semikonduktor intrinsik, kristla silikon akan menjadi isolator selama temperatur ruang dipertahankan. Sifat isolator ini muncul karena jumlah elektron bebas pada kristal silikon murni sangat sedikit. Kristal silikon juga menjadi isolator pada karena semikonduktor intrinsik memiliki lubang akibat keberadaan energi panas.[1]

Jenis[sunting | sunting sumber]

Monokristalin[sunting | sunting sumber]

Monokristalin merupakan kristal silikon tunggal yang mengandung silikon dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi. Tingkat kemurnian yang tinggi dapat diperoleh melalui proses Czochralski, peleburan zona ataupun doping barium stronsium titanat. Metode yang sifatnya konvensional ialah melalui proses Czochralski.[2]

Aplikasi[sunting | sunting sumber]

Bahan semikonduktor[sunting | sunting sumber]

Silikon termasuk dalam unsur golongan 4 yang sama dengan germanium yang dimanfaatkan sebagai semikonduktor. Sehingga kristal silikon juga telah banyak digunakan sebagai bahan pembuatan semikonduktor.[3]  

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Wibawanto, Hari (2008). Elektronika Dasar: Pengenalan Praktis. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 16–17. ISBN 978-979-27-2843-9. 
  2. ^ Tambunan, Handrea Bernando (Desember 2020). Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 65. ISBN 978-623-02-2279-5. 
  3. ^ Irzaman, Syafutra, H., dan Siskandar, R. (Agustus 2022). Ferroelektrik Sensor. Bandung: PT Penerbit IPB Press. hlm. 9. ISBN 978-623-467-161-2.