Krisis etnografi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

{inuse} Krisis Etnografi adalah keadaan penting dan berbahaya yang melukiskan tentang keberadaan kebudayaan dan suku-suku bangsa di suatu negara. Etnografi bermakna membangun suatu pengertian yang sistemik mengenai semua kebudayaan manusia dan perspektif orang yang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat, istilah etnografi dapat digunakan sebagai suatu ilmu pengetahuan, tetapi juga bisa dipakai sebagai metode penelitian. Etnografi merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk menemukan relevansi antara sosiokultural dengan mengeksplorasi kehidupan sehari-hari dan interaksi kelompok-kelompok sosial-budaya (divisi budaya) tertentu dalam ruang atau konteks tertentu.[1] Etnografi mempunyai beberapa sisi, diantaranya ialah seni kehidupan seseorang, kelompok masyarakat (suku), serta kebudayaan dalam kehidupan. Etnografi terdiri dari metode baru dan metode modern. Setiap perseorangan dalam lingkup kelompok harus senantiasa berhati-hati dalam memahami makna suatu definisi, perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap masyarakat dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial dan budaya di kalangan masyarakat tersebut.[2] Kesalah fahaman perspektif seseorang ataupun kelompok mengenai etnografi kerap sekali dilperbincangkan, hal ikhwal yang samar dikhawatirkan dapat merusak pandangan kolektivisme mengenai etnografi itu sendiri.

Pengaruh Krisis terhadap Masyarakat[sunting | sunting sumber]

Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya.[3] Lingkungan mempunyai aturan yang diwariskan secara turun-temurun, yang biasanya disebut dengan adat istiadat. Adat istiadat itu bagian dari kebudayaan dan suku-suku yang ada. Kemrosotan masyarakat mengenai identitas dalam mengkaji dan mengamati sesuatu, akan berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitarnya. Pengetahuan yang hilang mengenai hubungan antara budaya dan suku-suku bangsa, mengakibatkan ketidak seimbangan dalam rantai kebudayaan. Etnografi dipandang sebagai hal vital dalam pengetahuan, tetapi masa-masa ini kerap sekali dipandang sebelah mata. Akibatnya budaya semakin kurang mendapat atensi dari masyarakat, eksistensi etnografi terlihat mengalami ketimpangan. [4]

Masyarakat Sebagai Pelaku Primer[sunting | sunting sumber]

Masyarakat mempunyai peran penting dalam siklus kehidupan budaya, peran masyarakat sangat penting dalam kehidupan budaya di suatu masyarakat. Lingkungan berfungsi sebagai sarana dalam mewujudkan lestarinya suatu kebudayaan. Karakteristik masyarakat yang harmonis sangat dibutuhkan dalam hal ini.[4]

Krisis dan Kehidupan[sunting | sunting sumber]

Hidup tidak semuanya selalu tercukupi dengan kebutuhan yang proporsional. Krisis selalu ada contohnya ialah krisis etnografi ini. Masyarakat harus bersama-sama dalam mempreventif krisis dalam etnografi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ admin (2022-03-10). "Biro Administrasi Registasi Kemahasiswaan & Informasi - Universitas Medan Area". BARKI Universitas Medan Area (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-17. 
  2. ^ Antropologi, sakamaahardika in Artikel (2015-12-20). "Materi Antropologi Kelas XI : Metode Etnografi dan Manfaatnya dalam Mencari Solusi Berbagai Permasalahan Sosial-Budaya". Serambi Pengetahuan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-17. 
  3. ^ Prasetyo, Donny; Irwansyah (2019). "MEMAHAMI MASYARAKAT DAN PERSPEKTIFNYA". JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 163–175. doi:10.38035/jmpis.v1i1.253. ISSN 2716-375X. 
  4. ^ a b "Etnografi Komunikasi dan Netnografi". Communication. Diakses tanggal 2023-04-17.