Koi Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Koi Indonesia adalah meliputi sejarah ikan koi yang masuk ke Indonesia dan perkembangan hobi ikan Koi sampai di tahun 2020 ini. Saat ini komunitas pecinta ikan koi makin membesar dengan adanya berbagai kompetisi Ikan Koi.

Sejarah Ikan Koi di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Di Indonesia, ada dua versi sejarah yang menceritakan masuknya ikan Koi. Pertama, ikan koi mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1991. Waktu itu, ketika Kaisar Jepang bernama Akihito memberi cinderamata puluhan ikan koi ke Presiden Republik Indonesia (RI) ke-2.

Versi kedua, dibawa oleh seorang penggemar ikan koi bernama Hani Moniaga pada tahun 1981-1982.[1]

Ikan Koi termasuk kedalam ikan dengan harga yang paling mahal dan disukai oleh banyak orang saat ini. Koi berasal dari keluarga ‘Carp’ atau ikan mas dalam bahasa Indonesia. Nishikigoi, atau koi dalam Bahasa Jepang berarti “Permata kehidupan” atau “brokat” (guratan). Sampai sekarang Jepang masih menjadi negara nomor satu sebagai memproduksi ikan koi negara dengan kualitas terbaik di dunia.[2]

Geliat Ikan Koi di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Ikan koi merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar yang sampai saat ini masih diakui menjadi salah satu primadona di pasar internasional, tergolong ikan hias kelompok mahal. Selain itu, harganya relatif stabil.

Adapun, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, hingga saat ini jumlah ekspor ikan hias di Indonesia masih yang tertinggi di dunia. Hanya saja KKP merasa secara nilai masih kalah dengan negara tetangga, yaitu Singapura.

Badan Pusat Statistika (BPS) RI mencatat, ekspor ikan hias di Indonesia pada tahun 2017 mencapai US$ 27, 61 juta, atau tumbuh 12,5% dibandingkan tahun 2016 (US$ 24, 64 juta). Dalam 6 tahun terakhir, nilai ekspor tahun 2017 ini dianggap merupakan tertinggi dari tahun sebelumnya. Hal itu ditunjukkan, bahwa perdagangan komoditas ikan hias Indonesia terus mengalami perbaikan.

Sementara itu, 10 Provinsi yang menjadi pengekspor ikan hias terbesar pada tahun 2017 adalah Jawa Barat (27, 80%). DKI Jakarta (20,67%), Kalimanta Barat (17,31%), Bali (16,92%), Banten (6,46%), Kepulauan Riau (3,83%), Jawa Timur (3,57%), Kalimantan Selatan (1,56%), Sumatera Utara (0,38%), dan Sumatera Selatan (0,32%).

Untuk wilayah provinsi, pada tahun 2017 yang mengalami pertumbuhan positif nilai ekspor ikan hias yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Banten, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan. Sementara, untuk Provinsi Jawa Barat, Bali dan Sumatera Utara dianggap mengalami pertumbuhan negatif atau penurunan nilai ekspor.

Adapun untuk ekspor, ada 10 negara utama yang menjadi tujuan ekspor ikan Hias Indonesia. Diantaranya adalah China, USA, Japan, Singapora, United Kingdom, Taiwan, Jerman, Belanda, Korea dan Perancis.

Berdasarkan data BPS, pada 2018 terlihat bahwa ekspor ikan hias Indonesia 2017 lebih dominan diekspor ke China, yaitu mencapai 27,50 persen dari total nilai ekspor ikan hias di Indonesia. Tahun 2017 nilai ekspor ikan hias ke China juga dianggap mengalami pertumbuhan sebesar 23,67 persen dibandingkan tahun 2016.

Ikan Koi Juara Dunia[sunting | sunting sumber]

Usaha ikan koi skala rakyat di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bogor, memperoleh donasi sejumlah telur bloodline dari turunan ikan koi anakan juara dunia tahun 2013, Mulan Legend dari perkawinan dengan ikan koi kelas dunia Hiryu. Dengan donasi tersebut, diharapkan dalam setahun, usaha breeding ikan koi di Sumedang juga mampu memperoleh indukan bloodline yang berasal dari perkawinan anaknya juara dunia dan ikan kelas dunia, mengikuti yang lebih dahulu sudah sukses di Kabupaten Bogor. Breeder ikan koi skala lokal di Kabupaten Sumedang yang memperoleh telur bloodline dari anaknya Mulan Legend hasil perkawinan dengan Hiryu, adalah Taufik (Sumedang Fish Farm), Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara. Sedangkan dari Kabupaten Bogor, adalah Saumudin (Udin Koi) di kaki Gunung Salak, yang sudah memiliki banyak indukan ikan koi dari turunan juara dunia dan kelas dunia dan menjadi koordinator penyebaran calon indukan kualitas dunia tersebut. Presiden Klub ZNA Bandung Chapter, Hartono S, yang juga pemilik Mulan Legend serta penggagas beberapa kali penyebaran bloodline ikan koi kelas dunia tersebut, di Bandung, Selasa 31 Mei 2016 malam menyebutkan, donasi telur ikan koi bloodline hasil perkawinan anaknya Mulan Legend dengan Hiryu, sudah dilakukan di Bandung, Minggu 29 Mei 2016 lalu. Sedangkan ikan koi Hiryu, adalah milik Yanto Wijaya yang juga anggota klub ZNA Bandung Chapter.[3]

Wirausaha Sukses Ikan Koi[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Anggraeni, Vita Ayu. "Mengenal Ikan Koi, Simbol Cinta dan Persahabatan". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2020-10-14. 
  2. ^ "Koi". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2020-03-04. 
  3. ^ Rakyat, Pikiran. "Ikan Koi Juara Dunia Diperbanyak di Jawa Barat - Pikiran-Rakyat.com". www.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2020-10-14.