Lompat ke isi

Kloning

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Banyak organisme, termasuk pohon aspen, bereproduksi dengan cara kloning. Pohon ini kerap menciptakan kelompok besar organisme dengan DNA yang sama. Salah satu contoh yang ditampilkan di atas adalah pohon aspen spesies Populus tremuloides)

Pengklonaan, populer dengan istilah kloning (bahasa Inggris: cloning) adalah proses menghasilkan organisme dengan DNA yang identik atau hampir identik, baik secara alami ataupun buatan. Di alam, beberapa organisme menghasilkan klon melalui reproduksi aseksual. Dalam bidang bioteknologi, kloning adalah proses menghasilkan organisme kloning (salinan) dari sel dan dari fragmen DNA (kloning molekuler).

Kata ini berasal dari kata clone dalam bahasa Inggris, yang pertama kali digunakan oleh Herbert J. Webber dan juga diserap dari kata bahasa Yunani, κλών klōn yang bermakna "cabang" atau "ranting", merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif.[1][2][3] Kloning adalah suatu cara atau proses menghasilkan organisme baru dengan cara mengambil DNA yang identik atau hampir identik dari seekor organisme kemudian di kembangbiakan diluar tubuh dan hasil dari kloning tersebut dimasukan kedalam tubuh organisme lain yang nantinya akan mengasilkan organisme anakan dengan kata lain menghasilkan anak dengan cara buatan.

Pengklonaan alami

[sunting | sunting sumber]

Pengklonaan (kloning) merupakan bentuk alami dari pembiakan yang menyebabkan benda hidup dapat menyebar selama ratusan juta tahun. Pengklonaan ini merupakan metode yang digunakan oleh tumbuhan, jamur, dan bakteri, dan koloni-koloni klon berkembang biak dengan sendirinya.[4][5] Contoh dari organisme ini adalah tumbuhan blueberry, pohon hazel, dan pohon Pando.[6][7]

Pengklonaan molekular

[sunting | sunting sumber]

Pengklonaan molekuler mengacu pada proses pembuatan molekul. Pengklonaan ini biasanya digunakan untuk memperkuat fragmen DNA yang mengandung seluruh gen, tetapi juga dapat digunakan untuk memperkuat urutan DNA seperti promotor, sekuens nonkoding, dan DNA yang terfragmentasi secara acak. Metode ini digunakan dalam beragam eksperimen biologi dan penerapan praktis, mulai dari sidik jari genetik hingga produksi protein dalam skala besar. Kadang-kadang, istilah pengklonaan dapat menyesatkan karena digunakan untuk merujuk pada pengenalan lokasi kromosom gen yang terkait dengan fenotipe tertentu yang penting, seperti dalam pengklonaan posisi.

Pengklonaan sel

[sunting | sunting sumber]


Pengklonaan organisme

[sunting | sunting sumber]

Pengklonaan organisme (atau dikenal pula dengan sebutan "kloning reproduktif") mengacu kepada prosedur menciptakan organisme multiseluler baru, yang secara genetik identik dengan yang lain. Pada dasarnya, pengklonaan ini adalah metode reproduksi aseksual, yang tidak terjadi pembuahan atau kontak antargamet. Reproduksi aseksual merupakan fenomena yang terjadi secara alami pada banyak spesies, termasuk sebagian besar tanaman dan beberapa serangga. Para ilmuwan telah membuat beberapa prestasi besar dengan pengklonaan, termasuk reproduksi aseksual domba dan sapi. Ada banyak perdebatan etis tentang apakah kloning harus digunakan atau tidak. Namun, pengklonaan, atau perbanyakan aseksual,[8] telah menjadi praktik umum di dunia hortikultura selama ratusan tahun.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ de Candolle, A. (1868). Laws of Botanical Nomenclature adopted by the International Botanical Congress held at Paris in August 1867; together with an Historical Introduction and Commentary by Alphonse de Candolle, Translated from the French. translated by H.A. Weddell. London: L. Reeve and Co. :21, 43
  2. ^ "Torrey Botanical Club: Volumes 42–45". Torreya. 42–45: 133. 1942. 
  3. ^ American Association for the Advancement of Science (1903). Science. Moses King. hlm. 502. Diakses tanggal 8 Oktober 2010. 
  4. ^ "Tasmanian bush could be oldest living organism". Discovery Channel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Juli 2006. Diakses tanggal 7 Mei 2008. 
  5. ^ "Ibiza's Monster Marine Plant". Ibiza Spotlight. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Desember 2007. Diakses tanggal 7 Mei 2008. 
  6. ^ DeWoody, J.; Rowe, C.A.; Hipkins, V.D.; Mock, K.E. (2008). ""Pando" Lives: Molecular Genetic Evidence of a Giant Aspen Clone in Central Utah". Western North American Naturalist. 68 (4): 493–497. doi:10.3398/1527-0904-68.4.493. 
  7. ^ Mock, K.E.; Rowe, C.A.; Hooten, M.B.; Dewoody, J.; Hipkins, V.D. (2008). "Blackwell Publishing Ltd Clonal dynamics in western North American aspen (Populus tremuloides)". U.S. Department of Agriculture, Oxford, UK : Blackwell Publishing Ltd. hlm. 17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-11. Diakses tanggal 5 Desember 2013. 
  8. ^ "Asexual Propagation". aggie-horticulture.tamu.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 April 2020. 

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Guo, Owen. "World's Biggest Animal Cloning Center Set for '16 in a Skeptical China." The New York Times, The New York Times, 26 Nov. 2015
  • Lerner, K. Lee. "Animal cloning." The Gale Encyclopedia of Science, edited by K. Lee Lerner and Brenda Wilmoth Lerner, 5th ed., Gale, 2014. Science in Context, link[pranala nonaktif permanen]
  • Dutchen, Stephanie. "Rise of the Clones." Rise of the Clones | Harvard Medical School, 2018 hms.harvard.edu/news/rise-clones

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]