Keistimewaaan Dunia Pertama

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Keistimewaan Dunia Pertama (bahasa Inggris: First World privilege), sama seperti keistimewaan kulit putih, keistimewaan Kristen, dan keistimewaan laki-laki, adalah segala kemudahan yang dinikmati oleh seseorang hanya karena berstatus warga negara Dunia Pertama.[1][2] Ada banyak kesamaan antara keistimewaan Dunia Pertama dan keistimewaan kulit putih karena rata-rata negara Dunia Pertama didirikan dan dibangun oleh masyarakat kulit putih.[3]

Tentang[sunting | sunting sumber]

Keistimewaan Dunia Pertama sering kali dipertahankan secara hukum, misalnya melalui hukum imigrasi dan hambatan dagang.[4] Selain itu, sedikit sekali negara yang melarang diskriminasi pekerjaan, naik jabatan, pendidikan, beasiswa, dan lain-lain atas dasar kebangsaan.[5] Banyak negara yang menerapkan diskriminasi pekerjaan dan pendidikan terhadap warga negara asing, misalnya dengan memperketat persyaratan imigrasi, bea masuk mahal, tidak ada penyetaraan kualifikasi pendidikan, dan kuota beasiswa yang mengutamakan warga negara maju.[3]

Negara-negara Dunia Pertama biasanya punya perjanjian dagang dan imigrasi yang menghapus diskriminasi pekerjaan, pendidikan, dan bisnis terhadap warga negara Dunia Pertama lain. Menurut teori ini, hukum diskriminasi dan hambatan di seluruh dunia secara sistematis mengutamakan pekerjaan, bisnis, akses pendidikan dan kesehatan, dan kesejahteraan untuk warga Dunia Pertama sekaligus merugikan dan menindas warga negara-negara berkembang.[3]

Secara umum, istilah "privilese" (keistimewaan) dalam konteks kesenjangan sosial menuai kritik karena tidak membedakan "bebas dari penindasan" (spared injustice) dengan "akumulasi kekayaan yang tidak pantas" (unjust enrichment).[6] Kesenjangan seperti ini biasanya dikurangi dengan mengirim bantuan keuangan dan bantuan lain ke negara berkembang.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Brysk, Alison (7 October 2002). Globalization and Human Rights. University of California Press. ISBN 978-0520232372. 
  2. ^ Greenberg, Daniel J. (May 2008). "Teaching Global Citizenship, Social Change, and Economic Development in a History Course: A Course Model in Latin American Travel/Service Learning". Society for History Education. 41 (3): 283–304. JSTOR 30036913. 
  3. ^ a b c Drawing the global colour line: white men's countries and the international challenge of racial equality Marilyn Lake and Henry Reynolds. Cambridge: Cambridge University Press, 2008.
  4. ^ Redding, Stephen; Venables, Anthony J. (January 2004). "Economic geography and international inequality". Journal of International Economics. 62 (1): 53–82. CiteSeerX 10.1.1.177.4436alt=Dapat diakses gratis. doi:10.1016/j.jinteco.2003.07.001. 
  5. ^ Global Rights, Local Wrongs, and Legal Fixes: An International Human Rights Critique of Immigration and Welfare Reform; Hernandez-Truyol, Berta Esperanza; Johns, Kimberly A.
  6. ^ Blum, Lawrence (2008). "'White privilege': A mild critique" (PDF). Theory and Research in Education. 6 (6(3)): 309–321. doi:10.1177/1477878508095586. Diakses tanggal 23 October 2014.