Kalam Kalam Langit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kalam Kalam Langit
SutradaraTarmizi Abka
ProduserDhoni Ramadhan
Dian Permata Purnamasari
Asad Amar
Ditulis olehFaozan Rizal
PemeranDimas Seto
Meriza Febriani
Elyzia Mulachela
Mathias Muchus
Ibnu Jamil
Henidar Amroe
Herichan
Fauzan Smith
DistributorPutaar Films Production
Tanggal rilis
1 April 2016 (Premier Pulau Lombok)
14 April 2016 (Indonesia)
Durasi100 menit
NegaraIndonesia Indonesia
Malaysia Malaysia
BahasaIndonesia
PrekuelKalam Kalam Langit

Kalam Kalam Langit adalah sebuah film Indonesia bergenre drama religi yang produksi Putaar Films Production yang merupakan sekuel dari Kalam Kalam Langit yang rilis tahun 2016. Film ini tayang di Indonesia pada 14 April 2016.[1] Film ini masih dibintangi Oleh Elyzia Mulachela, Dimas Seto, dan Ibnu Jamil.

Tentang Kalam Kalam Langit[sunting | sunting sumber]

Kalam Kalam Langit adalah sebuah film Indonesia yang akan rilis pada 14 April 2016 mendatang. Film yang akan kami ulas sinopsis dan jalan cerita nya ini disutradarai oleh Tarmizi Abka dan ditulis naskah ceritanya oleh Faozan Rizal. Penasaran bagaimana cerita film ini nanti? Simak ulasan Film Kalam Kalam Langit, Sinopsis, Detail, Para Pemeran dan Trailernya berikut ini.

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Film Kalam Kalam Langit bercerita mengenai Ja'far (Dimas Seto), seorang pemuda yang bercita-cita untuk menjadi seorang juara MTQ. Namun, keinginannya itu ditentang oleh Ayahnya (Mathias Muchus) yang selalu mengingatkan agar tidak memperjualbelikan kalam kalam Illahi hanya demi popularitas dan mendapatkan hadiah semata. Ja'far kecil akhirnya menerima sebuah tawaran beasiswa dari sebuah pondok pesantren.

Ternyata perjalanan Ja'far untuk meraih cita-cita sangat berat dan berliku. Apalagi ditambah dengan keadaan ekonomi keluarga yang sulit dan ayah sakit sakitan. Pun begitu Ja'far terus semangat dalam mengejar mimpinya.

Ja'far kecil hingga dewasa tak hanya memperjuangkan cita-cita saja, tetapi juga memperjuangkan kehidupan cintanya. Ia berjuang ditengah kehidupan pondok pesantren yang mempunyai penghuni dengan beragam karakter. Santri pun juga manusia, ada saja yang nyeleneh dan bahkan rela menyuap hanya demi popularitas dan menggapai tujuannya sebagai juara MTQ.

Pemain[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]