Isu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Isu atau desas-desus (Inggris: rumour) adalah suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislatif atau perundangan menurut Hainsworth & Meng. Sedangkan menurut Barry Jones & Chase isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Isu mewakilkan suatu kesenjangan antara praktik korporat dengan harapan-harapan para pemangku kepentingan (stakeholder). Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas, isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.

Tahapan Isu[sunting | sunting sumber]

Menurut Hainswort & Meng isu berada dalam empat tahap, yakni:

  • Tahap Permulaan

Pada tahap ini tidak ada isu yang tampak namun kondisi muncul dengan jelas yang berpotensi untuk berkembangnya menjadi sesuatu yang penting. Isu terjadi dalam organisasi ketika kelompok secara signifikan mempunyai permasalahan dalam perkembangannya secara politik, kebijakan, ekonomi atau tren sosial. Dalam tahap ini harus diketahui apakah ini termasuk isu yang penting atau tidak.

  • Tahap Mediasi

Pada tahap ini isu telah berkembang dan memberikan pengaruh terhadap organisasi secara jelas. Organisasi masih dapat menjaga isu tidak berkembang dengan memperhatikan isu-isu lainnya. Selain itu, organisasi harus mengelola arus informasi dengan memberikan informasi dua arah yang cukup kepada masyarakat secara aktual dan benar.

  • Tahap Organisasi

Tahap organisasi adalah dimana isu sedang berkembang dan menjadi topik pembicaraan yang berkembang menjadi krisis. Publik akan membentuk jaringan untuk mendesak organisasi melakukan suatu tindakan terhadap isu yang berkembang ini. Organisasi harus memberikan penanganan yang cepat dan melibatkan stakeholder. Dalam tahap ini media memiliki peran yang penting karena kemampuan komunikasi massanya. Organisasi perlu melakukan pemantauan terhadap media. Diperlukan teknik Media Relations yang baik agar isu dapat mereda dengan cepat.

  • Tahap Resolusi

Jika telah mencapai tahap ini, berarti adanya anggapan bahwa isu telah selesai. Namun, organisasi harus terus melakukan pemantauan untuk mencegah isu datang kembali.

Proses Manajemen Isu[sunting | sunting sumber]

  • Identifikasi Isu

Organisasi melakukan identifikasi dalam isu yang terjadi dengan mencari tahu sumber isu berasal. Isu dapat diklasifikasikan berdasarkan:

  1. Jenis: Ekonomi, sosial, politik, teknologi
  2. Sumber respon: sistem bisnis, perusahaan, anak perusahaan, departemen dan industri
  3. Geografi: lokal, regional, daerah, nasional, internasional
  4. Kepentingan: segera, penting, sangat penting
  • Analisis

Bertujuan untuk menempatkan kepentingan isi isunya. Memanfaatkan pengalaman masa lalu yang setidaknya memiliki kesamaan terhadap isu saat ini. Dapat dilakukan penelitian secara kualitatif maupun kuantitatif.

  • Pemilihan Strategi

Tahapan ini organisasi menyiapkan aksi-aksi untuk menghadapi isu. Strategi yang diambil dapat bersifat reaktif, adaptif dan dinamis.

  • Implementasi Program

Jika organisasi telah memiliki strategi dalam menghadapi isu, implementasikan program yang telah dibuat dengan segera. Organisasi harus saling bekerjasama untuk menyediakan dukungan yang maksimal sehingga tujuan dapat dicapai dengan cepat.

  • Evaluasi

Jika program telah dilaksanakan, lakukanlah evaluasi untuk menilai seberapa efektif program yang telah dilaksanakan. Tetap lakukan monitoring isu untuk mencegah isu kembali berkembang.

Proses Pengendalian dan Pengelolaan Isu[sunting | sunting sumber]

  • Fase Kesadaran Diri

Organisasi harus mempelajari isu untuk melakukan penelitian secara terstruktur.

  • Fase Eksplorasi

Dalam fase ini telah adanya kepentingan yang meningkat mengenai isu. Tanggung jawab khusus telah dibagikan dan pembentukan opini telah dimulai.

  • Fase Pembuat Keputusan

Organisasi telah melibatkan top management untuk mempertimbangkan tindakan dan memutuskan secara tepat alternatif yang telah didapat.

  • Fase Implementasi

Fase dimana pengambilan keputusan telah dibuat dan telah dianggap tepat dimana selanjutnya adalah melaksanakannya sesegera mungkin.

  • Fase Modifikasi

Evaluasi terhadap program yang tengah dilaksanakan untuk kemudian menyiapkan program cadangan sebagai penyesuaian terhadap keadaan yang akan terjadi

  • Fase Penyelesaian

Fase relaksasi bagi organisasi dimana adanya anggapan bahwa isu telah mereda dan dapat menjadi positif jika perencanaan telah dilaksanakan dengan baik.


Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Regester, Michael, Judy Larkin. Risk Issues and Crisis Management in Public Relations. New Delhi: Crest Publishing House, 2003.