Diskodermolida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diskodermolida
(+)-Discodermolide
Nama
Nama IUPAC
(+)-Diskodermolida
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
  • O=C1[C@H](C)[C@@H](O)[C@@H](C)[C@H]
    (C[C@H](O)/C=C\[C@H](C)[C@H](O)[C@@H]
    (C)\C=C(C[C@H](C)[C@@H](O)[C@H](C)[C@@H]
    (OC(N)=O)[C@@H](C)\C=C/C=C)\C)O1
Sifat
C33H55NO8
Massa molar 593,79 g/mol
Titik lebur 112-113 °C
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
Referensi

(+)-Diskodermolida adalah produk alami poliketida yang baru-baru ini ditemukan berpotensi sebagai inhibitor pertumbuhan sel tumor. Kerangka karbon molekul ini terdiri dari delapan unit polipropionat dan empat unit asetat dengan 13 stereopusat.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Diskodermolida pertama kali diisolasi dari porifera lautan Karibia Discodermia dissoluta pada tahun 1990 oleh kimiawan Dr. Sarath Gunasekera dan ahli biologi Dr. Ross Longley.[1][2][3] Porifera ini mengandung 0,002% diskodermoleda (7 mg/434 g porifera). Oleh karena senyawa ini sensitif terhadap cahaya, porifera harus dipanen pada kedalaman paling sedikit 33 meter. Diskodermolida pertama kali ditemukan mempunyai aktivitas imunosupresif dan antijamur.

Mekanisme kerja[sunting | sunting sumber]

Diskodermolida telah ditemukan menghambat proliferasi sel-sel manusia dengan menghentikan siklus sell pada G2- dan fase M. Ia meng-hiperstabilisasi mikrotubula, terutama semasa pembelahan sel. Hiperstabilisasi gelendong mitosis menyebabkan siklus sell terhenti dan menjadi mati dikarenakan apoptosis. Terhadap berbagai macam lini sel,ia memiliki aktivitas yang terukur IC50 = 3-80 nM.

Diskodermolida bersaing dengan paklitaksel pada pengikatan mikrotubula, namun diskodermolida mempunyai afinitas [4][5][6] dan efektivitas yang lebih tinggi terhadap sel-sel kanker yang kebal terhadap paklitaksel dan epotilona.[7]

Sintesis total[sunting | sunting sumber]

Beberapa sintesis total telah dipublikasikan olehSchreiber[8][9], Smith[10][11][12], Paterson[13], Marshall[14], dan Myles[15]. Peninjauan berbagai pendekatan sintetik juga telah dipublikasikan.[16]

Perkembangan klinis[sunting | sunting sumber]

Harbor Branch Oceanographic Institution memberikan lisensi (+)-diskodermolida kepada Novartis, yang memulai fase 1 ujicoba klinis pada tahun 2004. Penumpukkan pasien dihentikan oleh karena toksisitas obat.[17] Amos B. Smith's research group Diarsipkan 2013-07-03 di Wayback Machine. (berkolaborasi dengan Kosan Biosciences) memiliki program pengembangan obat praklinis yang sedang berlangsung.[18]

Suplai senyawa yang diperlukan untuk ujicoba klinis tidak dapat dipenuhi dengan pemanenan, isolasi, dan pemurnian. Pada tahun 2005, usaha melakukan sintesis atau semi-sintesis dengan fermentasi terbukti gagal. Oleh karena itu, semua diskodermolida yang digunakan untuk kajian praklinis dan ujicoba klinis berasal dari sintesis total berskala besar.[19][20]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Gunasekera, S. P.; Gunasekera, M.; Longley, R. E.; Schulte, G. K. J. Org. Chem. 1990, 55, 4912-4915. (doi:10.1021/jo00303a029)
  2. ^ Gunasekera, S. P.; Pomponi, S. A.; Longley, R. E.; U.S. Patent 5.840.750, November 24, 1998.
  3. ^ Gunasekera, S. P.; Paul, G. K.; Longley, R. E.; Isbrucker, R. A.; Pomponi, S. A. J. Nat. Prod. 2002, 65, 1643.
  4. ^ Ter Haar, E.; Kowalski, R. J.; Hamel, E.; Lin, C. M., Longley, R. E.; Gunasekera, S. P.; Rosenkranz, H. S.; Day, B. W. Biochemistry 1996, 35, 243-250. (Abstract)
  5. ^ Hung, D. T.; Chen, J.; Schreiber, S. L. Chem Biol. 1996, 3, 287-293. (Abstract)
  6. ^ Klein, L. E.; Freeze, B. S.; Smith, A. B.; Horwitz, S. B. Cell Cycle 2005, 4, 501-507. (Article)
  7. ^ Jordan, M. A. Curr. Med. Chem.: Anti-Cancer Agents 2002, 2, 1.
  8. ^ Nerenberg, J. B.; Hung, D. T.; Somers, P. K.; Schreiber, S. L. J. Am. Chem. Soc. 1993, 115, 12621-12622. (doi:10.1021/ja00079a066)
  9. ^ Hung, D. T.; Nerenberg, J. B.; Schreiber, S. L. J. Am. Chem. Soc. 1996, 118, 11054-11080. (doi:10.1021/ja961374o)
  10. ^ Smith, A. B. III. et al. J. Am. Chem. Soc. 1995, 117, 12011-12012. (doi:10.1021/ja00153a030)
  11. ^ Smith, A. B.; Beauchamp, T. J.; LaMarche, M. J.; Kaufman, M. D.; Qiu, Y.; Arimoto, H.; Jones, D. R.; Kobayashi, K. J. Am. Chem. Soc. 2000, 122, 8654-8664. (Article)
  12. ^ Smith, A. B.; Freeze, B. S.; Xian, M.; Hirose, T. Org. Lett. 2005, 7, 1825-1828.
  13. ^ Paterson, I.; Florence, G. J.; Gerlach, K.; Scott, J. P. Angew. Chem. Int. Ed. Engl. 2000, 39, 377. (Article[pranala nonaktif permanen])
  14. ^ Marshall, J. A.; Johns, B. A. J. Org. Chem. 1998, 63, 7885-7892. (doi:10.1021/jo9811423)
  15. ^ Harried, S. S.; Yang, G.; Strawn, M. A.; Myles, D. C. J. Org. Chem. 1997, 62, 6098-6099. (doi:10.1021/jo9708093)
  16. ^ Smith, A. B., III; Freeze, B. S. Tetrahedron 2008, 64, 261-298.
  17. ^ A phase I pharmacokinetic (PK) trial of XAA296A (Discodermolide) administered every 3 wks to adult patients with advanced solid malignancies. 2004 ASCO Annual Meeting (Abstract and Presentation Slides Diarsipkan 2009-03-27 di Wayback Machine.)
  18. ^ Amos B. Smith, III Current Research Projects Diarsipkan 2012-02-05 di Wayback Machine.
  19. ^ Mickel, S. J. et al. Org. Process Res. Dev. 2004, 8, 92, 101, 107, 113 and 122.
  20. ^ Wulff research group Diarsipkan 2005-12-17 di Wayback Machine. (PDF)

Pranala luar[sunting | sunting sumber]