Asrul Sani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6: Baris 6:


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
Asrul menyelesaikan pendidikan dasar di kampung halamannya Pasaman, Sumatera Barat. Selesai dari Sekolah Rakyat di Rao, Asrul merantau ke [[Jakarta]] untuk belajar di Sekolah Teknik, lalu masuk ke Fakultas Kehewanan Universitas Indonesia. Dia sempat pindah ke Fakultas Sastra UI, namun kembali lagi hingga tamat memperoleh titel dokter hewan (1955). Setelah itu dia mengikuti seminar internasional mengenai kebudayaan di [[Universitas Harvard]] (1954), memperdalam pengetahuan tentang dramaturgi dan sinematografi di [[Universitas California Selatan]], [[Los Angeles]], [[Amerika Serikat]] (1956), dan kemudian membantu Sticusa di [[Amsterdam]] (1957-1958).
Asrul Sani memulai pendidikan formalnya di Holland Inlandsche School (sekolah dasar bentukan pemerintah kolonial Belanda) di Bukit Tinggi pada 1936. Lalu ia melanjutkan SMP di SMP Taman Siswa, Jakarta pada 1942. Setelah tamat, ia melanjutkan ke Sekolah Kedokteran Hewan, Bogor. Akan tetapi, minatnya akan Sastra sempat mengalihkan perhatiannya dari kuliah kedokteran hewan sehingga Asrul sempat pindah ke Fakultas Sastra UI dan, dengan beasiswa Lembaga Kebudayaan Indonesi- Belanda, mengikuti pertukaran ke Akademi Seni Drama, Amsterdam pada 1952 walaupun akhirnya kembali melanjutkan kuliah kedokteran hewan hingga memperoleh gelar dokter hewan pada 1955. Pada masa kuliah itu juga Asrul sempat mengikuti seminar kebudayaan di Harvard University pada 1954. Setelah tamat kedokteran hewan, Asrul kembali mengejar hasratnya akan seni sastra dengan melanjutkan kuliah dramaturgi dan sinematografi di South California University, Los Angeles, Amerika Serikat (1956) dan kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).
== Karier ==
== Karier ==
Di dalam dunia sastra Asrul Sani dikenal sebagai seorang pelopor Angkatan ’45. Kariernya sebagai sastrawan mulai menanjak ketika bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin menerbitkan buku kumpulan puisi yang berjudul Tiga Menguak Takdir. Kumpulan puisi itu sangat banyak mendapat tanggapan, terutama judulnya yang mendatangkan beberapa tafsir. Setelah itu, mereka juga menggebrak dunia sastra dengan memproklamirkan Surat Kepercayaan Gelanggang sebagai manifestasi sikap budaya mereka. Gebrakan itu benar-benar mempopulerkan mereka.
Bersama [[Chairil Anwar]] dan [[Rivai Apin]], ia mendirikan "Gelanggang Seniman" (1946) dan secara bersama-sama pula menjadi redaktur "Gelanggang" dalam warta sepekan ''Siasat''. Selain itu, Asrul pun pernah menjadi redaktur majalah ''Pujangga Baru'', ''Gema Suasana'' (kemudian ''Gema''), ''Gelanggang (1966-1967), dan terakhir sebagai pemimpin umum ''Citra Film'' (1981-1982).
Sebagai sastrawan, Asrul Sani tidak hanya dikenal sebagai penulis puisi, tetapi juga penulis cerpen, dan drama. Cerpennya yang berjudul Sahabat Saya Cordiaz dimasukkan oleh Teeuw ke dalam Moderne Indonesische Verhalen dan dramanya Mahkamah mendapat pujian dari para kritikus. Di samping itu, ia juga dikenal sebagai penulis esai, bahkan penulis esai terbaik tahun ’50-an. Salah satu karya esainya yang terkenal adalah Surat atas Kertas Merah Jambu (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda).

Sejak tahun 1950-an Asrul lebih banyak berteater dan mulai mengarahkan langkahnya ke dunia film. Ia mementaskan Pintu Tertutup karya Jean-Paul Sartre dan Burung Camar karya Anton P, dua dari banyak karya yang lain. Skenario yang di tulisnya untuk Lewat Jam Malam (mendapat penghargaan dari FFI, 1955), Apa yang Kau Cari Palupi? (mendapat Golden Harvest pada Festival Film Asia, 1971), dan Kemelut Hidup (mendapat Piala Citra 1979) memasukkan namanya pada jajaran sineas hebat Indonesia. Ia juga menyutradarai film Salah Asuhan (1972), Jembatan Merah (1973), Bulan di atas Kuburan (1973), dan sederet judul film lainnya. Salah satu film karya Asrul Sani yang kembali populer di tahun 2000-an adalah Nagabonar yang dibuat sekuelnya, Nagabonar Jadi 2 oleh sineas kenamaan Deddy Mizwar.
Asrul pernah menjadi Direktur Akademi Teater Nasional Indonesia, Ketua [[Lesbumi|Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi)]], anggota [[Badan Sensor Film]], Ketua [[Dewan Kesenian Jakarta]], anggota Dewan Film Indonesia, dan anggota [[Akademi Jakarta]].
Sementara bergiat di film, pada masa-masa kalangan komunis aktif untuk menguasai bidang kebudayaan, Asrul, mendampingi Usmar Ismail, ikut menjadi arsitek lahirnya LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) dalam tubuh partai politik NU, yang mulai berdiri tahun 1962, untuk menghadapi aksi seluruh front kalangan "kiri". Usmar Ismail menjadi Ketua Umum, Asrul sebagai wakilnya. Pada saat itu ia juga menjadi Ketua Redaksi penerbitan LESBUMI, AbadMuslimin. Memasuki Orde Baru, sejak tahun 1966 Asrul menjadi angota DPR mewakili NU, terpilih lagi pada periode 1971-1976 mewakili PPP. Sementara itu sejak tahun 1968 terpilih sebagai anggota DKJ (Dewan Kesenian Jakarta). Pada tahun 1976-79 menjadi Ketua DKJ. Sejak tahun 1970 diangkat menjadi salah satu dari 10 anggota Akademi Jakarta. Pernah menjadi Rektor LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakrta), kini bernama IKJ. Pernah beberapa kali duduk sebagai anggota Badan Sensor Film, tahun 1979 terpilih sebagai anggota dan Ketua Dewan Film Nasional, Sejak tahun 1995 menjadi anggota BP2N (Badan Pengembangan Perfilman Nasional). Akibat sederet karya pada bidang seni dan pengabdian pada Negara, pada tahun 2000 lalu, Ia diganjar Bintang Mahaputra oleh pemerintah Republik Indonesia.

Selain dikenal sebagai penyair dan sutradara film, Asrul juga merupakan seorang politisi. Sejak tahun 1966 hingga 1971, dia duduk di parlemen mewakili [[Partai Nahdlatul Ulama]], dan berlanjut hingga tahun 1982 mewakili [[Partai Persatuan Pembangunan]].


== Karya ==
== Karya ==
Baris 45: Baris 44:
* {{imdb nama|id=0762760|nama=Asrul Sani}}
* {{imdb nama|id=0762760|nama=Asrul Sani}}
* {{id}} [http://www.indonesianfamous.com/ensiklopedi/a/asrul-sani/index.shtml Profil di tokohindonesia.com]
* {{id}} [http://www.indonesianfamous.com/ensiklopedi/a/asrul-sani/index.shtml Profil di tokohindonesia.com]
* {{http://kepustakaan-tokoh.perfilman.pnri.go.id/asrul_sani/biography/deskripsi_biografi.asp}}
* {{www.penyair.web.id/search/label/biografi%20asrul%20sani}}


{{DEFAULTSORT:Sani, Asrul}}
{{DEFAULTSORT:Sani, Asrul}}

Revisi per 12 April 2012 11.42

Berkas:Asrul Sani.jpg
Asrul Sani

Asrul Sani (10 Juni 1926 – 11 Januari 2004) adalah seorang sastrawan dan sutradara film ternama asal Indonesia.[1] Tahun 2000 Asrul menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Pemerintah RI.

Asal usul

Asrul Sani merupakan anak bungsu dari tiga orang bersaudara. Ayahnya, Sultan Marah Sani Syair Alamsyah Yang Dipertuan Padang Nunang Rao Mapat Tunggul Mapat Cacang, merupakan kepala adat Minangkabau di daerahnya. Ibunya Nuraini binti Itam Nasution, adalah seorang keturunan Mandailing.[2]

Pendidikan

Asrul Sani memulai pendidikan formalnya di Holland Inlandsche School (sekolah dasar bentukan pemerintah kolonial Belanda) di Bukit Tinggi pada 1936. Lalu ia melanjutkan SMP di SMP Taman Siswa, Jakarta pada 1942. Setelah tamat, ia melanjutkan ke Sekolah Kedokteran Hewan, Bogor. Akan tetapi, minatnya akan Sastra sempat mengalihkan perhatiannya dari kuliah kedokteran hewan sehingga Asrul sempat pindah ke Fakultas Sastra UI dan, dengan beasiswa Lembaga Kebudayaan Indonesi- Belanda, mengikuti pertukaran ke Akademi Seni Drama, Amsterdam pada 1952 walaupun akhirnya kembali melanjutkan kuliah kedokteran hewan hingga memperoleh gelar dokter hewan pada 1955. Pada masa kuliah itu juga Asrul sempat mengikuti seminar kebudayaan di Harvard University pada 1954. Setelah tamat kedokteran hewan, Asrul kembali mengejar hasratnya akan seni sastra dengan melanjutkan kuliah dramaturgi dan sinematografi di South California University, Los Angeles, Amerika Serikat (1956) dan kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).

Karier

Di dalam dunia sastra Asrul Sani dikenal sebagai seorang pelopor Angkatan ’45. Kariernya sebagai sastrawan mulai menanjak ketika bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin menerbitkan buku kumpulan puisi yang berjudul Tiga Menguak Takdir. Kumpulan puisi itu sangat banyak mendapat tanggapan, terutama judulnya yang mendatangkan beberapa tafsir. Setelah itu, mereka juga menggebrak dunia sastra dengan memproklamirkan Surat Kepercayaan Gelanggang sebagai manifestasi sikap budaya mereka. Gebrakan itu benar-benar mempopulerkan mereka. Sebagai sastrawan, Asrul Sani tidak hanya dikenal sebagai penulis puisi, tetapi juga penulis cerpen, dan drama. Cerpennya yang berjudul Sahabat Saya Cordiaz dimasukkan oleh Teeuw ke dalam Moderne Indonesische Verhalen dan dramanya Mahkamah mendapat pujian dari para kritikus. Di samping itu, ia juga dikenal sebagai penulis esai, bahkan penulis esai terbaik tahun ’50-an. Salah satu karya esainya yang terkenal adalah Surat atas Kertas Merah Jambu (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda). Sejak tahun 1950-an Asrul lebih banyak berteater dan mulai mengarahkan langkahnya ke dunia film. Ia mementaskan Pintu Tertutup karya Jean-Paul Sartre dan Burung Camar karya Anton P, dua dari banyak karya yang lain. Skenario yang di tulisnya untuk Lewat Jam Malam (mendapat penghargaan dari FFI, 1955), Apa yang Kau Cari Palupi? (mendapat Golden Harvest pada Festival Film Asia, 1971), dan Kemelut Hidup (mendapat Piala Citra 1979) memasukkan namanya pada jajaran sineas hebat Indonesia. Ia juga menyutradarai film Salah Asuhan (1972), Jembatan Merah (1973), Bulan di atas Kuburan (1973), dan sederet judul film lainnya. Salah satu film karya Asrul Sani yang kembali populer di tahun 2000-an adalah Nagabonar yang dibuat sekuelnya, Nagabonar Jadi 2 oleh sineas kenamaan Deddy Mizwar. Sementara bergiat di film, pada masa-masa kalangan komunis aktif untuk menguasai bidang kebudayaan, Asrul, mendampingi Usmar Ismail, ikut menjadi arsitek lahirnya LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) dalam tubuh partai politik NU, yang mulai berdiri tahun 1962, untuk menghadapi aksi seluruh front kalangan "kiri". Usmar Ismail menjadi Ketua Umum, Asrul sebagai wakilnya. Pada saat itu ia juga menjadi Ketua Redaksi penerbitan LESBUMI, AbadMuslimin. Memasuki Orde Baru, sejak tahun 1966 Asrul menjadi angota DPR mewakili NU, terpilih lagi pada periode 1971-1976 mewakili PPP. Sementara itu sejak tahun 1968 terpilih sebagai anggota DKJ (Dewan Kesenian Jakarta). Pada tahun 1976-79 menjadi Ketua DKJ. Sejak tahun 1970 diangkat menjadi salah satu dari 10 anggota Akademi Jakarta. Pernah menjadi Rektor LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakrta), kini bernama IKJ. Pernah beberapa kali duduk sebagai anggota Badan Sensor Film, tahun 1979 terpilih sebagai anggota dan Ketua Dewan Film Nasional, Sejak tahun 1995 menjadi anggota BP2N (Badan Pengembangan Perfilman Nasional). Akibat sederet karya pada bidang seni dan pengabdian pada Negara, pada tahun 2000 lalu, Ia diganjar Bintang Mahaputra oleh pemerintah Republik Indonesia.

Karya

Sastra

  • Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajak bersama Chairil Anwar dan Rivai Avin, 1950)
  • Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat (kumpulan cerpen, 1972)
  • Mantera (kumpulan sajak, 1975)
  • Mahkamah (drama, 1988)
  • Jenderal Nagabonar (skenario film, 1988)
  • Surat-Surat Kepercayaan (kumpulan esai, 1997)

Film

Referensi

  • M.S. Hutagalung, Tanggapan Dunia Asrul Sani (1967)
  • Ajip Rosidi dkk. (ed.), Asrul Sani 70 Tahun, Penghargaan dan Penghormatan (1997)

Catatan kaki

  1. ^ Korrie Layun Rampan, Leksikon Susastra Indonesia, Balai Pustaka, 2000
  2. ^ Taufiq Ismail, Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan tulisan 1960-2008, Panitia 55 Tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia dan Majalah Sastra Horizon, 2008

Pranala luar