Arca: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
FoxBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: mr:मूर्ति
Gunkarta (bicara | kontrib)
link Buddharupa
Baris 4: Baris 4:
Dalam agama Hindu, arca adalah sama dengan '''Murti''' ([[Dewanagari]]: मूर्ति), atau murthi, yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (''murta''). Berarti "penubuhan", murti adalah perwujudan aspek ketuhanan (dewa-dewi), biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam, yang berfungsi sebagai sarana dan sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan.<ref name=kkk>Klostermaier, Klaus K. ''A Survey of Hinduism''. 1989 page293-5</ref> Menurut kepercayaan Hindu, murti pantas dipuja sebagai fokus pemujaan kepada Tuhan setelah roh suci dipanggil dan bersemayam didalamnya dengan tujuan memberikan persembahan atau sesaji.<ref>Kumar Singh, Nagendra. ''Encyclopaedia of Hinduism, Volume 7''. 1997, page 739-43</ref> Perwujudan dewa atau dewi, baik sikap tubuh, atribut, atau proporsinya harus mengacu kepada tradisi keagamaan yang bersangkutan.<ref name=kkk />
Dalam agama Hindu, arca adalah sama dengan '''Murti''' ([[Dewanagari]]: मूर्ति), atau murthi, yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (''murta''). Berarti "penubuhan", murti adalah perwujudan aspek ketuhanan (dewa-dewi), biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam, yang berfungsi sebagai sarana dan sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan.<ref name=kkk>Klostermaier, Klaus K. ''A Survey of Hinduism''. 1989 page293-5</ref> Menurut kepercayaan Hindu, murti pantas dipuja sebagai fokus pemujaan kepada Tuhan setelah roh suci dipanggil dan bersemayam didalamnya dengan tujuan memberikan persembahan atau sesaji.<ref>Kumar Singh, Nagendra. ''Encyclopaedia of Hinduism, Volume 7''. 1997, page 739-43</ref> Perwujudan dewa atau dewi, baik sikap tubuh, atribut, atau proporsinya harus mengacu kepada tradisi keagamaan yang bersangkutan.<ref name=kkk />


Murti juga dimuliakan dalam agama Buddha terutana mazhab Mahayana saat beribadah sebagai sasaran pemujaan atau fokus meditasi. Pemujaan murti sangat dianjurkan dalam dalam Hindu dan Buddha, khususnya pada masa Dwapara Yuga,<ref>{{IAST|Garuḍa Purāṇa}} 1.223.37, 1.228.18</ref> seperti disebutkan dalam naskah Pañcaratra.
Murti juga dimuliakan dalam agama Buddha terutana mazhab Mahayana saat beribadah sebagai sasaran pemujaan atau fokus meditasi. Pemujaan murti sangat dianjurkan dalam dalam Hindu dan Buddha, khususnya pada masa Dwapara Yuga,<ref>{{IAST|Garuḍa Purāṇa}} 1.223.37, 1.228.18</ref> seperti disebutkan dalam naskah Pañcaratra. Dalam agama Buddha, arca perwujudan [[Buddha Gautama]] disebut [[Buddharupa]].


Arca tidak selalu ditemukan di dekat sebuah candi. [[Candi]] bisa jadi memiliki sebuah arca, namun sebuah arca belum tentu ada dalam sebuah candi.
Arca tidak selalu ditemukan di dekat sebuah candi. [[Candi]] bisa jadi memiliki sebuah arca, namun sebuah arca belum tentu ada dalam sebuah candi.

Revisi per 8 Desember 2011 09.05

Arca Prajnaparamita, salah satu arca Jawa kuna terindah di Indonesia.

Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Arca berbeda dengan patung pada umumnya, yang merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Oleh karena itu, membuat sebuah arca tidaklah sesederhana membuat sebuah patung.

Dalam agama Hindu, arca adalah sama dengan Murti (Dewanagari: मूर्ति), atau murthi, yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (murta). Berarti "penubuhan", murti adalah perwujudan aspek ketuhanan (dewa-dewi), biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam, yang berfungsi sebagai sarana dan sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan.[1] Menurut kepercayaan Hindu, murti pantas dipuja sebagai fokus pemujaan kepada Tuhan setelah roh suci dipanggil dan bersemayam didalamnya dengan tujuan memberikan persembahan atau sesaji.[2] Perwujudan dewa atau dewi, baik sikap tubuh, atribut, atau proporsinya harus mengacu kepada tradisi keagamaan yang bersangkutan.[1]

Murti juga dimuliakan dalam agama Buddha terutana mazhab Mahayana saat beribadah sebagai sasaran pemujaan atau fokus meditasi. Pemujaan murti sangat dianjurkan dalam dalam Hindu dan Buddha, khususnya pada masa Dwapara Yuga,[3] seperti disebutkan dalam naskah Pañcaratra. Dalam agama Buddha, arca perwujudan Buddha Gautama disebut Buddharupa.

Arca tidak selalu ditemukan di dekat sebuah candi. Candi bisa jadi memiliki sebuah arca, namun sebuah arca belum tentu ada dalam sebuah candi. Ada 3 jenis arca berdasarkan kuantitas pemujanya, yakni:

  • Arca Istadewata, yaitu arca yang dimiliki oleh perseorangan, sehingga dapat dibawa kemana-mana.
  • Arca Kuladewata, yaitu arca yang dimiliki oleh sebuah keluarga, biasanya terdapat di rumah-rumah.
  • Arca Garbadewata, yaitu arca yang dipuja oleh banyak orang, dalam hal ini masyarakat.

Di Indonesia, dikenal 3 macam arca, yakni arca agama Hindu, arca agama Budha, dan arca agama Kristen. Agama Islam tidak mengenal arca, karena ajarannya melarang menyembah berhala atau segala figur perwujudan Tuhan.

Lihat juga

Catatan kaki

  1. ^ a b Klostermaier, Klaus K. A Survey of Hinduism. 1989 page293-5
  2. ^ Kumar Singh, Nagendra. Encyclopaedia of Hinduism, Volume 7. 1997, page 739-43
  3. ^ Garuḍa Purāṇa 1.223.37, 1.228.18