Sabel: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aditthegrat (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k kat
Baris 6: Baris 6:
Pada awalnya saber digunakan sebagai senjata kavaleri, menggantikan pedang lurus. Awal saber digunakan secara besar-besaran pada awal [[abad ke-19]], terutama pada [[Perang Napoleon]], [[Napoleon]] menggunakannya untuk serangan kavaleri. Sampai saat ini saber masih digunakan sebagai status kepangkatan di dalam ketentaraan. Sampai saat ini jika kita melihat defile prajurit [[Keraton Yogyakarta]] kita akan melihat ada prajurit yang mengenakan senjata jenis ini, meski zaman dahulu di [[Jawa]] sudah dikenal pedang sabet yang mirip dengan senjata ini.
Pada awalnya saber digunakan sebagai senjata kavaleri, menggantikan pedang lurus. Awal saber digunakan secara besar-besaran pada awal [[abad ke-19]], terutama pada [[Perang Napoleon]], [[Napoleon]] menggunakannya untuk serangan kavaleri. Sampai saat ini saber masih digunakan sebagai status kepangkatan di dalam ketentaraan. Sampai saat ini jika kita melihat defile prajurit [[Keraton Yogyakarta]] kita akan melihat ada prajurit yang mengenakan senjata jenis ini, meski zaman dahulu di [[Jawa]] sudah dikenal pedang sabet yang mirip dengan senjata ini.


[[Kategori:Senjata]]
[[Kategori:Senjata tajam]]


[[ca:Sabre]]
[[ca:Sabre]]

Revisi per 15 Oktober 2006 03.07

Saber resmi Angkatan Laut Perancis

Saber atau sabre (tetap dibaca saber) adalah pedang bermata satu melengkung yang berasal dari Eropa yang memiliki pelindung tangan yang besar.

Kata saber berasal dari kata Hongaria szablya ("alat untuk memotong"). Asal-usul saber kurang jelas, mungkin diturunkan dari falchion dan shamshir yang digunakan di zaman pertengahan oleh kavaleri Asia tengah seperti Turki, Tatar, dan Mongol. Saber pertama kali muncul di abad ke-10 dengan kedatangan orang-orang Magyar.

Pada awalnya saber digunakan sebagai senjata kavaleri, menggantikan pedang lurus. Awal saber digunakan secara besar-besaran pada awal abad ke-19, terutama pada Perang Napoleon, Napoleon menggunakannya untuk serangan kavaleri. Sampai saat ini saber masih digunakan sebagai status kepangkatan di dalam ketentaraan. Sampai saat ini jika kita melihat defile prajurit Keraton Yogyakarta kita akan melihat ada prajurit yang mengenakan senjata jenis ini, meski zaman dahulu di Jawa sudah dikenal pedang sabet yang mirip dengan senjata ini.