Simpang Hilir, Kayong Utara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 222.124.180.37 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Borgxbot
Baris 1: Baris 1:
{{kecamatan
sarang buaya di desa banyu abang,kecamatan teluk batang,kab.kayong utara
|nama=Simpang Hilir
desa banyu abang adalah sebuah desa yang terletak di kabupaten kayong utara.desa ini memiliki sebuah sungai yang banyak ditumbuhi pohon nipah.sungai ini dulunya menjadi tempat mandi bagi anak-anak.namun sungai yang dulunya menjadi tempat yang sangat bermanfaat ini berubah menjadi sungai yang sangat ditakuti warga sekitar.pasalnya di sungai ini sekarang menjadi sarang buaya.awalnya warga sekitar tidak menghiraukan keberadaan buaya ini, namun sekarang warga menjadi panik.kepanikan ini diawali dengan ditemukanya buaya yang sedang mengerami telurnya oleh salah seorang warga yang sedang merumput di tepi sungai.ketika itu warga sekampung terjun ke pinggiran sungai tersebut.bermacam-macam alat yang dibawa, ada yang membawa lantak,senapan angin dan lain sebagainya.berdasarkan informasi dari bapak JAMAL(RT setempat)buaya tersebut berhasil di tembak dengan lantak,namun tidak mati.buaya tersebut lari turun ke sungai dan menghilang.setelah dilihat oleh warga, ternyata buaya tersebut meninggalkan telur sebanyak 40 buah.setelah kejadian itu,dalam jangka waktu kurang lebih satu tahun banyak sekali buaya-buaya yang berkeliaran di parit-parit kecil depan rumah warga.buaya juga pernah naik kehalaman rumah warga yakni halaman rumah bapak Jamal.bapak Narko,bapak rahmat(buaya yang berhasil di bunuh warga).buaya tersebut tidak hanya beraksi sampai disini.buaya-buaya tersebut telah mencelakai dua orang warga yakni ibu kadak (mengalami sakit sampai empat hari),dan mas sudar (mengalami jahita di bagian belakang sebanyak 7 jahitan.buaya-buaya ini seringnya muncul pada malam hari.berdasarkan kabar yang beredar sekarang ini sudah ada buaya yang sampai dipersawahan warga.(bersumber dari wawancara warga desa banyu abang).
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Kayong Utara
|luas=- km²
|penduduk=-
|kelurahan=-
|nama camat=-
|kepadatan=- jiwa/km²
|provinsi=Kalimantan Barat
}}
'''Simpang Hilir''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Kayong Utara]], [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]].
'''Simpang Hilir''' adalah merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kayong Utara, ibukota kecamatan terletak di Kota Telok Melano. Telok melano ini merupakan salah satu kota kecil yang cukup ramai, sekarang menjadi pusat perdagangan dari berbagai kecamatan mulai dari Kecamatan Laor, Simpang Hulu, Simpang Dua dan Sukadana. Letak kota dianatar sungai Melano yang tidak jauh dari muara laut Karimata. Simpang Hilir sekarang sudah pecah menjadi tiga kecamatan, yaitu kecamatan Telok Batang dengan ibukota Telok Batang, Kecamatan Simpang Hilir dengan ibukota Telok Melano dan Kecamatan Seponti jaya daerah baru dari warga transmigrasi dengan ibukota Seponti Jaya. Menurut Kepala Kantor Informasi Kebudayaan dan Pariwisata [[Ketapang]] Yudo Sudarto, ibukota Simpang Hilir pernah berdiri kerajaan tua, dengan nama kerajaan Simpang. Kota ini terkenal karena merupakan tempatnya para ulama diantaranya adalah ulama besar syeh cobra. Konon nama Telok Melano berasal dari kata Maulana karena banyak para syeh terkenal di kawasan ini. situs sejarah masih banyak didaerah ini antara lain bekas keraton, makam makam ulama . Dikawasan ini gelar para raja adalah Gusti. Kedepan kota kecil ini akan menjadi pusat perdagangan karena merupakan jalur tranportasi anatar kota kota di pedalaman dan di kota kawasan pantai sendiri. Sayang kawasan ini sulit mencari air bersih, karena sebagian besar desa desa dan tempat pemukiman dekat sekali dengan pantai sehingga mudah terintrubsi air asin.


{{Kabupaten Kayong Utara}}
Warga desa banyu abang berharap kepada pemerintah agar pihak pemerintah melakukan pembersihan terhadap pohon-pohon nipah yang tumbuh disepanjang sungai banyu abang tersebut.selain itu,warga juga berharap agar kehidupanya lebih di perhatikan yakni dengan memasukan listrik.karena sepanjang kurang lebih 23 tahun mereka ikut transmigrasi belum pernah merasakan kemudahan menggunakan listrik.selain itu dengan adanya listrik juga akan lebih membantu penerangan pada malam hari sehingga tidak ada lagi warga yang di sabet buaya dengan ekornya pada saat keluar halaman dimalam hari.


{{kecamatan-stub}}
laporan ini ditujukan untuk mendapat bantuan dari pemerintah daerah kab.kayong utara.



OLEH:AHMAD MALIK
FKIP
UNTAN
NO HP:085822535891

Revisi per 14 April 2010 13.35

Simpang Hilir
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Barat
KabupatenKayong Utara
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri61.11.02
Kode BPS6111030
Luas- km²
Desa/kelurahan-

Simpang Hilir adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Indonesia. Simpang Hilir adalah merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kayong Utara, ibukota kecamatan terletak di Kota Telok Melano. Telok melano ini merupakan salah satu kota kecil yang cukup ramai, sekarang menjadi pusat perdagangan dari berbagai kecamatan mulai dari Kecamatan Laor, Simpang Hulu, Simpang Dua dan Sukadana. Letak kota dianatar sungai Melano yang tidak jauh dari muara laut Karimata. Simpang Hilir sekarang sudah pecah menjadi tiga kecamatan, yaitu kecamatan Telok Batang dengan ibukota Telok Batang, Kecamatan Simpang Hilir dengan ibukota Telok Melano dan Kecamatan Seponti jaya daerah baru dari warga transmigrasi dengan ibukota Seponti Jaya. Menurut Kepala Kantor Informasi Kebudayaan dan Pariwisata Ketapang Yudo Sudarto, ibukota Simpang Hilir pernah berdiri kerajaan tua, dengan nama kerajaan Simpang. Kota ini terkenal karena merupakan tempatnya para ulama diantaranya adalah ulama besar syeh cobra. Konon nama Telok Melano berasal dari kata Maulana karena banyak para syeh terkenal di kawasan ini. situs sejarah masih banyak didaerah ini antara lain bekas keraton, makam makam ulama . Dikawasan ini gelar para raja adalah Gusti. Kedepan kota kecil ini akan menjadi pusat perdagangan karena merupakan jalur tranportasi anatar kota kota di pedalaman dan di kota kawasan pantai sendiri. Sayang kawasan ini sulit mencari air bersih, karena sebagian besar desa desa dan tempat pemukiman dekat sekali dengan pantai sehingga mudah terintrubsi air asin.