Christianto Wibisono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Kang AW (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Christianto Wibisono''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|10|8|1945}}) adalah seorang analis bisnis terkemuka di Indonesia. Pada [[Kerusuhan Mei 1998]] keluarganya terkena serangan oleh orang-orang tak dikenal, sejak itu dia pindah menetap di luar negeri. Dia juga mengatakan "Saya tidak akan kembali ke Indonesia kecuali bila ada peradilan dalam Kerusuhan Mei". {{fact}}
'''Christianto Wibisono''' atau '''Oey Kian Kok''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|10|8|1945}}) adalah seorang analis bisnis terkemuka di Indonesia. Pada [[Kerusuhan Mei 1998]] keluarganya terkena serangan oleh orang-orang tak dikenal, sejak itu dia pindah menetap di luar negeri. Dia juga mengatakan "Saya tidak akan kembali ke Indonesia kecuali bila ada peradilan dalam Kerusuhan Mei". {{fact}}


Awal karirnya adalah menjadi penulis di buletin KAMI. Di tahun 1971, bersama [[Gunawan Muhammad]], ia juga turut menjadi pendiri mingguan Exspres yang kemudian menjadi cikal bakal majalah [[Tempo]]. 2 tahun kemudian ia keluar dari majalah tersebut.
Awal karirnya adalah menjadi penulis di buletin KAMI. Di tahun 1971, bersama [[Gunawan Muhammad]], ia juga turut menjadi pendiri mingguan Exspres yang kemudian menjadi cikal bakal majalah [[Tempo]]. 2 tahun kemudian ia keluar dari majalah tersebut.

Revisi per 11 November 2009 05.56

Christianto Wibisono atau Oey Kian Kok (lahir 10 Agustus 1945) adalah seorang analis bisnis terkemuka di Indonesia. Pada Kerusuhan Mei 1998 keluarganya terkena serangan oleh orang-orang tak dikenal, sejak itu dia pindah menetap di luar negeri. Dia juga mengatakan "Saya tidak akan kembali ke Indonesia kecuali bila ada peradilan dalam Kerusuhan Mei". [butuh rujukan]

Awal karirnya adalah menjadi penulis di buletin KAMI. Di tahun 1971, bersama Gunawan Muhammad, ia juga turut menjadi pendiri mingguan Exspres yang kemudian menjadi cikal bakal majalah Tempo. 2 tahun kemudian ia keluar dari majalah tersebut.

Pranala luar