Bidadari-Bidadari Surga: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Danang Efendi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 49: Baris 49:
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2012]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2012]]
[[Kategori:Kharisma Starvision Plus]]
[[Kategori:Kharisma Starvision Plus]]
[[Kategori:Film Starvision]]

Revisi per 13 Mei 2021 10.50

Bidadari-Bidadari Surga
Berkas:BBS Poster.jpg
Poster film
SutradaraSony Gaokasak
ProduserChand Parwez Servia
Fiaz Servia
Poli Slavina Amilia
Najwa Shihab
PemeranNirina Zubir
Nino Fernandez
Nadine Chandrawinata
Henidar Amroe
Rizky Hanggono
Chantiq Schagerl
Mike Lewis
Juhana Sutisna
Frans Nicholas
Zidni Adam
Astri Nurdin
Gary Iskak
Billy Boedjanger
Perusahaan
produksi
Starvision
Spacetoon Films (Melalui Spacetoon Sinema Drama Indonesia)
DistributorStarvision
Tanggal rilis
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia

Bidadari-Bidadari Surga adalah film drama Indonesia tahun 2012. Film ini disutradarai oleh Sony Gaokasak. Film ini dibintangi oleh Nirina Zubir, Nino Fernandez, dan Nadine Chandrawinata.[1]

Sinopsis

Kehidupan Laisa dan keluarganya di Lembah Lahambay tidaklah mudah. Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, Laisa harus merawat ibu dan adik-adiknya, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta. Mereka semua bekerja keras, mulai dari menyadap karet di hutan, mengambil kayu, menganyam topi pesanan dan masih banyak lagi. Dengan keadaan seadanya dan fisik yang tak terlalu sempurna, Laisa membawa perubahan bagi keluarganya dan warga kampungnya. Laisa mengubah ladang mereka menjadi perkebunan stoberi yang berkembang pesat. Ketika Dalimunthe harus menikah melangkahi Laisa, Dalimunthe merasa sangat bersalah. Dalimunthe dan semua orang sibuk menjodohkan Laisa tanpa memikirkan perasaan Laisa yang sakit setiap kali perjodohan itu gagal.

Tapi Dharma berbeda, salah satu teman Dalimunthe yang membuat perasaan Laisa tak keruan, tetapi kenyataannya Dharma masih beristri. Istri Dharma yang tidak bisa memberikan keturunan merelakan Dharma untuk menikah lagi. Laisa merasa dibohongi. Dharma minta maaf bila dia telah menyakiti hati Laisa. Hari pernikahan pun mulai disiapkan. Tapi menjelang hari bahagia itu tiba, Dharma mendapat kabar bahwa istrinya hamil. Kabar yang membahagiakan bagi Dharma tetapi meruntuhkan semua harapan Laisa. Laisa kembali menyibukkan diri di perkebunannya, berusaha tampil seperti tak ada apa-apa Tapi seolah nasib tak pernah berhenti mempermainkan Laisa. Sakit yang selama ini dirasa Laisa adalah kanker paru-paru.[1]

Referensi

Pranala luar