Rudra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 2: Baris 2:
{{refimprove}}
{{refimprove}}


'''Rudra''' (Devanagari: रुद्र) adalah salah satu aspek Deva-deva, merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudra yang mengatur alam semesta (''buana agung'' dan ''buana alit'') diantaranya adalah: Kapali, Pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda dan Bhava.
'''Rudra''' (Devanagari: रुद्र) adalah salah satu aspek Deva-deva, merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudra yang mengatur alam semesta (''buana agung'' dan ''buana alit'') diantaranya adalah: Kapali, Pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda dan Bhava.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=I8Rsc0PkmMIC&pg=PT29&lpg=PT29&dq=%22Rudra%22+-wikipedia&source=bl&ots=0vzHth66TQ&sig=ACfU3U136mqfrA3GWtQvliIQh6wWEcvElA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjOm52uyZLuAhVOWH0KHaMxAYkQ6AEwFHoECBsQAg#v=onepage&q=%22Rudra%22%20-wikipedia&f=false|title=Ekadash Rudra Shiva|publisher=Harinesh Jain|isbn=978-81-7525-615-6|language=en}}</ref>


Upacara ''"Bhuta Yadnya"'' paling besar yang ditujukan kepada kesebelas "Rudra" dilaksanakan setiap seratus tahun sekali di [[Pura Besakih]] yaitu upacara Eka Dasa Rudra.
Upacara ''"Bhuta Yadnya"'' paling besar yang ditujukan kepada kesebelas "Rudra" dilaksanakan setiap seratus tahun sekali di [[Pura Besakih]] yaitu upacara Eka Dasa Rudra.

Revisi per 11 Januari 2021 00.02

Rudra (Devanagari: रुद्र) adalah salah satu aspek Deva-deva, merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudra yang mengatur alam semesta (buana agung dan buana alit) diantaranya adalah: Kapali, Pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda dan Bhava.[1]

Upacara "Bhuta Yadnya" paling besar yang ditujukan kepada kesebelas "Rudra" dilaksanakan setiap seratus tahun sekali di Pura Besakih yaitu upacara Eka Dasa Rudra.

Bhagavata Purana 2.7.39 menyatakan,

"Ante tu adharma hara manyu vasasuradya"

, pada masa-masa sebelum peleburan alam semesta (masa-masa sebelum Brahma wafat), yang dominan ada di alam semesta adalah adharma, Hara (Siva), para Asura dan makhluk-makhluk jahat lainnya.

Pada masa terakhir sebelum Brahma wafat, kegiatan adharma merajalela di seluruh alam semesta, sebab hampir semua penduduk telah menjadi Asura dan berkegiatan jahat, kotor atau berdosa.

Melihat beraneka-macam kegiatan jahat, kotor, merusak dan menjijikkan di-lakukan oleh para Asura, sang Naga Ananta (yang juga disebut Sankarsana dan menopang seluruh alam semesta di kepalanya), menjadi jengkel dan marah. Dia ingin menghancurkan (melebur) seluruh alam semesta material.

Diliputi kemarahan, kemudian dari antara kedua kening sang Naga muncul keluar personifikasi kemarahan yaitu Rudra (Siva) bermata tiga dengan senjata Trisula di tangan dan dikenal dengan nama Sankarsana. Dia adalah perwujudan 11 Rudra yang merupakan penjelmaan Siva (Bhagavata Purana 5.25.3). Ini berarti Sankarsana adalah Siva sendiri.

Dengan demikian Siva melaksanakan fungsinya sebagai pelebur alam fana dengan ke-11 perbanyakannya yang disebut Eka Dasa Rudra. Dengan senjata Trisula, para Rudra menyerang dan membunuh semua penguasa dan penduduk setiap planet. Mereka memporak-porandakan semua bukit, gunung dan segala sesuatu yang lain yang ada di permukaan setiap planet di alam semesta material.

Dengan kobaran api yang memancar dari matanya yang ketiga (yang ada di dahi), para Rudra ini mengeringkan danau, telaga, laut dan samudra. Membakar dan meng-hanguskan seluruh susunan planet di alam semesta beserta penghuni dan penduduknya menjadi abu.

Siva yang dikenal sebagai Nataraja, Raja segala penari, menari-nari dalam kesukacitaan bersama ke 11 perbanyakannya yaitu para Rudra. Tetapi tarian mereka adalah tari maut.

Setiap gerak tariannya adalah gerakan menghancurkan. Setiap pandangan dan kerlingan matanya adalah pandangan dan kerlingan membinasakan. Setiap teriakan suka-citanya adalah teriakan kematian bagi segala makhluk. Setiap injakan kakinya yang melompat-lompat keriangan adalah injakan yang melumatkan. Dan setiap hembusan nafasnya adalah hembusan yang memporandakan segala sesuatu.

Siva melaksanakan fungsinya melebur alam semesta material dengan menarikan tarian nya yang ter-masyur yaitu tari pralaya, tari yang membinasakan dan melenyapkan segala sesuatu, dan mengembalikan ke-asalnya semula yaitu Garbhodakasayi Visnu.

Bhagavata Purana 2.10.43 menyatakan bahwa Siva melebur planet-planet tempat tinggal berbagai makhluk di alam semesta dengan sangat mudah, bagaikan angin melenyapkan kumpulan-kumpulan awan di langit dengan tiupannya nan keras.

Referensi

  1. ^ Ekadash Rudra Shiva (dalam bahasa Inggris). Harinesh Jain. ISBN 978-81-7525-615-6. 

Lihat pula