Perisai Kasih yang Terkoyak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wuekero (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{Infobox Film |movie_name = Perisai Kasih yang Terkoyak |image = |size = |caption = |director = Hadi Poernomo |producer...'
 
←Mengalihkan ke Age of Ultron
Baris 1: Baris 1:
#ALIH [[Age of Ultron]]
{{Infobox Film
{{Infobox Film
|movie_name = Perisai Kasih yang Terkoyak
|movie_name = Perisai Kasih yang Terkoyak

Revisi per 14 Juli 2016 08.26

Mengalihkan ke:

Perisai Kasih yang Terkoyak
SutradaraHadi Poernomo
ProduserBenny Mariguna
Ditulis olehIrhandy Kasmara
PemeranNena Rosier
Susan Iskandar
Ferry Iskandar
Agyl Shahriar
Tuty Indra Malaon
Yatti Suracman
Dwi Yan
Deddy Sutomo
Yani Maslian
Arthur Tobing
Kaharuddin Syah
Moortri Purnomo
Lucy Soebardjo
Sudarmi Suyadi
PenyuntingBilly J. Budiardjo
DistributorPT. Central Graha Utama Film
Tanggal rilis
1986
Durasi124 menit
NegaraIndonesia

Perisai Kasih yang Terkoyak adalah film Indonesia tahun 1986 dengan disutradarai oleh Hadi Poernomo dan dibintangi oleh Nena Rosier dan Dwi Yan. Film ini adaptasi dari novel karya Mira W

Sinopsis

Kisah yatim-piatu dengan bumbu tangis. Bunga (Susan Iskandar) dan adiknya, Gilang (Ferry Iskandar), hidup terpisah. Mereka tinggal dengan orangtua angkat berbeda sesudah diasuh dalam rumah yatim piatu, milik bekas pacar ayah mereka, Lastri (Tuty Indra Malaon). Ketika dewasa, Bunga (Nena Rosier) menjadi penyanyi tenar berkat bimbingan ayah angkatnya yang seorang pencipta lagu, Wisnu (Deddy Sutomo), adik Lastri yang ditinggal istrinya. Bunga dicintai oleh Agung (Dwi Yan), anak orang kaya, tetapi Bunga selalu mengelak dengan alasan belum bertemu dengan adiknya. Tanpa disangka, adiknya pun, Gilang Agyl Shahriar menjadi penyanyi tenar. Produser mereka saling bersaing untuk mengorbitkan artisnya. Ketika hendak ada pertunjukan bersama, Gilang kecelakaan. Suaranya rusak dan kakinya lumpuh. Saat itulah Bunga tahu bahwa Gilang adalah adiknya yang dicari-carinya. Ketika pertunjukan berlangsung, Gilang muncul di panggung dengan kursi roda dan sembuh. "(referensi JB Kristanto, katalog film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 308)

Referensi

Pranala luar