Jalan Jenderal Sudirman, Padang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Rujukan: minor cosmetic change
Baris 35: Baris 35:
}}
}}
* {{cite book
* {{cite book
| last = Yusra
|last = Yusra
| first = Abrar
|first = Abrar
| authorlink = Abrar Yusra
|authorlink = Abrar Yusra
| title = Azwar Anas: Teladan dari Ranah Minang
|title = Azwar Anas: Teladan dari Ranah Minang
| year = 2011
|year = 2011
| publisher = Gramedia Pustaka Utama
|publisher = Gramedia Pustaka Utama
| location = Jakarta
|location = Jakarta
| id = ISBN 978-979-709-585-7
|id = ISBN 978-979-709-585-7
| ref = {{sfnRef|Yusra|2011}}
|ref = {{sfnRef|Yusra|2011}}
}}
}}
{{refend}}
{{refend}}

Revisi per 15 Maret 2016 17.01

Berkas:Kangubsumbar.jpg
Kantor Gubernur Sumatera Barat, contoh bangunan yang berada di sisi Jalan Sudirman

Jalan Jenderal Sudirman adalah nama salah satu jalan utama di Kota Padang yang berada di antara perbatasan Kecamatan Padang Timur dengan Kecamatan Padang Selatan. Nama jalan ini diambil dari nama salah seorang perwira tinggi militer Indonesia yang berjuang dengan melakukan perlawanan gerilya selama masa revolusi kemerdekaan, yakni Jenderal Sudirman.

Pada awalnya, yakni pada masa penjajahan Belanda, jalan ini bernama Belantoengweg atau dieja Jalan Balantuang oleh masyarakat setempat. Dalam tahun-tahun setelah diproklamasikannya kemerdekaan, nama jalan ini sempat berubah menjadi Jalan Sukarno sebelum akhirnya diganti menjadi Jalan Sudirman sampai saat sekarang.[1]

Berbagai pusat perkantoran, baik kantor pemerintahan maupun kantor-kantor swasta, berjejer di sepanjang jalan yang membentang dari selatan ke utara ini, sehingga setiap harinya jalan ini tak pernah sepi dari lalu-lalang kendaraan dan aktivitas masyarakat. Setiap Minggu pagi, sebagian ruas jalan ini ditutup bagi kendaraan bermotor untuk kegiatan car free day.[2] Pada beberapa kali penyelenggaraaan Tour de Singkarak, jalan ini juga menjadi bagian dari jalur lintasan kejuaran balap sepeda tersebut, bahkan menjadi titik start dan finis untuk etape terakhir pada Tour de Singkarak 2012.[3]

Mengawali tahun 2015, jalan ini termasuk 10 kawasan bebas sampah yang dilindungi oleh Perda Nomor 21 tahun 2012.[4]

Rujukan

Catatan kaki
Daftar pustaka

Lihat pula