Salanoia durrelli: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Apeng123 (bicara | kontrib)
Baris 36: Baris 36:
''Salanoia durrelli'' telah tercatat di Andreba, daerah berawa di 750&nbsp;m (2.460&nbsp;kaki) di atas permukaan laut di pantai timur Lac Alaotra.<ref name=Dea346/> Keberadaan terdekat dari musang berekor coklat adalah sekitar 55&nbsp;km (35&nbsp;mil) dari Alaotra. Spesimen yang pertama diamati berenang; mungkin telah melarikan diri dari aktivitas manusia di pantai. Dua spesimen lainnya tertangkap di tikar vegetasi mengambang. Dengan demikian, ''S.&nbsp;durrelli'' hidup di habitat rawa–sangat berbeda dari musang berekor coklat yang tinggal di hutan. ''S.&nbsp;durrelli'' dapat menggunakan gigi yang kuat untuk memakan mangsa dengan bagian keras, seperti [[krustasea]] dan [[moluska]], selain [[vertebrata]] kecil, bukannya serangga yang dimakan oleh musang berekor coklat. Memang, dua spesimen ''S.&nbsp;durrelli'' ditangkap menggunakan perangkap berumpan dengan ikan dan daging. ''S.&nbsp;durrelli'' mirip dalam banyak hal dengan [[garangan rawa]] Afrika (''Atilax paludinosa'') daratan yang lebih besar, sebuah karnivora penghuni lahan basah yang juga menggunakan tikar vegetasi untuk makan dan tidur.<ref name=Dea350>Durbin et al., 2010, p. 350</ref>
''Salanoia durrelli'' telah tercatat di Andreba, daerah berawa di 750&nbsp;m (2.460&nbsp;kaki) di atas permukaan laut di pantai timur Lac Alaotra.<ref name=Dea346/> Keberadaan terdekat dari musang berekor coklat adalah sekitar 55&nbsp;km (35&nbsp;mil) dari Alaotra. Spesimen yang pertama diamati berenang; mungkin telah melarikan diri dari aktivitas manusia di pantai. Dua spesimen lainnya tertangkap di tikar vegetasi mengambang. Dengan demikian, ''S.&nbsp;durrelli'' hidup di habitat rawa–sangat berbeda dari musang berekor coklat yang tinggal di hutan. ''S.&nbsp;durrelli'' dapat menggunakan gigi yang kuat untuk memakan mangsa dengan bagian keras, seperti [[krustasea]] dan [[moluska]], selain [[vertebrata]] kecil, bukannya serangga yang dimakan oleh musang berekor coklat. Memang, dua spesimen ''S.&nbsp;durrelli'' ditangkap menggunakan perangkap berumpan dengan ikan dan daging. ''S.&nbsp;durrelli'' mirip dalam banyak hal dengan [[garangan rawa]] Afrika (''Atilax paludinosa'') daratan yang lebih besar, sebuah karnivora penghuni lahan basah yang juga menggunakan tikar vegetasi untuk makan dan tidur.<ref name=Dea350>Durbin et al., 2010, p. 350</ref>


==Status konservasi==
== Status konservasi ==
Habitat yang unik dari Lac Alaotra terancam oleh polusi, perusakan rawa-rawa untuk pembangunan sawah, pengambilan ikan berlebihan, dan [[spesies pendatang]] seperti ikan eksotis, tanaman, [[tikus hitam]] (''Rattus rattus''), dan [[musang kecil India]] (''Viverricula indica''), Carnivora kecil yang lain.<ref name=Dea352/> Seekor burung terbatas ke daerah itu, [[grebe Alaotra]] (''Tachybaptus rufolavatus''), dinyatakan punah pada tahun 2010<ref>BirdLife International, 2010</ref> dan populasi lemur bambu turun sekitar 30% dari tahun 1994 hingga 1999.<ref>Mutschler et al., 2001</ref> Sebagai spesies yang terdistribusi secara sempit dengan populasi kecil, ''S.&nbsp;durrelli'' kemungkinan akan terancam oleh degradasi habitat dan mungkin persaingan dengan musang kecil India dan tikus hitam, tetapi [[status konservasi]] belum secara resmi dinilai. DWCT bekerja untuk melestarikan daerah Lac Alaotra dan daerah itu telah ditetapkan sebagai [[kawasan yang dilindungi]].<ref name=Dea352>Durbin et al., 2010, p. 352</ref>
Habitat yang unik dari Lac Alaotra terancam oleh polusi, perusakan rawa-rawa untuk pembangunan sawah, pengambilan ikan berlebihan dan [[spesies pendatang]] seperti ikan eksotis, tanaman, [[tikus hitam]] (''Rattus rattus'') dan [[musang kecil India]] (''Viverricula indica''), Carnivora kecil yang lain.<ref name=Dea352/> Seekor burung terbatas ke daerah itu, [[grebe Alaotra]] (''Tachybaptus rufolavatus''), dinyatakan punah pada tahun 2010<ref>BirdLife International, 2010</ref> dan populasi lemur bambu turun sekitar 30% dari tahun 1994 hingga 1999.<ref>Mutschler et al., 2001</ref> Sebagai spesies yang terdistribusi secara sempit dengan populasi kecil, ''S.&nbsp;durrelli'' kemungkinan akan terancam oleh degradasi habitat dan mungkin persaingan dengan musang kecil India dan tikus hitam, tetapi [[status konservasi]] belum secara resmi dinilai. DWCT bekerja untuk melestarikan daerah Lac Alaotra dan daerah itu telah ditetapkan sebagai [[kawasan yang dilindungi]].<ref name=Dea352>Durbin et al., 2010, p. 352</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 31 Januari 2016 02.15

Salanoia durrelli
Sebuah karnivora cokelat seperti-garangan dibawa oleh seseorang.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. durrelli
Nama binomial
Salanoia durrelli
Durbin et al., 2010
Peta Madagaskar lepas pantai Afrika, memperlihatkan satu titik kecil sedikit ke arah timur laut dari bagian tengah pulau, mewakili daerah persebaran Salanoia durrelli.
Daerah persebaran Salanoia durrelli[1]

Salanoia durrelli (bahasa Inggris: Durrell's vontsira)[2] adalah binatang mamalia asal Madagaskar dari famili Eupleridae dan ordo Carnivora. Binatang yang menyerupai luwak ini memiliki hubungan dekat dengan garangan berekor coklat (Salanoia concolor), dan keduanya membentuk genus Salanoia. Keduanya memiliki kesamaan secara genetis, namun berbeda secara morfologis sehingga para ilmuwan memandang keduanya sebagai dua spesies yang berbeda. Setelah penelitian atas seekor spesimen pada tahun 2004, binatang ini menjadi dikenal bagi ilmu pengetahuan dan S. durrelli dideskripsikan sebagai spesies baru pada tahun 2010. Binatang ini endemik di daerah Lac Alaotra.

Salanoia durrelli merupakan karnivora kecil berwarna coklat kemerahan, ditandai dengan kaki yang lebar dengan bantalan yang menonjol, warna kemerahan pada kulit bagian dalam, juga gigi yang kokoh dan lebar, di samping perbedaan-perbedaan lainnya dari Salanoia concolor. Dua spesimen yang ditimbang menunjukkan massa tubuh 600 g dan 675 g. Salanoia durrelli adalah hewan yang tinggal di rawa yang mungkin memakan krustasea dan moluska. Daerah Lac Alaotra merupakan ekosistem yang terancam, dan S. durrelli mungkin juga terancam punah karena persaingan dengan spesies pendatang.

Taksonomi

Pada tahun 2004, seekor Salanoia durrelli terpantau sedang berenang oleh Durrell Wildlife Conservation Trust (DWCT) saat dilakukan pengamatan terhadap lemur bambu (Hapalemur) di daerah Lac Alaotra, lahan basah terbesar di Madagaskar. Hewan ini ditangkap, difoto, dan kemudian dilepaskan, namun pemeriksaan atas foto tersebut menunjukkan bahwa hewan ini tidak bisa diidentifikasi dengan satupun spesies yang dikenal dari Carnivora Malagasi (famili Eupleridae). Oleh karena itu, dua spesimen ditangkap pada tahun 2005 oleh DWCT. Salah satunya dibunuh untuk memfasilitasi perbandingan morfologi tambahan.[3] Pada tahun 2010, hewan ini secara resmi dideskripsikan sebagai Salanoia durrelli dalam sebuah makalah karya pelestari Joanna Durbin dan tim ilmuwan dari Climate, Community & Biodiversity Alliance, Nature Heritage, the Natural History Museum, Conservation International, dan DWCT.[4] Nama spesifiknya, durrelli, diberikan untuk menghormati Gerald Durrell, seorang pelestari dan pendiri DWCT.[5] Sebelumnya warga setempat sudah melaporkan adanya seekor carnivora kecil di Alaotra, dan dispekulasikan bahwa hewan itu adalah Salanoia concolor yang berkerabat dekat dengannya.[6]

Salanoia durrelli ditempatkan dalam genus Salanoia, yang mana sebelumnya hanya mencakup Salanoia concolor dari Madagaskar timur. S. durrelli menunjukkan perbedaan-perbedaan morfologi yang substansial dari S. concolor, tetapi DNA mitokondria dari kedua spesies ini sangat mirip.[7] Para penemunya memutuskan untuk menganggap populasi Lac Alaotra sebagai suatu spesies terpisah mengingat adanya perbedaan morfologi yang signifikan. Kekhasan morfologi yang diamati mungkin merupakan hasil dari adaptasi dengan kehidupan di lahan basah Alaotra, mirip dengan spesies lemur bambu Alaotra, Hapalemur alaotrensis, yang mana juga diakui sebagai suatu spesies yang berbeda meskipun secara genetik berkerabat dekat dengan Hapalemur griseus yang lebih tersebar luas.[8]

Deskripsi

Salanoia durrelli paling mirip dengan Salanoia concolor,[3] yaitu Carnivora kecil seperti garangan.[9] Hal ini secara keseluruhan coklat kemerahan, lebih pucat dari S. concolor.[10] Kepala dan tengkuk berbintik.[5] Bagian bawah kuning kemerahan, tidak kecoklatan seperti dalam S. concolor.[10] Sebagian besar ekor mirip dalam warna ke tubuh, tapi ujung adalah coklat kekuningan. Bagian dalam telinga eksternal yang berbulu (pinna) adalah kuning kemerahan. Kaki luas telanjang bawah, dengan kulit telanjang kekuningan di kaki depan dan coklat gelap pada kaki belakang, dan menunjukkan bantalan menonjol. Masing-masing dari lima jari pada kaki bagian depan dan belakang memiliki cakar panjang, gelap coklat. Ada deretan rambut kaku sepanjang tepi luar dari kaki.[5] Sebaliknya, S. concolor memiliki kaki sempit dengan bantalan yang kurang berkembang.[10] Dalam S. durrelli, bulu panjang dan lembut.[5]

Black-and-white image of a mongoose-like animal on a rock
Musang berekor coklat (Salanoia concolor), kerabat terdekat S. durrelli (ekor di lempengan ini tidak lengkap)[11]

Dalam spesimen holotipe, seekor betina, panjang kepala dan tubuh adalah 310 mm (12,2 in), panjang ekor adalah 210 mm (8,3 in), panjang kaki belakang adalah 66,8 mm (2,63 in), panjang telinga adalah 17,5 mm (0,69 in), dan massa tubuh adalah 675 g (24 oz). Dalam spesimen lain, seekor jantan yang ditangkap dan dilepaskan, panjang kepala dan tubuh sekitar 330 mm (13 in), panjang ekor sekitar 175 mm (6,9 in), dan massa tubuh adalah 600 g (21 oz).[5] Berdasarkan data-data yang terbatas, S. durrelli mungkin sedikit lebih kecil dari musang berekor coklat.[10]

Tengkorak umumnya menyerupai musang berekor coklat, namun rostrum (bagian depan) adalah luas dan mendalam, tulang hidung yang luas dan pendek, dan wilayah langit-langit yang luas. Mandibula (rahang bawah) adalah kuat dan menunjukkan proses koronoideus (proyeksi di belakang tulang) tinggi, curam naik.[10] Analisis statistik dari pengukuran tengkorak dan gigi secara kuat memisahkan S. durrelli dari spesimen dari musang berekor coklat.[12]

Salanoia durrelli memiliki gigi yang lebih kuat daripada musang berekor coklat; gigi memiliki area permukaan yang lebih besar.[10] Gigi seri atas pertama dan kedua lebih kecil dari yang ketiga, yang dipisahkan oleh diastema (celah) yang jelas dari gigi taring.[13] Gigi taringnya lebih kuat daripada di musang berekor coklat. Premolar atas pertama adalah kecil, tapi yang kedua dan ketiga lebih besar; dua gigi ini lebih pendek dan lebih luas daripada musang berekor coklat.[14] Premolar keempat adalah besar, seperti molar pertama.[13] Molar atas kedua adalah kurang dari sepertiga ukuran molar pertama, dan lebih tereduksi dibandingkan dengan musang berekor coklat, yaitu sekitar dua pertiga ukuran molar pertama.[14] Gigi seri bawah pertama adalah lebih kecil dibandingkan dengan dua lainnya. Gigi taring, premolar, dan molar bawah pertama yang berkembang dengan baik. Molar kedua adalah luas,[13] tetapi lebih kecil daripada di musang berekor coklat.[14]

Distribusi, habitat, dan perilaku

Salanoia durrelli telah tercatat di Andreba, daerah berawa di 750 m (2.460 kaki) di atas permukaan laut di pantai timur Lac Alaotra.[5] Keberadaan terdekat dari musang berekor coklat adalah sekitar 55 km (35 mil) dari Alaotra. Spesimen yang pertama diamati berenang; mungkin telah melarikan diri dari aktivitas manusia di pantai. Dua spesimen lainnya tertangkap di tikar vegetasi mengambang. Dengan demikian, S. durrelli hidup di habitat rawa–sangat berbeda dari musang berekor coklat yang tinggal di hutan. S. durrelli dapat menggunakan gigi yang kuat untuk memakan mangsa dengan bagian keras, seperti krustasea dan moluska, selain vertebrata kecil, bukannya serangga yang dimakan oleh musang berekor coklat. Memang, dua spesimen S. durrelli ditangkap menggunakan perangkap berumpan dengan ikan dan daging. S. durrelli mirip dalam banyak hal dengan garangan rawa Afrika (Atilax paludinosa) daratan yang lebih besar, sebuah karnivora penghuni lahan basah yang juga menggunakan tikar vegetasi untuk makan dan tidur.[15]

Status konservasi

Habitat yang unik dari Lac Alaotra terancam oleh polusi, perusakan rawa-rawa untuk pembangunan sawah, pengambilan ikan berlebihan dan spesies pendatang seperti ikan eksotis, tanaman, tikus hitam (Rattus rattus) dan musang kecil India (Viverricula indica), Carnivora kecil yang lain.[16] Seekor burung terbatas ke daerah itu, grebe Alaotra (Tachybaptus rufolavatus), dinyatakan punah pada tahun 2010[17] dan populasi lemur bambu turun sekitar 30% dari tahun 1994 hingga 1999.[18] Sebagai spesies yang terdistribusi secara sempit dengan populasi kecil, S. durrelli kemungkinan akan terancam oleh degradasi habitat dan mungkin persaingan dengan musang kecil India dan tikus hitam, tetapi status konservasi belum secara resmi dinilai. DWCT bekerja untuk melestarikan daerah Lac Alaotra dan daerah itu telah ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi.[16]

Referensi

  1. ^ Durbin et al., 2010, figure 1
  2. ^ Gill, 2010
  3. ^ a b Durbin et al., 2010, p. 342
  4. ^ Durbin et al., 2010, p. 341
  5. ^ a b c d e f Durbin et al., 2010, p. 346
  6. ^ Garbutt, 1999, p. 140
  7. ^ Durbin et al., 2010, pp. 345–346
  8. ^ Durbin et al., 2010, pp. 351–352
  9. ^ Garbutt, 2007, p. 219
  10. ^ a b c d e f Durbin et al., 2010, p. 348
  11. ^ Geoffroy Saint-Hilaire, 1839; cf. Garbutt, 2007, pp. 219–220
  12. ^ Durbin et al., 2010, p. 344
  13. ^ a b c Durbin et al., 2010, p. 347
  14. ^ a b c Durbin et al., 2010, p. 349
  15. ^ Durbin et al., 2010, p. 350
  16. ^ a b Durbin et al., 2010, p. 352
  17. ^ BirdLife International, 2010
  18. ^ Mutschler et al., 2001

Literatur yang dikutip