Isaac Le Maire
Isaac Le Maire (1558/1559 – 20 September 1624) adalah seorang pengusaha dan investor berkebangsaan Walonia yang lahir di Kota Tournai (sekarang Belgia).[1] Dia adalah pedagang di Laut Baltik dan Laut Mediterania, serta direktur Brabantsche Compagnie. Pada saat Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) berdiri tahun 1602, dia juga merupakan salah satu administrator dan pemegang saham terpenting. Setelah dikeluarkan dari VOC, Isaac Le Maire mendirikan Australische Compagnie (Perusahaan Dagang Australia) pada tahun 1614, bersama Pieter Clemensz Kies, Jan Clemensz Kies, Jan Jansz Molenwerf, dan Cornelis Segers, dengan dukungan masyarakat provinsi Hoorn. Pelayaran Australische Compagnie mengarah pada penemuan Cape Horn, pulau paling selatan di Benua Amerika.
Isaac Le Maire memiliki empat saudara laki-laki, tiga di antaranya adalah pedagang.[2] Ketika Spanyol menaklukan Tornai pada 1581, dia melarikan diri ke Antwerp. Pada 1584 namanya sudah tercatat sebagai sadagar kaya di Antwerp dan kapten milisi Antwerp yang memberontak pada Spanyol. Ketika Antwerp jatuh pada 1585, dia terpaksa melarikan diri ke Belanda hingga meninggal di sana tahun 1624. Dalam pengungsiannya, Isaac Le Maire menikah dengan Maria Jacobsdr pada 1585 di Amsterdam, dan mereka dikarunia 22 anak.[3] Di antara para putranya, terdapat nama Jacob Le Maire yang dikenal sebagai penjelajah, dan Maximilaen Le Maire yang menjadi kepala VOC pertama di Jepang.
Catatan Kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ The name has many spelling variants, f.i. Lameer or Lemaire. In modern history only the name Le Maire "used.
- ^ Around 1600 Isaacs brother Pieter Le Maire was appointed agent for Isaac in Hamburg, together with Andries Silmer and Jacques Bernarts. David le Maire established himself in 1604 in Livorno, and when he died in 1617 he was replaced by Isaacs third brother, Solomon le Maire. Wijnroks pp. 254-255
- ^ Certificates of baptism, Amsterdam Municipal Archives.[pranala nonaktif permanen] From the 22 children, approximately 8 died young. At his death, 9 children were registered in his last will. Schoorl pp. 176-177